

Bali Lounge tampil di Prambanan Jazz ke-5 tahun ini. Band beraliran Jazz yang dibentuk oleh Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi band pengisi festival tahunan di hari terakhir pelaksaan tahun ini, 7 Juli 2019. Tampil saat hari berangkat senja setelah Andien, pembawa acara tak banyak memberi pengantar tentang band ini dan saat meneriakkan nama band ini penonton kurang memberikan respon.
Padahal, menurut Anas Alimi CEO Rajawali Indonesia sebagai promotor gelaran ini, Bali Lounge merupakan sebuah band jazz fenomenal yang patut ditampilkan pada acara besar ini. Vakumnya para personil band yang berasal dari beberapa negara di panggung-panggung pertunjukan menjadi tantangan Anas untuk menghadirkan mereka. Dan begitu Tompi berada di panggung, penonton bersorak. Tak pelak, kehadiran sang vokalis yang begitu akrab bagi pendengar musik Indonesia langsung menghidupkan suasana panggung dan membuat riuh penonton.
Tiga personil di panggung yang merupakan orang-orang yang ada di album pertama selain Tompi adalah Rick Smith pada gitar dan Harry Toledo pada bass. Lewis Pragasam pemain drum dan perkusi tidak hadir karena alasan kesehatan dan Bruno Le Flanchec sang pemain flute dan kibor tak bisa bergabung di Prambanan Jazz karena alasan kesibukan pribadi. Sore itu, peran Lewis digantikan oleh Krishna Kanhaiya Dasa pada drum dan Steve Thornton pada perkusi dan peran Bruno pada kibor digantikan oleh Yongky Vincent Natanael dan flute dipercayakan pada Xu Kai Xiang Rit.



Tiga dari lima komposisi yang dibawakan di panggung sore itu diambil dari album pertama Bali Lounge yang dirilis pada tahun 2004, satu komposisi berjudul ‘Bengawan Solo’ dan satu lagu lain yang dibawakan adalah ‘Menghujam Jantungku’ dari album solo Tompi “My Happy Life” tahun 2008. ‘Are You Here With Me’ menjadi komposisi pembuka permainan Bali Lounge. Disusul dengan ‘Apa’, ‘Bengawan Solo’, ‘Menghujam Jantungku’ dan ditutup ‘Something’s Wrong’.
‘Are You Here With Me’ yang merupakan ciptaan Tompi dan Rick Smith mengantar penonton menikmati alunan musik jazz sore itu. Bali Lounge mengantar penonton menikmati musik jazz yang mendayu-dayu. Gerakan penonton yang gemulai terlihat dan menjadi lebih berenergi saat komposisi Apa dilantunkan. Lagu ciptaan Tompi bersama Bibus itu mulai menghangatkan suasana dan penonton semakin apresiatif saat lagu ‘Bengawan Solo’ ciptaan Gesang dimainkan. Beberapa penonton lebih bersemangat menggoyangkan badannya. Saat Tompi melantunkan ‘Menghujam Jantungku’ yang diaransemen ala Bali Lounge, kerumunan penonton ikut bernyanyi menjadikan tempat pertunjukan sebuah karaoke masal. Penonton yang sudah terhipnotis permainan Bali Lounge menutup keterhiburan mereka dengan menikmati ‘Something’s Wrong’ yang diciptakan oleh Bruno Le Flanchec, Tompi, Rick Smith dan Marina Xavier.
Permainan Bali Lounge sore itu menjadi salah satu penampilan jazz sebenarnya di festival ini. Musisi-musisi tambahan yang menggantikan peran personil Bali Lounge di album pertama menunjukkan permainan yang seimbang. Kanhaiya yang merupakan drummer belia usia yang biasa bermain untuk Balawan bisa mengimbangi permainan para senior di dunia jazz. Yongky yang sudah sering bersama Tompi juga mempertunjukkan kepiawaian memencet papan kibor. Rit pemain flute berkebangsaan Singapura merupakan pemain flute terbaik di Amerika tahun 2015 yang meniupkan alat musiknya untuk menghasilkan nada pentatonik dan Steve yang berasal dari Amerika tapi tinggal di Malaysia merupakan pemain perkusi yang berkontribusi menjaga rhythm.
Bagi para musisi tambahan, komposisi yang dimainkan sore itu bukanlah komposisi yang akrab tapi hanya dengan dua kesempatan latihan terbukti mereka bisa memainkannya dengan baik. Bengawan Solo bagi Rit adalah sebuah lagu yang terkenal dan untuk Rick lagu ini sudah sering dimainkannya sementara Steve hanya mengikuti rekan-rekan lain saat latihan. Terbukti, Bali Lounge yang tampil sore itu bisa memainkan komposisi asing menjadi musik jazz yang bisa disajikan menjadi sebuah masakan yang enak. Dan lengkap sudah bagi para penggemar Bali Lounge menikmati rasa kangennya pada grup ini.
Suasana panggung dan penonton yang sangat apresiatif menjadi catatan bagi Bali Lounge yang sore itu telah membuat Prambanan Jazz mendapatkan marwah. Sampai-sampai, Rick Smith ingin kembali ke sana bersama semua punggawa Bali Lounge formasi album pertama. Bisakah menjadi nyata? Semoga, dan Ini tantangan buat Anas Alimi bersama Rajawali Indonesia. (Tj Singo/WartaJazz)
Prambanan Jazz 2020 undang BALI LOUNGE full formasi album pertama + Mr. Gita Wirjawan pleeaaseeeee!!~~