News

JazzAhead! 2011 Overseas Night

Salah satu iklan JazzAhead2011 didepan Centrum station
Salah satu iklan JazzAhead2011 didepan Centrum station

Cuaca Bremen, Jerman cukup bersahabat ketika menjejakkan kaki di Congress Center Bremen (CCB), gedung dengan empat lantai yang menjadi pusat penyelenggaraan acara JazzAhead! mulai tanggal 28 April hingga 1 Mei 2011.

Salah satu mata acara yang penting diawal acara ini adalah Overseas Night, dimana empat negara yaitu Kanada, Australia, Brazil dan Indonesia mendapat kesempatan menyertakan kelompok Jazz terbaiknya untuk memberikan ‘showcase’ kepada para penonton yang sebagian besar merupakan pelaku industri musik jazz yang terdiri dari musisi, media, perusahaan rekaman, festivals, radio, studio, promoters, production dan lain-lain.

Meski hujan mengguyur deras diluar gedung Kulturzentrum Schalachthof atau Pusat Kesenian Schalachthof yang merupakan gedung pusat kebudayaan terbesar di Bremen – pukul setengah delapan malam waktu setempat – Peter Schulze (Artistic Consultant) dan Sybille Kornitschky (Project Management) dari MesseBremen yang menjadi penyelenggara acara JazzAhead! resmi membuka acara dengan sedikit menjelaskan bagaimana band-band yang tampil dalam Overseas Night terpilih diantara banyak aplikasi yang masuk.Cuaca Bremen, Jerman cukup bersahabat ketika menjejakkan kaki di Congress Center Bremen (CCB), gedung dengan empat lantai yang menjadi pusat penyelenggaraan acara JazzAhead! mulai tanggal 28 April hingga 1 Mei 2011.

Peter Schulze dan Sybille Kornitschky
Peter Schulze dan Sybille Kornitschky

Pada kesempatan pertama hadir kelompok Trichotomy yang merupakan kombinasi piano, drums dan acoustic bass. Sekilas memang tampak seperti format standar yang lazim dalam Jazz. Namun trio anak muda asal Sydney yang tampil secara khusus dan terbang kurang lebih 30 jam untuk sebuah pertunjukan 45 menit ini, menempatkan Jazz pada level baru versi mereka. Perhatian khusus diberikan pada sang bassis Pat Marchisella – yang oleh beberapa organiser Jazz Festival yang sempat berkomentar soal ke-kalem-annya dengan instrumen bernada rendah tersebut. Bersama Sean Foran (piano) dan John Parker (percussion/drums) kelompok ini sukses membuka Overseas Night.

Trichotomy di JazzAhead2011 : Sean Foran, Pat Marchisella dan John Parker
Trichotomy di JazzAhead2011 : Sean Foran, Pat Marchisella dan John Parker

Sesi Kedua diberikan pada Hamilton de Holanda, artis Brasil pertama yang mendapat kesempatan tampil di Overseas Night. Pria dengan julukan Jimi Hendrix of Bandolim ini memang langsung mendapat perhatian dari para audiens yang duduk mengeliling panggung yang susunan kursinya mirip dek kapal. Meski memainkan musik yang melewati batas genre Holanda tetap mengetengahkan sound Brasilian yang distink dan ia menambahkan dua string pada bandolim yang lazimnya terdiri dari 8-string.

Hamilton de Holanda JazzAhead! 2011
Hamilton de Holanda JazzAhead! 2011

Sesi berikutnya diberikan pada pianis asal Kuba yang kini menetap di Montreal yang mewakili bagian utara dari Amerika yaitu Kanada. Rafael Zaldivar Trio yang terdiri dari Rafael Zaldivar (piano), Nicolas Bedard (double bass) dan Kevin Warren (drums). Menyaksikan penampilannya membuat nafas serasa tertahan. Intensitas ditunjukan pria berkacamata dengan posisinya yang membungkuk sambil tangannya mengetuk pada tuts-piano. Kelompok ini berhasil menciptakan encore dan memainkan sebuah lagu tambahan.

Rafael Zaldivar - JazzAhead! 2011
Rafael Zaldivar - JazzAhead! 2011

Hari beranjak malam. Hujan diluar sudah berhenti. Saatnya simakDialog dari Indonesia menutup sesi Overseas Night. Erlan Suwardana dan Cucu Kurnia segera mengambil posisi dengan kendangnya di sisi kiri dan kanan panggung. Aditya Pratama (elektrik bass) berdiri didekat Riza Arshad (rhodes), dan Nikita Dompas (elektrik gitar) disebelah kanan yang menggantikan Tohpati (plus Endang Ramdan – kendang) yang berhalangan – karena saat mengurus visa, ia harus terbang dan tampil di Virada Cultural Brasil.

Lewat nomor-nomor yang menjadi ‘signature’ simakDialog membawakan  beberapa lagu seperti Kemarau, Unfaded Hopes dan Disapih, yang merupakan track pilihan yang juga termaktub dalam kompilasi JazzAhead! 2011. Reaksi sebagian penonton yang masih bertahan meski jarum jam sudah mendekati waktu istirahat ‘normal’ adalah takjub. Karena tanpa menggunakan drums seperti laiknya 2 performer sebelumnya, namun bunyi perkusif itu direpresentasikan oleh penggunaan dua kendang yang kadang ditabuh berbarengan kadang saling merespon satu-sama-lain membuat penampilan simakDialog menjadi sesuatu yang berbeda atau mengutip komentar salah satu penonton, “diluar kelaziman”.

simakdialog - JazzAhead! 2011
simakdialog - JazzAhead! 2011

Cucu yang menyertakan sejumlah alat perkusi khas Indonesia lainnya mampu mencuri perhatian lewat permainan ‘metal toys’. Sejumlah penonton termasuk diantaranya TSF Jazz, sebuah radio jazz dari Perancis juga tertarik dengan simakDialog dan mampir ke Booth WartaJazz untuk mendapatkan CD Kompilasi Jazz Indonesia volume 1.

Penampilan simakDialog merupakan proses panjang. WartaJazz bertemu dengan Peter Schulze dalam Live! conference di Singapura sekitar Juni 2010. Sebagai salah satu official booking agent WartaJazz berkomunikasi secara  intensif lalu mengajukan aplikasi, dan atas pilihan tiga juri yakni Caroline Chia (Kanada) dari EastWest Entertainment Group, Wim Wabbes (Belgia) dari Arts Center Vooruit dan Peter Schulze (Jerman) dari JazzAhead!, simakDialog akhirnya terpilih tampil di Overseas Night.

***

Rasanya tak berlebihan kalau kita mengatakan bahwa publik Eropa bahkan dunia secara relatif tak terlalu mengenal Jazz dari Indonesia. Dalam buku program yang disusun panitia, mereka bahkan menulis seperti ini, “Jazz from Indonesia, you might ask – the answer is yes, and not just since yesterday. Simakdialog was formed in 1993 by pianist Riza Arshad…”.

Penampilan simakDialog dalam JazzAhead! 2011 setidak-tidaknya ingin menyampaikan sejumlah pesan pada kita di Indonesia dan publik Jazz dunia khususnya Eropa. Pertama bahwa kekayaan tradisi Indonesia dapat menjadi sebuah kekuatan baik secara instrumentasi maupun secara spirit dalam penciptaan karya musik dalam hal ini Jazz.

Kedua, pasar jazz dunia khususnya Eropa secara relatif belum mengenal musik Jazz berbalut tradisi ke-Indonesiaan, meski kelompok lain seperti Krakatau atau Kua Etnika sudah kerap melakukan tour, walau jika kita menyebut kuantitasnya, tentu masih jauh dibandingkan promotor Jazz di Indonesia mengundang artis-artis Jazz Mancanegara.

Ketiga pada hakikatnya diperlukan peran negara untuk mendukung para musisi yang melakukan diplomasi kebudayaan. Beruntung pada saat-saat terakhir simakDialog mendapatkan bantuan dari Goethe Institut yang menyediakan tiket pulang-pergi dan akomodasi. Sebuah pertanyaan besar memang, kenapa kelompok ini justru tak mendapat dukungan dari negeri sendiri.

Lepas dari berbagai macam hal diatas, Overseas Night di Jazzahead! merupakan sebuah terobosan yang dilakukan sehingga berbagai talenta Jazz dibelahan bumi yang berbeda bisa ter-discover, yang harapan berikutnya adalah memberikan jalan, membuka berbagai pintu kesempatan yang masih terkunci.

***

Di JazzAhead! 2011 ini hanya dua negara dari Asia yang membuka booth yaitu Korea yang diwakili oleh Korean Management of Arts (plus Jarasum Jazz Festival yang ikut bergabung didalamnya) dan WartaJazz yang mewakili Indonesia, dengan program Jazz Indonesia Festival yang tujuannya mempromosikan berbagai kegiatan Jazz dan atau acara berskala Festival, plus membagikan Kompilasi CD Jazz Indonesia vol 1 yang memuat tiga belas karya terbaik musisi Jazz Indonesia (simak tulisan lain soal kompilasi tersebut).

Antusiasme publik bisa terbaca dari empat ratus CD Jazz Indonesia yang dibawa, ludes diminta oleh mereka yang mampir ke Booth WartaJazz, di hari Jumat pagi yang merupakan hari kedua penyelenggaraan JazzAhead!.

Oleh karenanya tak berlebihan kalau WartaJazz memutuskan akan kembali berpartisipasi dalam JazzAhead! 2012 mendatang dan kembali berharap ada kelompok Jazz dari Indonesia lainnya yang memiliki kesempatan tampil di Overseas Night.

Semoga!

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker