News

Michael Franks – The Art of Tea (Vinyl)

Ini adalah album kedua Michael Franks, karena sebelumnya dia merilis, “Previously Unavailable” yang kurang dikenal pada tahun 1973, album, “The Art of Tea” benar-benar memulai karier Franks sebagai vokalis jazz. Michael Franks membangun suara uniknya dan proses rekaman yang dia lanjutkan sepanjang kariernya.
Album yang di produksi Tommy LiPuma ini memiliki semua bakat menyanyi dan penulisan lagu yang sebenarnya dari Franks. Yang sangat saya sukai dari album ini adalah Franks menghadirkan berbagai gaya di setiap lagunya, dari swing seperti lagu; “Jive”, “Popsicle Toes”, ke R&B di lagu, “Monkey See, Monkey Do” hingga balada berorientasi pop, “I Don’t Know Why I’m So Happy I’m Sad” semua dalam satu album.
Mungkin ada beberapa pengecualian, tetapi saya tidak menemukan rentang seperti itu di vinyl ini, sebuah suara yang menenangkan jika menyukai lagu seperti; “Sleeping Gypsy” yang merupakan lagu favorit saya, “Burchfield Nines”, “Tiger in the Rain” dan “One Bad Habit”.
Album yang sempurna untuk dinikmati saat-saat santai sendirian atau dengan seseorang yang sangat spesial.
Lagu-lagu Michael Franks memiliki selera yang sangat elektik, romatis, dan cerdas yang dapat dinikmati dan diapresiasi oleh hampir semua orang.
Album ini dirilis pada Februari 1976, dengan masa putar berdurasi 35:03, direkam dari 22 Mei 1975 sampai 9 Juni 1975.
“The Art of Tea” adalah album yang pertama direkam di Reprise Records milik Frank Sinatra. Ini adalah album sugestif dan menyenangkan, mengusung lirik dengan kata-kata yang penuh pesona lewat genre jazz dan didukung oleh musisi-musisi seperti: Michael Bracker (saksofon tenor), Larry Bunker (vibraphon), Larry Carlton (gitar), Wilton Felder (bass), John Guerin (drum, perkusi), Joe Sample (keyboard), David Sanborn (saksofon), Jerry Steinholtz (konga).
Seperti yang pernah saya saksikan konser Michael Franks di Jakarta beberapa tahun yang lalu, dan saya tahu persis kualitas penyanyi ini, yang dapat membawa penikmat musiknya hanyut ke dalam suasana yang romantis. Penasaran? Memiliki album ini adalah yang hal terbaik untuk penikmat jazz.

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker