Profile

WAWANCARA DENGAN NIAL R DJULIARSO

Nial R Djuliarso, pianis muda Indonesia yang baru belajar di Berkley College of Music. Sempat terlibat dan bermain dalam album Lazy Bird dari gitaris Jepang Tatsu Kisaragi dan bermain juga dengan Jerry Bergonzi. Nial juga sempat bermain di beberapa festival jazz antara lain San Jose Jazz Festival dan Nial baru saja tampil juga bermain solo piano memainkan lagu-lagu standard di Jamz.

WartaJazz (WJ) : Bisa ceritakan bagaimana bisa dapat beasiswa di Berkley Music College ?

Nial Djuliarso (NDj) : Pada waktu SMA saya sudah ada di Tennese dan sudah mulai main musik, kemudan dengar ada beasiswa di Berkley, kemudian saya bikin demo tape dan mengirimkannya , kemudian dipanggil untuk audisi dan akhirnya diterima dan masuk Berkley.

(WJ) : Lalu bagaimana persaingan untuk mendapatkan beasiswa itu, apa melalui seleksi dan persaingan yang ketat ?

(NDj) : Ya, memang persaingan cukup ketat untuk mendapatkan beasiswa tersebut dan saya rasa ada unsur “luck” juga hingga saya bisa mendapatkan beasiswa yang bagus.

(WJ) : Lalu bagaimana mengenai suasana belajar mengajar disana ?

(NDj) : Menurut saya suasana belajar sangat bagus, karena disana (Berkley Collage Music -red) semuanya belajar musik ya, sehingga kalau kita melihat teman yang lain mainnya sudah bagus kita menjadi semakin terpacu.

(WJ) : Nial sekarang mengambil bidang Contemporary Writing and Production, apa yang dimaksud dengan itu ?

(NDj) : Sebetulnya dulu dinamakan Commercial Arranging dan baru kemudian diganti dengan nama Contemporary Writing and Production, jadi itu belajar mengaransir berbagai macam variasi band dari small band, big band sampai studio orchestra dan bisa diterapkan ke berbagai jenis musik.

(WJ) : Dan saya dengar Nial mau mengambil juga mengenai kritik jazz ?

(NDj) : Ya, sebetulnya mata kuliahnya adalah Music critic dan itu rencana bukan untuk semester depan, tapi mungkin masih bulan September nanti.

(WJ) : Dan ada rencana kalau sudah selesai kuliah ?

(NDj) : Ya, saya ada rencana untuk meneruskan ke jenjang S2.

(WJ) : Lalu bagaimana ceritanya sampai ikut di albumnya “Lazy Bird” Tatsu Kisaragi ?

(NDj) : Itu ada unsur “luck”nya juga, pada waktu itu musim panas 1999 dan baru pindah dari Tennese dan kebetulan pada tahun sebelumnya 1998 saya sudah ke Berkley untuk mengikuti program musim panasnya dan saya ketemu seorang musisi pemain drum yang sering main dengan Tatsu yaitu Scott Goulding dan pada waktu itu Tatsu sedang akan membuat album dan dia menelpon Scott untuk mencari band, pada waktu itu Tatsu tinggal di Jepang, biasanya mereka punya pemain piano orang jepang, tapi karena pada waktu musim panas biasanya orang-orang Berkley pulang atau pergi kemana, dan Scott tahu saya ada di Boston dan dia kemudian menelpon saya dan akhirnya saya ikut rekaman tersebut.

WJ) : Tidak pakai audisi dulu ?

(NDj) : Tidak, karena saya sudah pernah main bareng Scott dan Tatsu memang mempercayakan pada Scott, hingga pada waktu bandnya siap Tatsu langsung ke Amerika dan kita kemudian latihan dan masuk studio. Dan pada waktu saya dengar Jerry Bergonzi juga ikut main, saya agak kaget juga, beneran nggak nih, tapi alhamdullilah ternyata benar dan bisa main bareng Jerry Bergonzi.

(WJ) : Dan dengar-dengar sering melakukan “gig” atau main di club-club dan café-café !

(NDj) : Yah sekitar 2 sampai 3 kali seminggu

(WJ) : Pernah bermain dengan siapa saja ?

(NDj) : Disana banyak sekali musisi bagus tapi mungkin tidak terkenal, musisi dan band lokalnya juga banyak, saya sering main dengan seorang pemain alto saxophone yang dulu juga sekolah di Berkley dan sekarang umurnya sudah 73 tahun.

(WJ) : Bagaimana dengan pentas di Jamz kemarin ?

(NDj) : Cukup bagus dan saya senang sekali karena banyak juga musisi kita yang datang seperti Mas Indra Lesmana, Profesor musik kita Mbak Deviana, lalu ada pemain saxophone Budi yang waktu itu pernah ketemu saya di LA, Indro pemain bass, Aksan pemain drum juga beberapa wartawan.

(WJ) : Sempat ber jam session nggak ?

(NDj) : Saya sempat ber jam session dengan Om Benny Likumahua, dan Om Benny bermain bass, juga dengan Om Beni Mustafa dan Budi Winarto yang bermain saxophone.

(WJ) : Anda pada waktu itu bermain lagu-lagu standard, apa seorang pemain jazz itu wajib dan harus menguasi jazz standard dulu sebelum dia mengembangkan musiknya lagi ?

(NDj) : Menurut saya sih itu terserah pemusiknya, tapi dinamakan standard kan lagu itu sudah lama dan banyak orang tahu dan bisa dibilang itu test untuk pemusiknya, kalau sudah bisa main standard dengan bagus, bolehlah untuk maju.

(WJ) : Apa dari situ kemampuan seorang pianis atau musisi jazz bisa dilihat ?

(NDj) : Ya saya kira begitu

(WJ) : Ada nggak perbedaan suasana (pertunjukan – red) di Amerika dengan Indonesia ?

(NDj) : Ya karena jazz berasal dari Amerika, permainan lagu-lagu standard sudah biasa dan saya memilih lagunya bisa lebih bebas dan kalau disini mungkin saya harus memilih lagu-lagu yang sudah dikenal dan popular disini.

(WJ) : Anda lebih suka memainkan repertoir jenis jazz apa ?

(NDj) : Saya sebetulnya terbuka sekali, tapi sampai sekarang masih menekuni musik jazz standard.

(WJ) : Lalu siapa pengajar Nial disana ?

(NDj) : Pengajar piano saya sekarang adalah Bob Winter, dia sekarang bermain bersama Boston Pop Orchestra dan dia juga banyak bermain solo piano karena memang specialisnya solo piano dan pernah bermain bersama Stan Getz dan Toots Thielman dan dia juga lulusan Berkley. Memang banyak musisi terkenal yang pernah di Berkley seperti Chick Corea dan banyak lulusan sana yang bermain dengan grup-grup terkenal seperti Count Basie Orchestra atau Duke Ellington Orchestra.

(WJ) : Sepertinya di sana pada musim panas biasanya banyak pertunjukan dan festival jazz?

(NDj) : Ya, memang kalau musim panas kotanya diusahakan banyak pertunjukan musik, banyak pertunjukan musik secara gratis di taman-taman dan tempak terbuka lainnya, festival jazz juga banyak diadakan di musim panas, memang suasana bagus sekali untuk melihat dan menikmati pertunjukan musik. Dan pada musim kemarin saya main di California, di San Jose Jazz Festival

(WJ) : Bagaimana untuk rencana ke depan ?

(NDj) : Saya akan menyelesaikan sekolah saya dulu dan meneruskan S2 adalah option, tapi juga itu tergantung situasi.

(WJ) : Lalu akan kembali ke Indonesia atau akan tinggal di sana dulu untuk mencari
pengalaman ?

(NDj) : Rencana akan disana dulu selama masih bisa tapi juga mungkin pulang sebentar untuk perform lalu kembali kesana lagi.

(WJ) : Bagaiman pendapat Nial tentang jazz di Indonesia ?

(NDj) : Jazz sepertinya lagi trend dan sepertinya bagus ada yang mengadakan workshop seperti Mbak Deviana dan Farabi, juga ditambah dengan festival jazz seperti Jak Jazz dan Matra Jazz di Jamz, saya rasa bagus.

(WJ) : Baik sekian dulu Nial dan terimakasih.

(NDj) : Baik, sama-sama

*) Wawancara ini berlangsung pada acara Jazz Time kerjasama Warta Jazz dengan Radio Bikima 99.85 FM Yogyakarta.

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker