News

Peemaï dan Gayam 16: «Gaga Gundul» Kolaborasi seni kolektif internasional tentang Gamelan

Bertemunya musik "tanpa batas" dengan ritme hipnosis

Kolaborasi seni internasional kolektif tentang Gamelan, Peemaï dari Perancis dengan Indonesia Gayam 16, menciptakan repertoar «Gaga Gundul» merupakan buah pemikiran dari 4 budaya urban seniman pengagasnya yang bertemu dalam Musik “tanpa batas” dengan ritme hipnosis dan melodi menghantui, dicampur dengan lagu-lagu tradisional yang menyenangkan dan direka ulang.

Molam dari Laos (blues pedesaan) memenuhi alur listrik dan sintetis, sementara irama hipnotis Gamelan Jawa menggoda dengan nada-nada yang memanggil Jimi Hendrix atau John Coltrane. Ini adalah perpaduan yang menyenangkan antara musik Asia, jazz, rock, dan elektronik.

Peemaï adalah Hugues Mayot (saxophone/clarinet), Gilles Coronado (guitar), Alfred Vilayleck (bass), dan Franck Vaillant (drums)

Gayam 16 adalah Avyana Destyasti Lintang, Sudaryanto, Azis Rifkyanto Bevy Hanteriska dan Bagus Ariyanto Seputro Nasution.

Proyek yang dipersembahkan Collectif Koa dari Montpellier Perancis ini didukung oleh IFI Indonesia dan IFI-LIP Yogyakarta.

Mereka tampil di ajang NgayogJazz 2022 selain juga tampil dibeberapa konser lainnya di Indonesia

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker