Bakat musiknya berkembang karena tradisi di lingkungan keluarga, dimana beberapa saudaranya juga sebagai musisi seperti percussionis Dulah Suweileh dan drummer senior di Surabaya Awad Suweileh.
Saat berusia 19 tahun, Karim tampil sebagai musisi profesional dengan menjadi drummer beberapa top band di Surabaya dan bermain di Restaurant Pub dan Hotel juga beberapa pertunjukan musik secara umum.
Ia lalu pindah ke Jakarta pada tahun 1972, lalu bergabung dengan beberapa musisi Jazz Indonesia seperti Nick Mamahit dan Jack Lesmana, dengan mereka ini, mengisi program acara Jazz di TVRI saat itu, yang bernama Nada dan Improvisasi – 2 musisi jazz senior inilah yg menginspirasi dan memberikan pengaruh yang kuat rasa jazz dalam perjalanan kariernya sebagai jazz drummer.
Di tahun 1975 ia bekerja sama dengan Pramaqua yaitu kerjasama antara dua distributor musik Aquarius dan radio Prambors untuk memproduksi beberapa album rekaman Pop Jazz Indonesia. Untuk Project rekaman ini berkolaborasi dengan beberapa musisi seperti Jopie Item, Ruli Johan, Wempie Tanasale, Abadi Soesman, Alex Faraknimella. Juga bersama musisi lainnya seperti Chris Kaihattu dan Yance Manusama membuat beberapa album rekaman, diantaranya dalam album Nada dan Improvisasi.
Di project rekaman ini melibatkan juga beberapa penyanyi seperti Rien Jamain, Nunung Wardiman, Margie Segers, Jackie Bahasoan dan Chris Kaihattu sampai dengan Utha Likumahuwa – dalam lagu ‘Tersiksa Lagi’. Pada periode ini sempat bekerja sama dengan beberapa promotor pertunjukan terkenal menyelenggarakan pertunjukan live musik dibeberapa kota di Indonesia
Dari tahun 1979 hingga 1982 bermukim di Sydney Australia, bersama musisi Indonesia yang bermukim disana seperti Bill Saragih dan Jack Lesmana mengisi acara regular live music di beberapa Hotel dan Pub, serta mengadakan beberapa workshop dibeberapa Jazz Club di Sydney Australia.
Tahun 1984 ambil bagian dalam International tour show ke Eropa di 10 (sepuluh) kota di Belanda bersama The Funk Section, group yang dibentuknya bersama Chris Kaihattu.
Tahun 1985, bersama Bhaskara 85 turut berpartisipasi dalam North Sea Jazz festival di Den Haag Holland – Dengan band yang sama., tradisi ini terus berlanjut sampai yang keempat kalinya di tahun 1991.
Karim Suweileh merupakan Indonesian Endorser pertama dengan Premier drum.
Di tahun 2000, ia menerima award pada Zildjian day sebagai PERFORMER DRUMMER dalam katagori BEST JAZZ DRUMMER dan mendapat ‘life time achievement awards’ di tahun 2006.
Hingga saat ini Karim Suweileh masih aktif sebagai Freelance drummer di berbagai acara musik rutin di beberapa hotel berbintang selain sebagai Drum Instructor juga sebagai Music Produser.