InterviewNews

Interview bersama Tritone, grup dengan tiga gitaris muda

Tritone
Tritone

Kelompok Tritone merupakan grup muda dalam blantika musik Jazz Indonesia. Terdiri dari Tiyo Alibasjah (gitar), Aditya Bayu (gitar), Indra Prasetyo (gitar), Deska Anugrah (drums) dan Zoltan Renaldi (bass)

Tiyo Alibashah dikenal sebagai session player untuk beberapa band Jazz di Indonesia seperti Otti Jamalis, Syaharani, Pitoelas bigband, Dony Koeswinarno bigband, Monita Tahalea, dan Sierra Soetedjo.

Aditya Bayu adalah gitaris berlatar belakang aliran musik fusion ini telah berkontribusi mengiringi beberapa musisi Indonesia diantaranya Indro Hardjodikoro, Krisna Balagita, dan juga Dion Idol.

Indra Prasetyo memiliki berlatar belakang sebagai gitaris beraliran musik fusion rock ini lebih dikenal sebagai session player untuk beberapa artis pop Indonesia seperti Tompi, Mike Mohede, Abdul Coffee Theory, Yovie Widianto.

Deska Anugrah lahir di Yogyakarta semenjak tahun 2004 turut meramaikan industri musik Jazz di Indonesia dengan keterlibatannya bersama Bubi Chen sebagai drummer dalam Sunday Jazz with Bubi Chen, dan juga Indra Lesmana dalam Jazz Night with Indra Lesmana. Hingga tahun 2014, Deska turut membantu banyak musisi Indonesia seperti Fariz RM, Yance Manusama, Otti Jamalus, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, Kadek Rihardika, Glen Dauna, Dewa Budjana, Tompi, Barry Likumahuwa, Lian panggabean, Robert Mulyarahardja, dan Glenn Fredly.

Zoltan Renaldi adalah bassis yang selain membantu beberapa produser ternama Indonesia seperti Andi Rianto, dan Tohpati; Zoltan Renaldi juga telah mengiringi banyak penyanyi pop seperti Christian Bautista, Matthew Sayerz, Marcell, Dewi Sandra, Afgan.

***

WartaJazz mewawancarai kelompok ini sehubungan dengan dirilisnya album perdana Tritone yang bertajuk sama alias self-titled. Berikut ini petikannya:

WartaJazz: Boleh diceritakan kapan pertama kalinya kaliantritone-cover bertemu dan Tritone lahir?

TiyoAlibasjahPertengahan 2013 beberapa dari kami (Indra, Saya dan Deska) bertemu di Jazz Gunung Bromo dan merencanakan project ini, kemudian Februari 2014 saya, Indra dan Adit memutuskan untuk menamai project ini Tritone dan.mulai berlatih dan membuat lagu, kemudian februari Aldi join dan terbentuklah Tritone formasi tetap yg hingga sekarang ini
Aditya Bayu: Awalnya dari iseng-iseng di twitter Tiyo, Indra dan saya becandaan eh lama-lama ke bikin project

WJ: Apakah kalian sudah satu grup saat bertemu di Bromo?

TiyoAlibasjahKami masing-masing beda group waktu pertemuan.awal tsb

WJ: Nama Tritone siapa yang mengusulkan dan apa maknanya?.

Tiyo Alibasjah: Aditya Bayu. Artinya 3 tone gitar yang berbeda (jazz, fusion, rock).

WJ: Tritone sudah punya pengalaman manggung dimana saja sampai album dibungkus?

Aditya Bayu: Pertama kali kami manggung di JJF 2014, kemudian JJF 2015, lainnya Indonesia Jazz Festival 2015, Bogor Jazz Reunion 2015, Sudden Jazz, Fusion Jungle

WJ: Bagaimana masing-masing Gitaris melihat karakter permainan gitaris lain yang ada di Tritone ini?

Tritone
Tritone

Tiyo AlibasjahBagi saya, Aditya Bayu adalah gitaris dgn pengetahuan tehnik yang luar biasa, juga sangat hebat dalam membuat komposisi, bisa dilihat dari karya-karyanya di album ini. Indra Prasetyo sudah pasti punya skill dan tehnik bermain diatas rata-rata dan saya sangat suka gaya funky dan rocknya yg kental.
Aditya Bayu: Tiyo Alibasjah itu cool, tenang, konsisten di hollow body guitar jazz, swing + ballad + bossa) sementara Indra Prasetyo memiliki gitar rock+fusion+funk teknik dan penguasaan soundnya sangat bagus.

WJ: Siapa yang lebih memainkan unsur tone jazz fusion rock?

Tiyo Alibasjah: Jazz lebih ke hollow body saya mas, fusion di guitar synth nya Adit dan progressive rock di gitar Indra, progressive rock di gitar Indra

WJ: Apa arti musik jazz bagi kalian dan pendapat pribadi tentang jazz?

Deska: jazz itu budaya dan bahasa
Aditya Bayu: Jazz adl ekspresi dan improvisasi
Tiyo Alibasjah: Jazz = budaya, bahasa dan seni yang terjadi saat itu juga
Indra Prasetyo: Jazz adalah musik elegan yg bisa dipelajari/dimainkan/dinikmati oleh siapapun. Musik yang berkelas tapi mendunia.

WJ: Siapa influence masing-masing dari kalian dalam bermusik?

Tiyo Alibasjah: Oele Pattiselanno, Kenny Burrell, Jim Hall, Bill Evans dan A.C Jobim
Aditya BayuPat Metheny, Eric Johnson
Indra Prasetyo: Scott Henderson, Greg Howe, Casiopea, Tohpati, John Scofield.
Zoltan Renaldi: Influence charles mingus, michael manring, lyle mays, jaco, dll
Deska: Jeff Hamilton, Mark Guiliana, Edu Ribeiro, Byron Landham,dll

WJ: Ceritakan proses pembuatan album kalian yang perdana ini?

Indra Prasetyo: proses pengerjaan album ini memakan waktu kurang lebih 1 tahun . Karena mengingat personil tritone juga session player. Jadi jadwal harus disesuaikan terus untuk rekaman kami pakai konsep semi live.
Zoltan Renaldi: Betul…betul

WJ: Dimana rekaman dan mixing/masteringnya?

Tiyo Alibashah : Direkam dan dimixing mastering di Gita Karunia.Media oleh Yehuda (produser) dan Yusuf Albantani (sound engineer). Mastering dgn Ko Kinwi

WJ: Siapa yang mendesain cover ?

Tiyo AlibasjahSebastian Supusepa

WJ: Boleh dijelaskan siapa saja pencipta lagu dari masing-masing karya?

Aditya BayuLagu saya Senja, Tiga sahabat, Juwita, JBF, Pulang. Tiyo menciptakan Early morning blues, Lazy Day, Will always be you sedangkan Fun with k dan Watchout milik Indra.

WJ: Lagu-lagu tersebut bercerita soal apa saja?

Tiyo Alibasjah: Early morning blues bercerita ttg bersyukur waktu bangun subuh, Lazy Day ttg kemalasan saya berlatih gitar di hari itu, Will always be you ttg cinta yg mendalam dan.penuh likaliku dari seorang laki2 kpd perempuan.
Aditya Bayu: Senja(ceritany menikmati suasana sore desa sambil minum kopi ). Tiga sahabat (lagu yg saya buat untuk 3 gitaris tritone,bercerita ttng pertemanan).pulang(bercerita suasana ketika pulang kkampung halaman).JBF(lagu yg saya buat karena abis dengerin james brown). Juwita(lagu tentang mengagumi sosok wanita)
Indra Prasetyo: Fun with K : istilahnya diplesetin sih yang bermaksud seneng main musik funk. Funk menurut sy adalah musik yang bisa membuat pendengar dansa /joget.. Jd saya senang sekali bermain funk kl bisa membuat joget pendengar

WJ: Lagu mana yang jadi andalan Tritone?

Tiyo Alibasjah: Pulang mas.

WJ: Adit mungkin bisa mengelaborasi lebih dalam, Pulang ini gimana ceritanya?

Aditya Bayu: Lagu pulang yang menceritakan suasana rumah dikampung di Purwokerto yg santai, tenang ato istilahny woles(selow)mas

WJ; Ada cerita seru apa dibalik penggarapan album ini ?

Aditya Bayu: Paling seru adalah sebelum mau rekaman pertama kali banget mati listrik lama, jadinya kami nungguin tapi kelamaan jadinya diundur.

WJ: Apa track pertama yang direkam ?

Aditya Bayu: Kalo gak salah lagu Tiga sahabat

WJ: ada kesulitan yang dihadapi saat rekaman ini?

Aditya Bayu: Kesulitan pembagian pada saat isi-isian dibagian lagu-lagunya, kalo pas bagian solo semuanya aman. Kebetulan kami rekam track semi live buat ngambil drum dulu.abis itu baru gitar-gitar dan bass
Tiyo Alibasjah: Gak ada sih mas. Paling kita nabung solo aja pilih yang paling ok.

WJ: Apa rencana tritone kedepan dan tahun depan ?.

Tiyo Alibasjah: Rencana main sebanyak banyaknya mas. InsyaAllah tanggal 21 Desember Tritone akan main di iCan Studio Live dan 28 Desember di RollingStone Cafe.
Indra Prasetyo: Rencana Tritone tahun depan masih mempromosikan album ini semaksimal mungkin dan sekalian ngumpulin materi untuk next album…doakan ya maaas

WJ: Jika ada kesempatan berkolaborasi, siapa musisi yg mau diajak dalam/luar negeri.

Aditya Bayu: Blm ada kepikiran sih, kami lagi ngompakin bandnya dulu biar dapet mood seenak mungkin pada saat perform.

WJ: Bagaimana tritone melihat perkembangan musik jazz di Indonesia. 

Aditya Bayu: Perkembangan jazz d indonesia semakin maju dengan semakin banyaknya festival jazz diberbagai daerah di indonesia
Zoltan Renaldi: Oh iya mas.. Jazz indonesia bagus… Berkembang. Salut untuk pemain2 veteran yang udah main jazz duluan, sebelum jazz jadi “lifestyle” seperti skrg, mereka sudah konsisten dengan jalannya. Ga ada mereka Jazz [di] indonesia gak akan seperti sekarang
Indra Prasetyo: Musik jazz di Indonesia sudah semakin maju. Selain adanya festival jazz, kemajuan juga diiringi oleh banyaknya komunitas jazz di setiap kota. Hal itu mendukung majunya musik jazz di indonesia.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker