Opini Jazz

Ernie Watts: Jalan Panjang Kembali Ke Musik Jazz

Pertama kali penulis mengenal nama Ernie Watts ini justru dari rangkaian tour kelompok rock legendaris The Rolling Stones sekitar awal dekade 1980an. Di mana saxophonis kelahiran Virginia 23 Oktober 1945 ini membantu The Rolling Stones dalam mengisi bagian yang longgar tembang-tembang hit The Rolling Stones dengan warna tiupan saxophone.

Tidak lama setelah itu, penulis juga mendengarkan sebuah album terkenal dari Frank Zappa yang berjudul “Grand Wazzo”. Saking banyaknya musisi yang terlibat dalam album tersebut, ternyata juga tercantum nama Ernie Watts. Walaupun perannya hanya menjadi salah satu personil dari brass section-nya, namun tiupan tenor saxophonenya cukup menonjol dalam beberapa kali kesempatan.

Pada tahun 1988, keluar album dari Charlie Haden dengan formasi yang sering menampilkan tembang-tembang jazz yang lebih banyak bernuansa late-night jazz, Quartet West. Dengan kelompok yang satu ini, Watts memegang peran yang vital. Cukup lama dia bergabung dengan Quartet West ini.

Tentu saja, selain sibuk membantu artis lain dalam berbagai jenis musik seperti sedikit yang penulis kemukakan di atas, Ernie Watts juga menghabiskan sebagian waktunya untuk mengeluarkan album-album solo kariernya sendiri yang cukup banyak mendapatkan perhatian dari para kritisi dan penggemar musik jazz. Katakanlah, album pertamanya sudah keluar pada tahun 1972 dengan judul “The Wonder Bag” sampai “Ernie Watts Quartet Alive” di tahun 2004. Total album kira-kira sudah 17 album dalam berbagai formasi dan label rekaman. Namun kalau sebagai musisi pendamping, saxophonis yang pernah 2 kali memperoleh Grammy Awards ini terlibat dalam lebih dari 500 proyek musikal.

Pada awalnya banyak pengamat musik menilainya sebagai saxophonis musik yang berorientasi kepada pop dan r&b. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya keterlibatan Watts dalam berbagai proyek rekaman musik komersial sepanjang dekade 1970an dan di awal 1980an.

Namun banyak juga para kritisi yang tidak sadar kalau pengaruh utama dalam gaya permainan Watts adalah saxophonis jazz legendaris John Coltrane. Hal ini terungkap dalam berbagai album solonya di kemudian waktu yang memperlihatkan kekuatan dan penguasaan musik sebagai seorang improviser yang hebat. Dengan caranya sendiri, Watts berupaya mengembangkan istilah yang pada awal dekade 1960an terkenal dalam menganalisa gaya permainan John Coltrane yaitu sheet of sounds. Sebuah pendekatan kuantitas nada yang dihasilkan dalam tempo yang singkat. Menurut Watts, ada sesuatu yang kurang dari hanya sekedar kuantitas, maka perlu ditambahkan dengan penjiwaan dan phrasing yang tepat.

Awal kariernya sendiri mulai bergabung dengan big bandnya Buddy Rich setelah lulus dari Berklee Music of Collage pada pertengahan 1960an. Posisisnya dalam kelompok tersebut juga cukup penting. Tidak lama setelah itu dia tertarik juga untuk bergabung dengan beberapa big band pimpinan Oliver Nelson dan Gerald Wilson di Los Angeles. Pada tahun 1969, dia tampil bersama violis jazz rock terkemuka Jean Luc Ponty. Penampilannya mengesankan dalam album “King Kong” milik Ponty tersebut. Untuk beberapa saat, pernah juga bergabung dengan The Tonight Show Band sebagai band regulernya di stasiun TV NBC.

Namun, album-albumnya sepanjang dekade 1970an dan 1980an pada umumnya cenderung lebih komersil dan nge-pop. Seperti dalam salah satu album paling laris “Chariots Of Fire” di tahun 1982. Dia juga sering membantu Aretha Franklin dan Steely Dan. Selanjutnya, Watts sering tampil bersama Lee Ritenour dan Stanley Clarke.

Barangkali masa-masa itu hanya sebagai penambah gudang pengalaman bagi Ernie Watts saja. Terbukti sejak pertengahan 1980an, Watts kembali memusatkan perhatiannya kepada dunia musik jazz dengan lebih tekun lagi. Bersama pemain bass legendaris Charlie Haden, Watts membentuk kelompok Quartet West yang banyak mengekspose tembang-tembang ballad jazz lama atau mengenang kembali sebuah style jazz di masa lalu dengan pendekatan modern. Kelompok ini pun masih bertahan sampai sekarang.

Selain itu, setelah kontrak bersama label JVC, Watts mengeluarkan beberapa album unggulannya. Dalam sesi-sesi rekaman ini, dia dikelilingi oleh musisi-musisi jazz unggulan sekelas Jack DeJohnette, Arturo Sandoval, Kenny Barron, Mulgrew Miller, Eddie Gomez, Jimmy Cobb atau pun Marc Whitfield. Musiknya sendiri sering menampilkan karya-karya Watts sendiri maupun dengan koleksi standard musik jazz.

Sejajar dengan Joe Lovano, Michael Brecker atau pun Dave Liebman, sampai saat ini posisi Ernie Watts telah membuktikan kepada publik pecinta musik jazz internasional sebagai tenor saxophonis yang tangguh dengan kontrol dan kemampuan istimewa dalam memberikan warna tersendiri dalam sejarah musik jazz dan bahkan dalam situasi musikal apa pun.

Ernie Watts pernah tampil di Indonesia dalam beberapa kali kesempatan. Termasuk  dalam ajang Dji Sam Soe Super Premium Jak Jazz 2006 “Jazz In The Park” pada tanggal 24 – 26 November 2006 mendatang di Istora Senayan Jakarta.

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker