Jazz Aula Barat #5 Tribute to Riza Arshad usung Salamander Big Band, Yura dan Tulus

Direktorat Humas dan Alumni dan ITB Jazz kembali menggelar Jazz Aula Barat #5 dengan tajuk “Tribute to Riza Arshad”, di Aula Barat ITB, Kamis (23/11/2017) malam.
Tema “Tribute to Riza Arshad” dipilih karena Riza Arshad adalah musisi kelas dunia yang banyak dijadikan mentor atau narasumber bagi musisi-musisi muda dan juga merupakan alumnus dari perguruan tinggi ternama kota Bandung tersebut. Riza Arshad atau Ija demikian sapaan akrabnya semasa hidup, merupakan musisi kelas dunia sekaligus salah satu inisiator Jazz Aula Barat bersama ITBJazz.
Digelaran Jazz Aula Barat ke-1 sampai ke-3, beliau berperan sebagai kurator performer. Riza Arshad memiliki visi jelas mengenai perkembangan musik jazz di Indonesia, yaitu agar musik jazz dan konsernya bisa jadi sebuah strategi kebudayaan yang berkontribusi jadi solusi masalah kebangsaan. Dia pun berusaha mewujudkan visi itu melalui kegiatan-kegiatan di antaranya Jazz Aula Barat.
Bulan Januari 2017 lalu, Riza Arshad ditakdirkan menghadap Tuhan YME dan menyisakan duka mendalam baik bagi keluarga besar Jazz Aula Barat ITB, khalayak Jazz
Indonesia, maupun dunia. Maka itu dalam rangka mengenang beliau dan khususnya mengapresiasi karya-karya beliau, Jazz Aula Barat ke-5 ini mengusung tajuk “Tribute to
Riza Arshad.
Pada konser Jazz Aula Barat ke-5 kali ini, penyanyi Tulus dan Yura Yunita bersama Salamander Big Band, Yura, dan Tulus akan tampil mengisi acara.
***
Institut Teknologi Bandung merupakan institusi pendidikan tinggi teknik tertua di Indonesia yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS). Layaknya institusi pendidikan tinggi, ITB mempunyai gedung pertemuan akademik yang bernama Gedung Aula Barat dan Aula Timur. Gedung Aula Barat berada di sayap barat ITB dan Aula
Timur berada di sayap timur ITB. Kedua gedung ini dirancang pada tahun 1918 dan mulai dibangun pada tahun 1919. Arsiteknya bernama Henry Maclaint Pont, seorang arsitek berkebangsaan
Belanda.
Gedung Aula Barat dan Aula Timur merupakan karya arsitektural yang memadukan dua gaya yaitu modern Eropa dan tradisional Nusantara, khususnya Sunda. Kedua bangunan ini berfungsi memenuhi kebutuhan akademik. Fungsi lain kedua gedung ini adalah sebagai sarana pengembangan ranah non-akademik bagi civitas akademi ITB, juga bagi khalayak yang lebih umum seperti skala kota, provinsi, nasional, regional, bahkan internasional.
Kegiatan pengembangan ranah non-akademik ini sudah sejak lama dilakukan dan biasanya Aula Barat lebih sering dijadikan sebagai tempat acara dibandingkan Aula Timur. Seiring waktu berjalan kegiatan nonakademik tadi terus menerus diadakan di Aula Barat, yang menjadikan Aula Barat bertransformasi bukan hanya sebagai gedung akademik atau non akademik biasa seperti kampus-kampus lain tetapi Aula Barat menjadi gedung sejarah ikonik dan cenderung mempunyai nilai cult, sejarah, kepemilikan, kebanggaan, eksistensi, hingga spiritualnya lebih tinggi dari nilai-nilai fisiknya. Dengan perpaduan semua nilai-nilai ini, Gedung Aula Barat menjadi landmark bukan hanya untuk ITB tetapi untuk Kota Bandung, sebuah kota baru modern bentukan Pemerintah Belanda yang berfungsi sebagai perwakilan kota-kota Eropa di Asia Tenggara era itu dan ibu kota bagi kawasan Asia Afrika sekarang.
***
Acara ini rencananya akan digelar di Gedung Aula Barat, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha no. 10, Bandung pada hari Kamis, 23 November 2017, pukul 19.00 – selesai.
Acara Jazz Aula Barat ini merupakan sebuah rangkaian konser musik jazz yang diadakan setiap 4 bulan sekali setiap tahunnya. Acara ini akan menampilkan musisi-musisi jazz Indonesia yang sudah diakui secara nasional maupun internasional. Beberapa musisi-musisi tersebut merupakan alumni Institut Teknologi Bandung itu sendiri, seperti Riza Arshad, Imam Pras, Donny Suhendra, dan Imelda Rosalin.
Dari segi teknis dan keakustikan, Jazz Aula Barat melibatkan Sugeng Joko Sarwono, Ph.D.
***
Sedikit tentang Salamander Big Band, merupakan kelompok yang dibentuk pada tanggal 17 September 2006 di Bandung. Pembentukan big band ini merupakan inisiatif satu kelompok musisi muda dari Bandung yang awalnya adalah forum pengembangan musik jazz dalam format ensembel serta apresiasi terhadap jenis musik tersebut. Pada tahun 2006 itu, Salamander Big Band mengikuti Bandung Jazztival di Bumi Sangkuriang Bandung sebagai festival pertama yang mereka ikuti. Sejak itulah, big band ini secara berkala tetap menjaga kiprahnya untuk bisa ikut dalam acara-acara jazz seperti special events (termasuk konser tengah tahun), dan konser ulang tahun.
Salamander Big Band dipimpin Devy Ferdianto selaku konductor.