Sudah menjadi tradisi jika Ngayogjazz kembali hadir di pedesaan. Pada penyelenggaraan tahun ke-10 ini panitia mengambil tempat di dusun Kwagon, Sidorejo, Sleman, Yogyakarta dan akan digelar pada Sabtu (19/11) besok. Konsep jazz di pedesaan masih menjadi konsep acara tahunan tersebut. Lalu apa yang menarik dari gelaran tahun ini?
Tema “Hamemangun Karyenak Jazzing Sasama” menjadi hal yang menarik untuk dicermati. Ngayogjazz seakan tak hanya menjadi ajang petunjukan jazz, namun juga sebagai wadah bagi setiap orang yang hadir untuk berbagi kebahagiaan. Pesan berbagi kebahagiaan dan kedamaian menjadi agenda utama dibalik pemilihan tema ini, mengingat musik jazz mampu menjadi medium.
Konsistensi memadukan tradisi dan modern dalam setiap penyelenggaraan, membuat Ngayogjazz tak hanya sebatas pertunjukan musik. Hal ini terlihat dari daftar penampil yang tak hanya berisi pemusik jazz dari berbagai aliran, namun juga masyarakat Kwagon sendiri yang akan menampilkan kesenian tradisional mereka. Tak hanya itu, dalam prosesnya, Ngayogjazz bersama masyarakat setempat juga melibatkan tradisi seperti pemilihan bahan baku utama artistik yang sebagian besar berasal dari alam yaitu bambu serta workshop artistik dalam bentuk gotong royong sebagai bentuk kolaborasi masyarakat setempat dengan penyelenggara.
Hal lain yang menarik dari gelaran ini adalah pemilihan nama tujuh panggung yang diambil dari nama-nama genteng, yaitu Krepus, Kripik, Wuwung, Kodok, Garuda, Paris, dan Morando. Seperti yang dipaparkan Sukiman, Kepala Padukuhan Kwagon. Dalam jumpa pers di The Alana Hotel and Conention Centre kemarin, ia menuturkan dusun Kwagon senantiasa menjaga tradisi dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya yang mayoritas berprofesi sebagai pengrajin genteng.
Sejumlah artis akan meramaikan Ngayogjazz, diantaranya Monita Tahalea, Tohpati, Emerald BEX, Bonita and The Hus Band, Fariz RM, Danny Eriawan Project, Komunitas Jazz Jogja, Jazz Ngisor Ringin, dan sederet artis jazz dari berbagai genre. Mengamati daftar penampil, ada harapan bahwa pertunjukan jazz di pedesaan mampu memberikan apresiasi terhadap musik jazz yang diwakili para musisi dan masyarakat sebagai penikmat. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa menikmati tata artistik kolaborasi masyarakat dengan Frog House di setiap sudut pedesaan Kwagon.
Bagi masyarakat yang berminat menyaksikan gelaran Ngayogjazz, panitia menyediakan berbagai fasilitas seperti shuttle jazz yang akan stand by di dua titik penjemputan yaitu Taman Kuliner Condongcatur dan Jogja National Museum. Jika anda penasaran bagaimana Ngayogjazz kali ini akan digelar, silahkan datang ke Padukuhan Kwagon, Sidorejo, Godean, Sleman. Info lebih lanjut bisa mengunjungi www.ngayogjazz.com.