Chris Botti Gantian Menampilkan Sting

Karib bermusik Chris Botti–Sting belakangan kerap berbagi panggung kembali dalam atmosfer intim klub Blue Note New York–semacam seri artis residen bagi grup Botti–hingga memutuskan untuk tukar peran, tur grup Botti menampilkan Sting. Maklum, biasanya Sting bintangnya, sedangkan Botti diboyong serta seperti halnya tur Brand New Day lebih dari satu dekade lalu. Bicara soal bintang, Sting sebenarnya bukan sosok yang pelit beri sorot panggung bagi personil pendukungnya dan tur yang singgah di BNI Java Jazz Festival 2016 (JJF) juga bukanlah pertama kalinya bagi peniup terompet berusia 53 tahun ini untuk tampil sebaliknya di depan. “In the Wee Small Hours of the Morning” atau “My Funny Valentine” yang populer berkat versi banyak crooner adalah contoh kontribusi vokal Sting untuk Botti.
Sting bukanlah perselingkuhan vokal pertama Botti. Selulusnya dari Universitas Indiana, Botti digandeng sejumlah penyanyi seperti Aretha Franklin, Natalie Cole, Joni Mitchell, di awal karirnya sebagai pemain sesi. Yang cukup lama adalah lima tahun dengan Paul Simon sebelum cabut untuk merilis debut solo “First Wish” (Verve, 1995). Peniup terompet ber-mouthpiece klasik pabrikan 1926 ini lanjut dengan “Midnight Without You” dan “Slowing Down the World” di label yang sama yang semakin mengukuhkan arah musikalnya pada saling-silang pop dan jazz.
Kharisma hangat Christopher Stephen “Chris” Botti berpadu permainan lirikal mampu membangun mood pendengar luasnya. Reputasi itu adalah juga pengaruh kuat Sting yang berujung rekaman “Night Sessions” (Sony Music, 2001) saat intensif menjadi solois Brand New Day, sampai pada 2013, Botti diganjar Grammy untuk kategori yang mewakili jejak rekamnya, yaitu album instrumental pop terbaik bagi rekaman “Impressions“.
Bukan hanya Botti, di belakang Sting musisi jazz Branford Marsalis dan Christian McBride juga punya hubungan spesial dari waktu ke waktu. Laiknya Botti meminjam idiom pengembaraan dari musik Sting, mereka pun tak urung dari relasi pengaruh timbal-balik yang setara. Ingatan musikal pertama Sting adalah ibunya memainkan tango, membuat gerakan kaki aneh di atas pedal piano–setelah dewasa baru diketahuinya sebagai dinamika keras-lembut. Obsesi musik seolah mengawalnya sejak kecil. Dari mengamen jazz di sela-sela mengajar sambil kuliah nama sohornya pun berasal, yaitu julukan pemimpin Big Band yang pernah menaungi hari-hari awal Gordon Matthew Thomas Sumner karena berpakaian mirip warna hitam-kuning lebah. Sting jelas bukan alien di jazz, Englishman inipun adalah sekaligus jazzman yang membawa warisan heterogen itu ke pintu-pintu banyak rumah di dunia tanpa klaim jadi dutanya. Cuma sederhana pintanya, jangan dipanggil Gordon.