InterviewNews

Wawancara dengan Rudy Ermawan – arsitek Jazz Kampoeng Djawi

Sehubungan dengan kegiatan Jazz Kampoeng Djawi (JKD) yang berlangsung di kawasan dengan ketinggian 750 diatas permukaan laut dengan udara yang cukup segar dikelilingi pegunungan dan hamparan sawah di sekitar Wonosalam Jombang, Jawa Timur, WartaJazz melakukan wawancara dengan Pak Rudy Ermawan seorang arsitek yang merupakan pengagas kegiatan tersebut. Berikut ini petikan wawancaranya:

WartaJazz: Apa ide dibalik Kampoeng Djawi?
Rudy: melestarikan Arsitektur jawa, membuka lapangan kerja, sarana edukasi tentang arsitektur dan budaya jawa

WartaJazz: Mengapa mengusung Jazz, apakah ada musik lain juga yang dilakukan/dibuat di Kampoeng Djawi?
Rudy: semua kegiatan seni dan budaya kita fasilitasi seperti jazz, keroncong, angklung, ludruk , tari, dll

WartaJazz: Bagaimana pengelolaan JKD dilakukan
Rudy: Jazz Kampoeng Djawi terwujud karena dukungan para Musisi Jazz baik dari daerah sekitar maupun dari ibu kota

WartaJazz: Sejauh mana hubungannya dg Komunitas Jazz Jombang, apakah acara ini komersil?
Rudy: JKD hasil kerja kolaborasi antara Kampoeng Djawi dan Komunitas Jazz Jombang yang saling suport. sementara ini Non profit dan kami memang belum menggunakan sponsor agar konsep acara dan suasana tidak di intervensi oleh sponsor.

WartaJazz: Siapa saja yang akan dihadirkan oleh JKD 2018 ini, apa ada preferensi pak Rudi pribadi atau team artistik untuk siapa yang diundang.
Rudy: Yang akan hadir
1. Tompi
2. Idang Rasjidi
3. Tiyo Alibasjah with Sierra soetedjo
4. Beben Jazz
5. Yohanes Gondo
6. Surabaya All Star
7. Komunitas Jazz Surabaya ( FJC)
8.Komunitas Jazz Solo (Aditya Ong Trio)
9. Komunitas Jazz Malang
10. Komunitas Jazz Jombang
Biasanya saya pribadi tawarkan ke Komunitas Jazz Jombang beberapa artis dan saya pingin untuk menghindari Genre diluar jazz.

WartaJazz: Bagaimana cara ke Kampoeng Djawi?
Rudy: Kalau menggunakan kendaraan pribadi Insya Allah nggak ada masalah… yang tidak bawah kendaraan pribadi bisa dikoordinir oleh Kampoeng Djawi bisa berangkat bersama dari Surabaya, Malang dan memungkinkan (kota) yang lain.

WartaJazz: untuk 2018 apakah panitia menyediakan paket2 dan apakah ada alternatif penginapan disekitar lokasi/homestay misalnya?
Rudy: Paket menginap didalam Kampoeng Djawi hanya kapasitas tidak banyak karena banyak digunakan talent. Daerah sekitar ada Villa yang kami rekomendasikan namun kami tidak bekerjasama.

WartaJazz: Berapa banyak penonton yg datang thn lalu dan yg diharapkan hadir tahun ini?
Rudy: Amphitetare kami berkapasitas sekitar 400 orang. Tahun lalu yg hadir sekitar 350-an.

WartaJazz: Apa rencana JKD selanjutnya, sejauh mana dukungan pemkab dan masyarakat?
Rudy: Sejauh ini pemkab belum terlibat langsung dalam acara JKD. Kampoeng Djawi sendiri menyatu dengan masyarakat sekitar, jadi yang bekerja di kampoeng djawi adalah penduduk sekitar. Setiap kegiatan masyarakat dan karangtaruna selalu kami libatkan.

WartaJazz: Apa harapan dari JKD pada semua pihak yg mgkn terkait lgsg dan tdk lgsg?
Rudy: kebanyakan penonton yang pernah menonton request artis yang akan tampil dan infrastruktur menuju lokasi diharapkan diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten.

WartaJazz: Untuk memaksimalkan promosi kemana/kesiapa saja yg ditarget untuk hadir
Rudy: Iklan mengandalkan sosial media

WartaJazz: apakah agenda ini jg akan berlangsung thn2 mendatang dan apa akan selalu di set pada Minggu pertama Juli?
Rudy: acara jazz kampoeng djawi awalnya melengkapi acara tahunan Kenduren pada saat panen raya durian daerah Wonosalam Jombang. karena kendala sinkronisasi jadwal akhirnya 2 tahun terakhir sudah berdiri sendiri.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker