Christian McBride: Bassis Sejuta Sesi
![](https://wartajazz.com/wp-content/uploads/2010/03/christian-mcbride.jpg)
Tidak mengherankan kalau sebutan di atas lumayan pantas disandang oleh pemain bass serba bisa ini. Meski tidak sepenuhnya benar angka satu juta tersebut, hal ini sekedar untuk menggambarkan kesibukan dalam berkarya, baik dengan program-program musik pribadi maupun mendampingi ratusan musisi terkemuka dari berbagai genre musik, yang luar biasa. Sebutan tersebut juga bukanlah bermaksud menunjuknya dalam konotasi negatif. Semua dijalaninya dengan profesional dan memberikan kontribusi penting dalam ruang kebebasan berekspresi.
Serba bisa. Kalau ada anggapan awal bahwa pemain bass akustik tidak bisa lari dengan baik ketika memegang bass berlistrik atau sebaliknya atau pun sang pemain harus memilih salah satunya, tidak bisa keduanya dalam tingkatan keahlian yang sama. Ternyata anggapan ini tidak berlaku lagi untuk bassis kelahiran 1972 ini. “Dia adalah monster bass”, kata keyboardis George Duke. Ketika sedang memeluk bass akustiknya, para penonton maupun pendengar masih dapat mendengar permainannya dengan jelas di tengah riuh rendah solo dari instrumen lain. Langkah nada-nada rendah yang berjalan dengan mantap, sliding, slipping, slapping, melodius dan bahkan untuk penggemar suara akustik, efek suara alami gerak tangan di atas senar tebal yang bersentuhan dengan fret kayu instrumen tersebut bisa disimak dengan nikmat.
Di lain pihak, sebagai pemain bass listrik, pria asal Philadelphia ini mampu menempatkan dirinya sebagai electric bassist yang inovatif dan berani. Instrumen jenis ini justru adalah pegangan pertamanya sebelum bermain bass betot. Musik rock, pop, soul, funk bahkan hip-hop baginya bukan menjadi halangan. Selain itu, kecintaannya terhadap musik jazz dengan berbagai genrenya tidak bisa diragukan lagi. Tentu saja, bakatnya sebagai komposer juga layak dipertimbangkan. Usia muda adalah waktunya untuk menyerap dan mencerna beragam pengaruh yang hadir dalam kehidupan kontemporer. Sekilas kemampuan tersebut dapat disimak melalui konser beberapa malam di Tonic yang terdokumentasikan dalam sampul “Live At Tonic” (2006).
Dalam usai yang masih kinyis-kinyis di tahun 1989, Christian McBride sudah mempunyai percaya diri yang tinggi untuk bergandengan dengan para musisi terkemuka tanpa menyelesaikan studinya di sekolah musik bergengsi Julliard School. Bergabung bersama musisi jazz terkemuka Bobby Watson, Benny Golson, Freddie Hubbard, Benny Green dan rekan segenerasinya Roy Hargrove serta Joshua Redman adalah langkah awalnya. Di kemudian hari, sudah semakin sulit menghitung berapa banyak musisi jazz legendaris yang pernah tampil bersamanya, termasuk bassis jazz legendaris Ray Brown yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri. Sebut saja dari Joe Henderson, Sonny Rollins, Betty Carter, Milt Jackson, McCoy Tyner, Chick Corea, Pat Metheny dan masih banyak lagi termasuk salah satu saat yang mengesankan adalah ketika membantu vokalis pop terkemuka Sting dalam album “All This Time”.
Mekarnya perbincangan istilah Young Lion di kalangan kritikus dan pecinta jazz internasional di era 1990an salah satu penyebabnya adalah melihat kiprah Christian McBride ini. Majalah Rolling Stone menyebutnya sebagai “Hot Jazz Artist” di tahun 1992. Beragam bentuk penghargaan juga disematkan kepada bassis ini. Salah satunya adalah dari National Endowment for the Arts.
Sebelum lupa menuliskan, sejak tahun 1994 McBride sudah memimpin kelompoknya sendiri dan rekaman album solonya. “Gettin’ to it” (1995), “Number Two Express” (1996), “Fingerpainting” (1997),”A Family Affair” (1998), “Sci Fi” (2000), “The Philadelphia Experiment” (2001), “Vertical Vision” (2003), “Live at Tonic” (2006) dan terakhir “Kind of Brown” (2009). Semua albumnya tersebut mempunyai warna musik yang beragam.
Artikel ini dipublikasikan pertama kali pada tanggal 6 Maret 2010 dan mengalami update 8 Februari 2020.