NewsProfile

Seun Kuti & Egypt 80 – Perjuangan lewat Musik

Seun Kuti
Seun Kuti

You bring pain, People power/You bring tears, People power/You bring pain,People power/You bring tears, People power/You bring suffering, People power/To my people, People power/International Mother Fucker eh You bring pain, People power…/I say na so so cheating from the IMF/So much lying from the IMF/So much stealing from the IMF/So much killing from the IMF/Manipulation from the IMF…

Lirik lagu bertitel IMF dari album terbaru musisi Seun Kuti & Egypt 80 yang bertitel A Long Way to the Beginning, sebuah lirik yang bersifat politis, bernada satir, menyindir suatu badan dunia IMF (international Monetery Fund) yang dalam lagu ini “diplesetkan” singkatannya menjadi “International Mother Fucker”, sebuah sindiran sekaligus pernyataan sikap protes terhadap penindasan yang berselubung bantuan dan dialami oleh negara-negara Afrika.

Mewarisi group Egypt 80 dari mendiang ayahnya musisi kharismatik asal Nigeria Fela Anikulapo Kuti, Seun anak bungsu yang bernama asli Oluseun Anikulapo Kuti meneruskan semangat ayahnya lewat musik, memperjuangkan hak-hak keseteraan dan politik masyarakat Afrika dari ketertindasan.

Masih membawa warna music Afrobeat ciptaan Fela Kuti, unsur-unsur ritme afrika yang disimbiosiskan dengan music jazz, funk, soul dan blues, Sean seolah menjadi reinkarnasi sang ayah. Album “A Long Way to the Beginning” membuktikan hal itu, album yang diproduseri oleh musisi Robert Glasper ini sarat dengan pernyataan-pernyataan sosial dan politik.

Sean Kuti menjadi penyanyi utama dan bermain saxophone di Egypt 80 sepeninggal ayahnya pada saat dia berumur 14 tahun dan setelah itu dia menjadi leader dari grup ini. Seun tidak hanya membawa Egypt 80 ke arah musikalitas yang lebih luas tapi juga ke audien yang lebih luas dengan banyak tour keliling dunia.

Seun juga bekerjasama dengan para musisi-musisi dunia seperti Brian Eno yang memproduseri album Egypt 80 “From Africa with Fury: Rise”.

Lewat Sean Kuti & Egypt 80 membuat kita percaya bahwa musik masih bisa menjadi alat perjuangan, dan masih terkoneksi dengan kondisi sosial dan politik suatu masayarakat pendukungnya. Seun Kuti & Egypt 80 patut untuk diapresiasi terutama yang masih eprcaya bahwa musik dapat membawa suatu perubahan.

 

 

Ajie Wartono

Memimpin divisi Projects & Event Management. Pernah mengikuti Dutch Jazz Meeting di Amsterdam, Belanda. Selama dua tahun dipercaya menjadi Ketua Festival Kesenian Yogyakarta (2007, 2008) selain sebagai Program Director, Bali Jazz Festival dan Ngayogjazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker