FestivalNews

Solo City Jazz 2017 Hadirkan Fariz RM Anthology

Solo City Jazz (SCJ) akan kembali menghibur masyarakat kota Solo pada Jumat 29 September dan Sabtu 30 September 2017 ini. Dari seperti yang telah diketahui, bahwa SCJ pertama kali diadakan, pada 4 dan 5 Desember 2009, bertempat di areal pelataran pasar Windujenar-Ngarsopuro.

Berlanjut terus. Menjadi agenda tetap tahunan kota Solo. Dengan satu kali skip pada 2010, karena adanya musibah hujan abu paska erupsi Merapi. Solo City Jazz (SCJ) terus diadakan, dan menjadi salah satu agenda tetap saban setahun sekali kota Solo.

SCJ tetap mempertahankan konsep dasar berformat a la festival. Dengan hidangannya meliputi : musik jazz, art, heritage dan batik. Konsep dasar tersebut terus dihadirkan sejak 2009. Bermacam-macam  jazz dengan aneka “sub-genre”nya. Dengan di antaranya, selalu diberikan  porsi khusus pada kelompok yang mengedepankan eksplorasi eksperimentasi jazz dengan unsur-unsur eksotika tradisi Nusantara. Selain, bagaimana para musisi dan penyanyi, melakukan reintepretasi tersendiri masing-masing terhadap jazz. Hidangan lengkap itu kami menyebutnya sebagai, “jazz-nya wong Solo”.

Venue senantiasa adalah saran yang datang dari pemerintah kota Solo. Mengetengahkan spots heritage kota Solo. Dan batik, adalah menjadi kostum “wajib” bagi setiap performers yang tampil pada SCJ sejak pertama kali, di 2009 lalu.

Perlulah digaris bawahi, bahwasanya adalah pemerintah kota Solo, yang dalam hal ini langsung memperoleh restu pula dari Walikota, yang menjadi pendukung utama dari acara ini. Sejak kali pertama diadakannya.

Hal itulah sebagai pembeda, yang senantiasa dipertahankan sebagai identitas Solo City Jazz (SCJ). Membedakan SCJ dengan puluhan festival jazz lain, yang menjamur di Indonesia, di seluruh penjuru Nusantara, paling tidak dalam 10 sampai 12 tahun terakhir ini.

Juga dipertahankan suasana yang menimbulkan kesan  guyub, akrab dan intim. SCJ selalu di udara terbuka dan gratis. Ya, tak ada tiket untuk dapat menontonnya. Semua boleh menonton, semua bisa menikmati. Dan dari manapun!

Lantaran  sifat gratisnya itu, maka sajian jazz yang dihidangkan, memang juga diupayakan memiliki unsur hiburan, yang semoga dapat dicerna mata dan telinga masyarakat penonton yang heterogen. Alhasil, siapapun boleh menonton dan bisa menghibur diri….

Misi SCJ lantas menjadi bagaimana memberi tambahan event istimewa, menambah daya tarik kota Solo, sebagai salah satu kota tujuan wisata eksotis. Sekaligus bagaimana memperkenalkan jazz, sebagai salah satu musik hiburan masa kini, yang dapat disukai publik kebanyakan. Proses panjang memang, itu sangat disadari.

Bagaimana jazz yang dihidangkan dalam format festival dengan balutan unsur art yang berbeda, menjadi sebuah mata acara andalan kota Solo. Proses yang harus senantiasa dijaga kontinuitasnya, dipertahankan semaksimal mungkin keberlangsungannya.

Di atas adalah, deretan sebagian nama-nama ternama, para musisi dan penyanyi yang telah meramaikan ajang SCJ sejak edisi pertama. Dimana SCJ akan memasuki tahun ke-9, penyelenggaraan ke-8, di tahun 2017 ini.

Adapun acara berformat festival ini digagas dan tetap diadakan oleh C-Pro Jakarta. Dengan dipimpin langsung oleh Wenny Purwanti, sebgai Chairman. Yang dibantu sepenuhnya, sebagai Festival Director, Gideon Momongan. Bersama Indawan Ibonk, sebagai Production Director.

 

Lalu bagaimana dengan SCJ 2017 yang akan digelar pada akhir pekan terakhir di September nanti ini? Tetap dipertahankan konsep “minimalis tapi efektif”. Yaitu konsep sepanggung, dengan pengisi acara yang beragam. Kami menyebutnya sebagai, sajian jazz and the-Others. Arti lain, jazz dan aneka macam musik “di seputaran” jazz….

SCJ 2017 di acara puncak, Sabtu 30 September, akan memperkenalkan kepada khalayak Solo, bintang-bintang muda potensial asal ibukota. Yaitu ada Ben Sihombing, serta grup unik yang didominasi musisi en penyanyi perempuan, Nonaria. Lalu akan memeriahkan acara dua kelompok musik yang tak kalah menariknya, asal Solo sendiri, Jungkat Jungkit dan Fisip Meraung.

Lainnya akan ada nama-nama Vibes, the Rangers, Destiny, PILIPE. Keempatnya adalah grup band muda usia yang datang dari Solo dan daerah lain di Jawa Tengah.

Selain itu, sebgai menu sajian utama di tahun ini akan tampil pula Fariz RM with his Anthology Kuartet. Fariz RM, nama yang sangat populer, yang dikenal sebagai musisi multi instrumentalis, penulis lagu serta aranjer dan produser musik kenamaan sejak 1980-an, Ia di tahun ini akan didukung para musisi berjam terbang sangat tinggi, terutama di wilayah jazz. Yaitu Eddy Syakroni, drummer. Bassisnya adalah Adi Dharmawan. Dan perkusionis, Iwan Wiradz.

SCJ 201 akan dimulai pada sehari sebelumnya, Jumat 29 September akan digelar Ngelaras Jazz. Dimana jazz akan digelar secara akrab dan intim, di tengah-tengah pasar. Yaitu di areal Pasar Gede, pada pagi hari, mulai jam 09.00. Serta Pasar Klewer, mulai jam 13.30.

Dalam sesi khusus “minimalis” yang kami bertitel Nglaras Jazz tersebut, akan tampil Ben Sihombing dan the Rangers. Beserta musisi muda kota Solo lainnya.

Begitulah SCJ di tahun 2017. Kami sebagai penyelenggara, berharap semoga masyarakat kota Solo kembali akan dapat menerima hidangan hiburan ini dengan sukacita. Marilah semua datang dan bersenang-senanglah.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker