Album “Bianglala” dari Deredia resmi diluncurkan dalam format compact disc (CD) pada Rabu (6/12/2023), melengkapi versi digital yang sudah tersedia sejak Juni 2023. Album ini mengusung konsep pop dengan latar waktu di Indonesia era 1950-an, menciptakan tokoh imajinasi bernama Ratih. Tujuh lagu dalam album ini menggambarkan perjalanan Ratih dari masa remaja hingga pernikahan, memadukan cerita keceriaan bersama keluarga dan teman-teman, serta kisah cinta dengan eks tentara asing.
Lagu pembuka, “Pergi Tamasya,” mengisahkan kegemaran Ratih berwisata bersama keluarganya, sementara lagu “Bala-bala” menggambarkan kecintaan Ratih pada makanan khas Indonesia. Kegemaran Ratih juga terungkap dalam pesta dansa di lagu “Pesta Dansa,” yang menggambarkan suasana kebahagiaan muda-mudi di dekade 1950-an. Album ini juga merinci kisah romansa Ratih dalam lagu-lagu seperti “Menanti Kekasih” dan “Malam Bergelora.”
Album ini dipenuhi inspirasi dari berbagai sumber, termasuk kisah nyata keluarga penulis lirik dan penyanyi Deredia, Louise Monique Sitanggang. Proses panjang pembuatan album mencakup pasang surut kehidupan Ratih, sejalan dengan tahapan pengerjaan album yang dimulai sejak 2017. Setelah enam bulan dalam format digital, album ini akhirnya dirilis dalam bentuk CD dengan ilustrasi untuk setiap lagu, menambah dimensi seni pada karya tersebut. Format CD juga dipilih untuk mempertahankan kualitas suara yang lebih baik dan menonjolkan instrumen musik era 1950-an yang kompleks.
Melalui album “Bianglala,” Deredia berhasil menghadirkan kisah hidup Ratih, seorang perempuan Indonesia di masa paskakolonialisme, dengan berbagai nuansa kehidupan, kebahagiaan, dan kerinduan.
