

Jeane Phialsa atau biasa dipanggil Alsa baru saja merilis album solonya. Drummer perempuan ini merilis album berjudul The Moment With You. WartaJazz mewawancarai anggota dari Starlite , Fusion Stuff ini untuk menggali lebih dalam tentang apa yang dikerjakannya. Berikut ini petikannya:
WartaJazz: Boleh Alsa memperkenalkan diri terlebih dahulu, mungkin banyak pembaca yang belum familiar?
Jeane Phialsa/Alsa: Saya Jeane Phialsa atau biasa dipanggil Alsa. Lahir tanggal 4 Juni 1993. Umurku skrg 22 tahun. Mulai belajar drum dari umur 8 tahun di Salah satu sekolah musik dengan guru pertama saya bernama mas Endro.
Sekarang saya aktif menjadi session player seperti pernah bekerjasama dengan Erwin Gutawa orchestra, Aminoto Kosin, Tohpati Bigband, Rieka Roslan, Fusion Stuff, Starlite dan masih banyak lagi.
WartaJazz: Apa yang melatar belakangi dirilisnya album solomu ini?
Alsa: Selama karir bermusik, saya selalu di direct oleh music director dalam sebuah band, mengikuti partitur yang sudah ada dan kesulitan untuk berekspresi. Begitu juga dalam sebuah project bersama seperti Fusion Stuff dan Starlite. Untuk itu saya ingin mewujudkan visualisasi dan imaginasi saya yang sudah lama ada di otak saya dalam sebuah album.
Memperlihatkan sisi lain saya dari seorang drummer.
WartaJazz: Kenapa memilih judul The Moment With You
Alsa: Seluruh isi dalam album pertama saya itu adalah bentuk visualisasi yang saya wujudkan dalam bentuk musik ketika bersama org2 yang selalu mensupport saya. Orang tua, sahabat, orang-orang yang selalu melihat berkembangan saya dan orang-orang special lainnya. Maka dari itu di namakan The Moment With “You”
WartaJazz: Apa peran Alvin Lubis di album ini ?
Alsa: Alvin Lubis seorang producer partner saya dan mentor bermusik saya sekaligus. Beliau banyak memberikan referensi tentang harmonisasi.
WartaJazz:Apa yang dibayangkan seorang Alsa saat menggarap album The Moment With You
Alsa: Yang dibayangkan saya ketika menggarap album ini bermacam-macam seperti moment bahagia, sedih, menyeramkan dan tentunya masih dalam balutan romantis (karena saya tetap seorang perempuan yang mempunyai sisi romantis hehe), mungkin kedengarannya bukan seperti album drummer karena memang anehnya saya itu selalu jujur dalam bermusik dan tidak muluk2 mempetunjukan kebolehan apalagi hal itu tidak perlu dalam sebuah komposisi. yang ada di dalam benak saya ketika membuat komposisi dan memainkannya adalah musik yang enak di dengar. Itu saja.
WartaJazz: Track yang mana yang pertama kali di rekam. Ada keseruan apa yang terjadi dalam penggarapan album ini ?
Alsa: Track pertama yang direkam adalah lagu the moment with you. Sebenarnya klo boleh diceritakan. Rekaman drum 6 lagu instrumental itu dilakukan hanya dalam 1 shift ketika bulan puasa. Keseruan-nya adalah “ngabuburit” menunggu buka puasa. Sempat ditinggal tidur juga sama producer partner saya ketika sedang saat itu menjadi track engineer saya juga. Hehe. Tetapi semua lancar dan menyenangkan
WartaJazz: Proses rekamannya gak langsung ya? Bisa cerita lebih banyak ?
Alsa: Proses rekamannya memang tidak live krn saya ingin hasil yang maksimal. Pertama saya dan alvin lubis membuat guide dengan menggunakan prootols lalu rekaman drum, rekaman bass lalu gitar yang rata2 hanya memerlukan 1 shift. Untuk track yang diisi oleh mas Tohpati dan mas Indro itu di kirimkan data melalu e-mail saja hehe.
WartaJazz: Materi album ini semuanya baru digarap tahun ini atau sebenernya Alsa sudah mencicil sejak lama?
Alsa: Untuk beberapa lagu memang sudah di garap sejak lama namun masih sangat mentah. Seperti lagu run over the line, the moment with you. Namun sisa-nya di ciptakan tahun ini.
Para pemain dialbum ini mengikuti arahan Alsa atau sudah terbiasa memainkan lagu2 Alsa, sehingga rekamanpun hanya 1 shift ?
Alsa: Pemain dalam album ini memang sudah alsa beri guide terlebih dahulu dan diberi partitur sebelum rekaman. Jadi sebenarnya sudah jelas mau-nya saya seperti apa untuk masing2 komposisi. Namun ketika rekaman tetap diberi arahan namun tidak sulit lagi.
WartaJazz: 11) Bisa diceritakan cerita dibalik dari setiap track ?
Alsa: Run over the line : untuk verse saya membayangkan berjalan santai dalam kerumunan org2 di “rush hour” sambil tersenyum2 tetapi saya sadar saya akan ketinggalan akhirnya dalam reff saya memutuskan untuk berlari namun ada kala-nya harus berjalan santai lagi krn saya tau kapasitas saya.
Seven candles : alsa membayangkan sebuah pertemuan candle light dinner yang romantis.
Jungle trip : perjalanan di hutan liar yang menyeramkan namun mempunyai keindahan alam tersendiri
Grow with you (cipt. Alvin Lubis) saya tidak tahu apa yang di otak beliau hehe
So Funny : alsa lebih membayangkan hal yang bahagia, lucu yang membuat hati selalu senang saja.
WartaJazz: 12) Ada kesulitan yang dihadapi hingga album ini dirilis?
Alsa: Kesulitannya krn saya benar mengurus semua nya sendiri dari mulai produksi musik, produksi artwork, distribusi hingga launching. Membuat saya cukup dibuat pusing namun hal tersebut membuat banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga yang tidak pernah saya dapatkan
WartaJazz: Format Alsa the Moment with You siapa aja kalau untuk pertunjukan live ?
Alsa: Untuk live saya formatnya quartet sejauh ini masih dibantu oleh Alvin Lubis di piano/synth, Adenanda Revano di electric bass, Karty Rosen di Gitar. Namun sebenarnya tidak ada personil tetap di dalamnya. Karena musisi kadang mempunyai kesibukan sendiri2. Jadi siapa saja memungkinkan untuk bermain di dalam alsa quartet.
WartaJazz: Apa rencana kedepan?
Alsa: Rencana ke depan pasti-nya terus berkarya menciptakan hal-hal yang baru lagi.
WartaJazz: apa arti jazz bagi seorang alsa?
Alsa: Jazz itu buat saya adalah sebuah kebebasan dalam mengekspresikan diri.
WartaJazz: Bagaimana alsa melihat dunia musik tanah air khususnya jazz?
Alsa: Skrg dunia musik Indonesia khususnya jazz sudah sangat maju, skrg banyak sekali musisi muda yang semangat untuk berkarya diiringi banyak-nya jazz festival yang menjamur di seluruh Indonesia
WartaJazz: ada plan tour promo?
Alsa: Untuk tour promo Alsa sedang mengusahakan untuk banyak bermain di komunitas jazz dan jazz2 festival karena hanya di situlah pasar musik Jazz