Profile

Monday Michiru

“Like father, like son”, atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan pepatah “Buah yang baik ditemukan dari pohon yang baik” atau “Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Pepatah tersebut rasa-rasanya bisa bersifat universal.

Beberapa contohnya pun dapat dijumpai dalam dunia musik jazz, baik internasional maupun domestik. Misalnya, Duke Ellington dengan Mercer Ellington, John Coltrane dengan Ravi Coltrane, Don Cherry dengan Neneh Cherry, Charlie Haden dengan Petra Haden, Bucky Pizzarelli dengan John Pizzarelli atau Jack Lesmana dengan Indra Lesmana. Barangkali masih banyak lagi kalau dicari satu persatu.

Kita ingat kalau pada dekade 1950an telah muncul bintang musik jazz baru dari negeri Sakura ke blantika musik jazz internasional, yaitu pianis perempuan terkemuka Toshiko Akiyoshi. Tidak lama setelah itu, Akiyoshi pun menikah dengan pemain alto saxophone terkemuka juga dari Amerika Serikat, Charlie Mariano. Hasil pernikahan tersebut, lahirlah Monday Michiru di Tokyo pada tanggal 16 Agustus 1963. Michiru tumbuh besar di Amerika Serikat.

Cerita mengenai namanya, pada awalnya Michiru tetap mempertahankan nama akhir dari ayahnya, namun dengan cepat merubahnya menjadi Michiru Akiyoshi sebagaimana nama ini sering muncul dipublik pada pertengahan 1980an. Namun sejak mengeluarkan album pertamanya, dia menggunakan nama Monday Michiru.

Tidak banyak orang yang menyadari, kalau setelah era 1990an Michiru muncul sebagai salah satu penyanyi r&b dan soul papan atas di Jepang. Selain itu, Michiru juga dikenal sebagai salah satu pioneer yang ikut menyemarakkan musik klab di Jepang. Michiru memiliki sensibilitas kosmopolit dan warga negara campuran yang membuatnya mendapat dukungan dari lingkungan dan terpacu dalam berkreasi.

Awalnya dia adalah seorang aktris dan pertama kali menjadi perhatian publik ketika dia dianugerahi hadiah di festival film Yokohama tahun 1987 sebagai Aktris Baru Terbaik dari Kinema Junpo untuk penampilannya di film “Hikaru Ona”.

Tapi di tahun 1991, perhatiannya tertuju pada mengaransemen musik dan tampil di klub jazz kecil di Tokyo dan merilis album pertamanya, “Mangetsu”.

Meskipun tidak menjual jutaan rekaman, hal itu membawanya ke perhatian tarian Tokyo yang sedang berkembang dan genre acid jazz, kemudian segera dia muncul di rekaman: Mondo Grosso, DJ Krush, Kyoto Jazz Massive, M-Flo, United Future Organization dan lainnya.

Masuk ke Kitty Records, dia merilis album; “Madein Japan” (1994) dan “Jazz Brat” (1995). Lagu-lagunya sangat funky, tapi Michiru juga mencoba hip hop, rap, jazz ballad, latin, dan rock. Liriknya sering berkisar tentang budaya di Jepang, terutama yang berkaitan dengan wanita.

Karena dalam dirinya telah mengalir darah seni dari orang tuanya, Michiru telah memperlihatkan ketertarikan terhadap dunia seni sejak awal. Belajar tari dan ballet ketika berusia 8 tahun selama 5 tahun dan belajar musik klasik dengan instrumen flute ketika berusia 11 tahun selama 8 tahun.

Setelah memenangkan beberapa acara kompetisi flute lokal di Los Angeles, dai mendaftar di National Music Camp, Michigan. Ditempat tersebut Michiru berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke Armstrong Flute Association dan Interlochen Arts Academy pada tahun 1979 – 1981. Masih mengambil flute untuk major dan voice untuk minor. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ilmu flutenya justru ditinggalkan untuk lebih berkonsentrasi kepada voice-nya.

Jiwa seninya tertantang ketika dipanggil oleh seorang sutradar film muda dari Jepang, Shinji Somai, untuk tampil dalam film “Hikaru Onna” dalam perannya sebagai seorang penyanyi opera. Setelah penggarapan film ini, Michiro memutuskan untuk menetap di Jepang. Di luar dugaan, film tersebut berhasil masuk International Tokyo Film Festival di tahun 1987 dan berhasil memperoleh penghargaan Best Actress. Penghargaan yang sama diperolehnya juga dari  Kinema Junpo, The Japan Academy dan The Yokohama Film Festival.

Pada tahun 1997, dia meninggalkan Kitty Records untuk lebel yang lebih besar Polydor dan juga beralih ke komposisi dan produksi di jalur lain seperti Yoko Oriname dan UA, yang kadang muncul di klub sebagai DJ.

Albumnya, “Double Image” (1999) dianggap oleh banyak orang sebagai karya terbaiknya.

Kesempatan itu ternyata membuka pintu lebih lebar lagi bagi Michiru dalam dunia akting. Akhirnya Michiru sibuk menjadi bintang di TV, teater, model untuk beberapa iklan dan bahkan menjadi wartawan di Tokyo Journal dan majalah Switch. Pada waktu itu, sempat mewancarai banyak tokoh musisi seperti Don Cherry, John Lewis, Chick Corea, Wayne Shorter, Pete Rock, CL Smooth, Digable Planets, Guru, Gilles Peterson dan masih banyak lagi.

Kemudian di tahun 1991, perhatiannya kembali untuk bermusik. Baik membuat komposisi-komposisi baru maupun tampil di beberapa klab jazz kecil di Tokyo. Sempat juga tampil berjam session bersama Kenny Garrett, Airto Moreiro dan Bill Laswell. Album debutannya adalah “Mangetsu”, meskipun gagal dalam hal penjualannya. Pada waktu yang bersamaan, acid jazz sedang beranjak menjadi trend sentral bagi banyak kalangan anak muda di seluruh dunia.

Kesempatan itu pun tidak disia-siakan olehnya. Tidak lama setelah itu, Michiru tampil dalam beberapa rekaman bersama Mondo Grosso, DJ Krush, Kyoto Jazz Massive dan United Future Organization. Tidak puas dengan hanya tampil bersama musisi lain, Michiru menandatangani kontraknya dengan label Kitty Records untuk mengeluarkan albumnya sendiri. Pada tahun 1994 keluar  “Maiden Japan” dan “Jazz Brat” di tahun 1995. Dengan tampil lebih dewasa, rupanya Michiru juga tertarik dengan musik hip-hop, rap, jazz ballads, Latin dan rock. Liriknya pun sering mengusik kebudayaan di Jepang, terutama masalah gender.

Pada tahun 1997, dia membuat langkahnya lebih besar lagi dengan menandatangani kontrak bersama major label Polydor. Dari tahun 1998 – 2002, 8 album berhasil dikeluarkan. Distribusi album-album tersebut kebanyakan mudah diperoleh di Jepang, Australia, Eropa dan Amerika Selatan. dari sekian banyak album tersebut, beberapa pangamat musik menilai kalau album “Double Image” (1999) adalah album unggulannya. Di samping kesibukannya itu pun, dia masih sempat menjalankan pekerjaannya sebagai seorang DJ di beberapa klab musik. Kemudian, pada tahun 2000 Michiro pindah ke New York.

Beberapa tahun sempat absen dalam dunia seni sejak tahun 2001 karena menghabiskan waktunya dalam membangun rumah tangga pribadinya bersama Alex Sipiagin, pada tahun 2005 Michiro membuat langkah kariernya semakin panjang lagi dengan kerjasamanya bersama label milik komposer sekaligus arranger perempuan Amerika terkenal Maria Schneider, ArtistShare. Ini merupakan debut pertamanya sebagai musisi professional di Amerika Serikat. Di bawah label tersebut, keluar album “Naked Breath” dan “The Future Is Yours”, album duetnya bersama seorang gitaris dari Manhattan Adam Rogers.  Di akhir tahun 2005, Michiro mengeluarkan album produksi sendirinya dengan judul “Route”.

Sampai saat ini, Michiro sudah pernah tampil di berbagai ajang festival musik di dunia. Antara lain di Greater Tokyo Music Festival, Tokyo (2003), Okayama Jazz Festival (2003), Blue Note Clubs baik di New York dan seluruh Jepang, Newport Jazz Festival (1999), The Baltic Jazz Festival (1999), North Sea Jazz Festival (1997), Montreux Jazz Festival (1999) dan Jak Jazz Festival 2006.

Monday Michiru tampil di DJI SAM SOE SUPER PREMIUM JAK JAZZ FESTIVAL 2007 “PAINT THE TOWN JAZZ” pada tanggal 23 – 25 November 2007 di Istora Senayan Jakarta.

Dipublikasikan pertama kali Nov 22, 2006
DIperbaharui 19 Oktober 2021

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker