Tampil Apik, Erucakra And C Man Pukau Penggemar Jazz Korea Selatan

Musisi asal Indonesia terus membuktikan kualitas di luar negeri. Terbaru, Erucakra & C Man sebagai grup musik jazz asal Medan tampil sebagai satu-satunya band dari tanah air di ajang dunia Festival Jazz Dunia di Daegu, Korea Selatan.
Mereka unjuk aksi dengan membawakan musik bernuansa neo progressive jazz. Ini merupakan kali kedua Erucakra & C Man tampil di negeri gingseng tersebut. Sebelumnya mereka menghentak di Yongin Global Jazz Festival (YGJF) tahun 2015.
Anak-anak Medan ini menggoyang publik Korea Selatan di antara musisi jazz dunia lainnya, baik yang berasal dari Korea Selatan, Amerika Serikat, Kuba, dan lainnya.
Event bergengsi bertajuk Daegu International Jazz Festival (DIJF) yang telah digelar sembilan kali ini menghadirkan sekitar 40 musisi jazz dunia.
Nama beken di dunia jazz seperti Spyro Gyra, Tuck & Patti, Jerry Seeco, Jason Lindner, Justin Tyson, Park Wan Kyu, Antonio M.Hart, ALi, dan Son Seungyeon, Phil Yoon Group hadir di beberapa panggung yang tersebar di Dongseong-Ro kawasan padat di distrik Daegu.
Panggung tempat Erucakra & C Man tampil berada di tengah kawasan, tepatnya di persimpangan, yang khusus disediakan bagi pengunjung untuk rehat di tengah keramaian.
Tidak mengherankan, di tempat yang strategis ini banyak penonton menyaksikan festival jazz tersebut. Baik pengunjung yang singgah maupun yang secara khusus datang untuk menyaksikan penampilan musik jazz kelas dunia.
Erucakra & C Man terdiri dari Erucakra Mahameru (Lead Guitar & Vocals), Radhian Syuhada (Bass & Backing Vocals), Heri Syahputra (Keyboard & Synthesizer), Rusfian Karim (Drums), Brian Harefa (Saxophone/Nias Ethnic Vocal) dan Omar Yusuf (Aceh Ethnic/Rapai Vocal). Mereka tampil secara totalitas dan aktraktif di panggung. Hal itu ternyata menjadi daya tarik sendiri.
Band ini membawakan empat lagu dengan repertoar sebagai berikut, Hom-Hom yang merupakan karya Omar Yusuf dengan aransemen C Man. Hom-Hom mengetengahkan unsur nyanyian tradisi Rapai Aceh yang terkenal hingga ke mancanegara.
Lagu kedua berjudul Hold On yang merupakan karya Erucakra Mahameru dengan aransemen C Man. Lagu ini barangkali merupakan karya C Man yang lebih memiliki nuansa yang diterima banyak penggemar neo progressive jazz sebagai sosial komunikasi.
Selanjutnya, lagu yang dibawakan Balap Liar. Lagu ini termasuk spesial karena sebelumnya telah ditampilkan di Korea Selatan dan disiarkan ulang di seluruh Korea oleh televisi terbesar Asia SkyTV Korea.
Komposisi Balap Liar mengetengahkan unsur tradisi Koplo Jawa dan Karo yang banyak menjadi perhatian jutaan pemirsa televisi Jazz di seluruh Korea.
Penampilan pamungkas ditutup dengan lagu Selayang Pandang yang sangat kental nuansa etnik Melayu. Lagu ini semakin menegaskan keberadaan Erucakra & C Man sebagai pengusung utama neo progressive jazz yang mengandung unsur etnik nusantara.
“Erucakra dan C Man menjadi grup jazz populer di Korea,” kata Profesor Sang-Jik Lee, guru besar di Daegu Arts University sebagai salah seorang komite penyelenggara kegiatan DIJF melalui siaran pers yang diterima JawaPos.com, Rabu (7/9).
“Karya Erucakra & C Man unik dengan unsur hentakannya. Saya sangat tertarik,” sambungnya.
Di arena festival yang berlangsung 29 Agustus hingga 3 September 2016 tersebut, publik Korea Selatan, baik masyarakat umum maupun para scholar musik menikmati evolusi jazz bernama neo progressive jazz yang digagas pertama sekali oleh Erucakra Mahameru.
Aliran ini tentu menarik perhatian terutama bagi penggemar legendaris jazz fusion dan experimental seperti Miles Davis, John Coltrane, Frank Zappa, dan lainnya.