News

Night in Murcia, sajian karya baru Dwiki Dharmawan di TP Jazz Weekend

Menjelajah alam Indonesia dan dunia melalui musik merupakan sajian yang dipersembahkan Dwiki Dharmawan Trio saat tampil di TP Jazz Weekend.

Menggandeng generasi Z Jazz Indonesia, Rega Dauna yang memainkan harmonica dan generasi diatasnya Rudi Zulkarnaen (upright bass), Dwiki menjelaskan kalau ia ingin mendapatkan energi muda dari mitra panggungnya tersebut.

Tiga nomor sekaligus Tribal Dance, Djanger dan Whale Dance membuka konser di TP Stage ini. Lagu yang terakhir disebut tersebut biasanya dibawakan bersama Chad Wackerman dan Jimmy Haslip, dua jazz musisi kaliber dunia. Ketiga lagu tersebut menggambarkan berbagai lokasi yang ada di Nusantara.

Dwiki Dharmawan melajutkan penampilannya dengan Arafura dengan bercerita kalau sebelumnya karya tersebut direkam bersama Walfredo Reyes Jr (drums) dan Frank Gambale (gitar) dan direkam di album World Peace Orchestra. Tak puas dengan itu, berselang tujuh tahun kemudian, di album So Far So Close, ia mengajak Jerry Goodman pemain violin dari Mahavishnu Orchestra dan Dewa Budjana (gitar).

Sebuah ballad, karya dari komposer Benny Corda berjudul Bubuy Bulan dibawakan selepasnya yang dilanjutkan dengan Anak Kambing Saya, sebuah lagu dari Maluku yang baru diaransemen oleh Dwiki sangat apik ala-ala film scoring.

Lagu berikutnya ‘Night in Murcia’ premiere, untuk kali pertama disajikan ke penonton TP Stage, sebuah karya yang ditulis oleh Dwiki Dharmawan saat menghadiri Murcia Tres Culturas Festival di Murcia, sebuah kota disebelah selatan Spanyol yang waktu itu ia tampil bersama Krakatau Ethno. Suasana malam kota yang Indah – dahulu berada dibawah pemerintahan Ottoman Turki – kini menjadi kota turis, dengan di acara yang menyajikan tiga budaya Islam, Yahudi dan Kristiani. Rega Dauna memainkan harmonica dengan nuansa yang membawa kita seolah-olah berada disana dalam suasana Timur Tengah.

Selepas lagu dari Minahasa, O Ina Ni keke, Dwiki lantas memanggil Dr Ade Rudiana, mitra lawasnya di kelompok Krakatau Ethno yang memainkan kendang, dan meluncurlah nomor ‘Haiti’ dengan feature Kendang dan Harmonica ditingkahi tepuk tangan penonton.

Berlanjut dengan ‘Jazz for Freeport’, ‘Samarkand’. Di lagu ‘Paris Barantai’ kang Ade – demikian ia akrab disapa, mengajak penonton berinteraksi dengan permainan kendangnya, sebuah kebiasaan yang kerap dilakukan oleh Krakatau Ethno saat melakukan tour Internasional. Call and Response antara tepuk tangan penonton dan tepukan dua sisi pada kendang.

Sebuah nomor ‘Rintak Rebana’ yang diambil dari album Rumah Batu menutup penampilan Dwiki Dharmawan Trio feat Ade Rudiana selama kurang lebih dua jam di TP Stage, Hotel Papandayan Bandung.

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker