News

Ikon Jazz Italia, Enrico Rava hadir di Jakarta

Enrico Rava, ikon jazz Italia, akan menghibur penggemar Jazz di Indonesia khususnya Jakarta. Malam ini Selasa 20 Oktober 2015, Rava akan berimprovisasi bersama Soupstar, generasi muda musikus jazz Italia, di Auditorium Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta.

Eropa mengenal musik jazz Amerika saat perang dunia pertama. Italia mengenal musik baru ini lebih dulu ketika penyanyi dan penari Creole tampil di Eden Theatre di Kota Milan pada 1904. Pada masa rezim fasis, jazz Amerika ini tetap populer.

Enrico Rava, Photo by Joanna Stoga
Enrico Rava, Photo by Joanna Stoga

Enrico Rava, 76 tahun – kelahiran Trieste, Italia, Agustus 1939, dikenal sebagai pemain musik trompet jazz. Bentang karir bermusik hampir setengah abad, Enrico sukses berevolusi dan berinovasi, dengan mudah menempatkan diri pada teritori jazz tradisional, bebop, hingga avant-garde sekalipun.

Aslinya, sang maestro memainkan trombon, tapi beralih ke trompet setelah mendengar Miles Davis. Dia memulai karya komersialnya dengan menjadi anggota quintet Gato Barberi pada pertengahan 1960-an. Pada 1967, Rava pindah ke New York. Di kota ini, dia mengembangkan musiknya dengan sejumlah musikus jazz ternama.

Enrico Rava with Soupstar
Enrico Rava with Soupstar, photo by Paolo Soriani

Rava telah menerbitkan sejumlah cakram rekaman yang banyak dipengaruhi musikus Bix Beiderbecke, Louis Armstrong, Chet Baker, hingga Miles Davis. Di Jakarta, Rava akan berbagi panggung dengan Giovanni Guidi and Gianluca Petrella, duo Soupstar, generasi muda musikus jazz Italia. Guidi merupakan pianis sekaligus duta Umbria—salah satu wilayah di Italia. Guidi dikenal atas komitmennya menyebarkan budaya musik Italia. Sedangkan Petrella ditulis oleh majalah jazz Amerika, Downbeat, sebagai pemain trombon terbaik dunia.

WartaJazz telah menulis beberapa artikel mengenai kiprah Enrico Rava, termasuk albumnya Enrico Rava Quintet – Tribe yang dilansir oleh ECM Records. Album yang memuat track bernuansa elusif mengalir halus waktu mendengarkan “Incognito” yang beralih melankolia untuk nomor “Tears for Neda.” Preferensi impresionistik terasa sekali saat dimainkan komposisi “Song Tree” yang melodius, pada title track “Tribe,” bentuknya seperti ritus tarian dengan aksen berupa ritme ostinatik drum. Sebagai konklusi adalah dialog improvisasi bebas yang terkesan sendu dalam trek penutup “Improvisation.”

***

Ada 400 kursi tersedia untuk menyaksikan penampilan Rava, Guidi, dan Petrella. Pengunjung hanya perlu mereservasi kursi dengan menghubungi IIC pada nomor telepon 021 3927531-2 atau mengirim e-mail ke eventi@itacultjkt.or.id. Konser ini merupakan bagian dari Pekan Bahasa Italia Dunia yang digelar Kedutaan Besar Italia bersama IIC.

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker