Profile

SUKSES KONSER JAZZ DAN WORKSHOP MIKE DEL FERRO TRIO DI YOGYAKARTA

Mike del Ferro, BJ, Boudwijn Lucas dan Finggo saat ‘jam session’ dan workshop

Konser dan workshop dari Mike del Ferro pada Jumat (9/11) kemarin adalah tahap kedua dari acara yang bertajuk Jazz Gayeng – Jogja Jazz Festival 2001, kali ini Harian Bernas bekerjasama dengan Warta Jazz menghadirkan grup Mike del Ferro Trio yang terdiri dari Mike del Ferro pada piano, Boudwijn Lucas memainkan elektrik bass dan Sebastian Kaptein sebagai penabuh drum dan memainkan djembe. Selain mereka akan menampilkan kepiawaian mereka dalam memainkan repertoir-repertoir jazz, malam mereka malam itu juga mengadakan workshop dan jam session dengan para peminat jazz di Yogyakarta.

Konser yang pada malam itu dipadati sekitar 600 penonton berlangsung meriah di Yogyakarta Room Hotel Santika Yogyakarta, para penonton berjubel hingga sebagian bersedia duduk lesehan untuk menyaksikan konser ini. Konser dibuka oleh opening band yang sebelumnya pernah tampil juga dalam acara yang bertajuk sama di LIP yaitu Tuti ‘n Friends, yang terdiri dari Tuti Ardi (vokal), Yosias (piano), Agung (bass), BJ (drums), Finggo (gitar), Yohanes dan Enggar (trombone). Pada pembukaan ini mereka memainkan improvisasi jazz yang kental dengan nuansa blues dan belum diberi title, setelah itu penonton dihanyutkan oleh alunan vokal dari Tuti Ardi yang bertitel Gee Baby dan It’s Allright With Me, kekompakan permainan mereka dita

Boudwijn Lucas, Sebastian Kaptein

mbah dengan improvisasi vokal dan instrument yang saling bersahutan mengundang tepuk tangan penonton dan tampaknya bisa memuaskan publik jazz Yogyakarta.

Seusai penampilan Tuti ‘n Friends sesaat kemudian Mike del Ferro, Boudwijn Lucas dan Sebastian Kaptein naik ke panggung dan setelah memperkenalkan para personilnya Mike del Ferro Trio langsung menghentak dengan memainkan komposisi jazz Caravan karya Duke Ellington dan Juan Tizol, komposisi yang sudah akarab ditelinga penonton ini langsung mendapat sambutan yang meriah apalagi permainan piano Mike menampilkan suatu kemahiran berimprovisasi dengan tempo yang cepat, lagu ini sukses sebagai pembuka dan dapat memuaskan penonton. Setelah itu mengalirlah permainan trio ini dengan

Pak Tripudjo, Mike del Ferro dan Trio, Tuti n Friends, beserta Kru Warta Jazz berpose seusai konser.

memainkan beberapa komposisi dari album terbaru Mike del Ferro yang didekikasikan pada ayahnya Leonardo del Ferro yang juga seorang penyanyi opera yaitu Plays Belcanto yang berisi repertoir-repertoir dari opera Aria yang diaransemen dalam warna jazz juga beberapa lagu standard seperti Autumn Leaves dan Invitations. Yang menarik adalah pada saat memainkan kompoisi dari lagu-lagu opera Aria Mike dapat mengadaptasikannya dengan sangat bagus dalam nuansa jazz yang kental dengan masih memperlihatkan tema lagu tersebut, seperti lagu Funiculi Funicula dari L. Denza, Habanera yang diambil dari Opera Carmen karya G. Bizet yang dimainkan dengan improvisasi nuansa jazz dengan unsur blues dan swing yang kental tapi masih terdengar nuansa klasiknya juga, tentu saja ini merupakan hal yang unik dan ini sepertinya tidak begitu mengherankan karena memang latar belakang Mike yang sebelumnya pernah menjadi pemain pinao klasik yang kemudian menekuni jazz, hingga dia bisa menggabungkan kedua warna tersebut. Lagu yang pernah populer di Indonesia bertitel Mamma karya dari C.A. Bido yang dinyanyikan Heintje dalam nuansa pop, kali ini dimainkan oleh Mike del Ferro Trio dalam nuansa jazz dengan improvisasi yang panjang juga variasi tempo yang cukup rapi, lagu ini mendapat sambutan yang sangat meriah karena mungkin lagu ini juga masih sering terdengar dan cukup populer disini, dan tentu saja mengundang tepuk tangan dan kekaguman para penonton.

Tuti n Friends, saat beraksi di panggung

Yang menarik juga dari pagelaran ini adalah tentu saja ketrampilan dari masing-masing personilnya dalam permainan individunya maupun kekompakan mereka juga interaksi antar pemainnya yang menunjukkan sebuah format trio yang solid. Permainan piano Mike mempunyai tone yang lembut walaupun pada saat berimprovisasi atau bermain dalam tempo cepat dan kadang-kadang Mike memainkan piano dengan punggung tangannya yang menimbulkan cluster (gumpalan nada) pada saat berimprovisasi, sedangkan Sebastian Kaptein bermain dengan sinkopasi yang sangat bagus juga dengan penguasaan swing yang akurat selain dia juga dalam beberapa repertoir memainkan alat musik tradisional Afrika djembe dengan permainan dan improvisasi yang mengagumkan, djembe ini dimainkan dengan variasi bass drum dan cymbal sehingga seolah-olah djembe ini menggantikan fungsi snar drum dan tom-tom dan menimbulkan suasana yang unik. Permainan bass dari Boudwijn Lucas juga tidak kalah garangnya dan kadang-kadang memang ada seperti terasa nuansa jazz rock atau fusion dalam permainan elektrik bassnya. Dan dari kekhasan masing-maisng pemain mereka dapat secara baik berkomunikasi dan saling berinteraksi pada saat bermain dalam format trio ini.

Yang juga menarik dari pagelaran ini adalah pada acara workshop dan jam session setelah break selama 15 menit, ternyata acara workshop dan jam session ini juga banyak diminati oleh penonton karena sebagian besar penonton masih bertahan untuk melihat acara ini, dan memang workshop dan jam session ini bisa berlangsung dengan meriah dan cukup interaktif. Banyak dari para penonton yang mengajukan pertanmyaan seputar permainan musik mereka dan juga teknik-tekniknya. Memang yang menjadi perhatian besar adalah justru permainan djembe dari Sebastian karena hal inilah yang paling banyak mendapat respon keingintahuan dari para penonton. Obrolan interaktif antara para pemain dan penonton berlangsung dengan sangat akrab yang kadang diwarnai humor, penjelasan dari Mike dan kawan-kawan kadang diselingi dengan jam session yang melibatkan para musisi maupun penonton, bahkan Sebastian mengijinkan djembenya untuk dimainkan dalam jam session. Yang juga menggembirakan dalam jam session ini ternyata para musisi maupun penonton yang ikut berjam session bisa mengibangi juga permainan mereka, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya para musisi kita juga banyak yang piawai, misalnya dialog improvisasi antara permainan gitar Finggo dan permainan piano Mike yang membuat penonton terkesima atau permainan bass dari Agung dan juga djembe dari Tony yang mampu mengimbangi improvisasi dari Mike dan Sebastian. Akhirnya suasana yang meriah ini harus berakhir pada jam 23.30 dengan ditutup oleh jam session dari Mike del Ferro Trio dan Tuti ‘n Friends dengan lagu If Don’t mean A Thing dan Our Love is Here To Stay, meskipun begitu setelah semuanya berakhir masih banyak penonton yang tinggal untuk berbincang dan mungkin mengajukan pertanyaan pada Mike dan kawan-kawan, dan sepertinya pagelaran ini sudah sukses dan bisa memuaskan penonton dan para musisi yang terlibat, bahkan banyak dari penonton yang mengusulkan pada Warta Jazz untuk lebih sering menggelar acara yang serupa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker