Profile

simakDialog – Ethno progressive band dari Indonesia

 

simakDialog merupakan sebuah kelompok jazz yang terdiri dari kumpulan musikus muda yang sarat pengalaman di kancah industri musik Indonesia. Awalnya dididirikan atas dealisme dan kecintaan Riza Arshad(piano, synths) dan Arie Ayunir(drum), pendirinya, selain Tohpati Ario(gitar) dan Indro Hardjodikoro(bass) pada musik jazz membuat mereka berkumpul di wadah kreatif ini sejak tahun 1993.

simakDialog telah beberapa kali berganti formasi. Formasi terakhir kelompok ini adalah Riza Arshad (acoustic piano, rhodes, soundscapes), Tohpati Ario Hutomo (gitar), Adhitya Pratama (bass), Endang Ramdan (kendang sunda), Erlan Suwardana (kendang sunda, sundanese toy) , Dave Lumenta *sythesizer/soundscapes) dan Cucu Kurnia (sundanese toy).

***

Pengalaman para personilnya di berbagai bentuk aliran musik memberikan warna tersendiri bagi simakDialog. Jazz sendiri pada perkembangannya hingga saat ini dipengaruhi berbagai aliran dan warna baru, sehingga jazz selalu berkembang dan berfusi tanpa kehilangan esensinya. Inilah yang menjadi prinsip dasar jenis adult contemporary progressive jazz yang dianut simakDialog.

Kelompok ini telah merilis lima album yaitu Lukisan dibawah label Legend Records dan Baur serta “Trance/Mission”. Dua yang disebut belakangan dirilis oleh Chico&Ira Productions. Kemudian “Patahan” dan “Demi Masa” yang didistribusikan oleh demajors. Dua album ini dirilis oleh Moonjune Records (AS) untuk pasar internasional.

simakDialog telah tampil meramaikan berbagai pesta jazz di tanah air, sebut saja Jakarta International Jazz Festival, Jazz Merah Putih, Java Jazz Festival, Bali Jazz Festival, Sabuga Jazz Festival, Ganesha Jazz Festival atau Jazz Goes to Campus yang digagas oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mereka juga sempat tampil di Malaysia awal tahun 2002 dan Kathmandu Jazz Festival tahun 2004 silam.

***

Berikut ini profil singkat para personil simakDialog:

Riza Arshad, memainkan piano, synthesizer dan accordion. Lahir di Jakarta, 2 November 1963. Sarjana Desain dari ITB ini belajar piano klasik pada usia 6 tahun. Sempat berguru dengan Rumende(alm), Aries Dauna(alm) untuk klasik dan pop serta Bambang Nugroho(Bhaskara), Jack Lemmers & Indra Lesmana untuk Jazz. Karir profesionalnya dimulai tatkala berusia 15 tahun. Pernah rekaman dan bermain bersama David Foster, Iwan Fals, Maryono(alm), Erwin Gutawa, Gilang Ramadhan, Margie Segers dan lain-lain. Beberapa waktu yang lalu Riza Arshad bersama Oele Pattiselanno merilis album duet bertajuk “Talks” setelah sebelumnya merilis “Borneo” lewat sebuah label independen di Amerika Serikat. Saat in Riza Arshad juga bergabung dengan Indra Lesmana Reborn selain sibuk mengerjakan berbagai proyek musik dan rekaman.

Tohpati Ario Hutomo – akrab dipanggil Bontot – memainkan gitar elektrik dan akustik. Ia belajar gitar klasik sejak usia dini, lalu masuk PMMC(Yamaha) dan ikut festival band yang diselenggarakan Yamaha dan mendapat predikat gitaris terbaik(1988-1989). Bersama Indro dan Ari Darmawan mendirikan Halmahera tahun 1988. Tohpati juga menimba pengalaman dan belajar pada Erwin Gutawa, Indra Lesmana dan Charlie Bonacos – muridnya antara lain Mike Stern, George Whitty dan banyak musisi asal Los Angeles dan New York. Pernah rekaman dan bermain untuk Dwiki Dharmawan, Kenny Garret, Eric Marienthal, Aminoto Kosin, Sheila Majid, Djaduk Ferianto dan lain-lain. Tohpati telah mengeluarkan dua album solo yakni “Tohpati” dan “Serampang Samba”, keduanya lewat Sony Music Indonesia.

Aditya Pratama, bassis muda kelahiran Jakarta. Awalnya ia memainkan piano dan organ dengan mengambil kursus di Yayasan Seni Musik Indonesia selama kurang lebih 5 tahun. Perkenalan nya dengan dengan bass terjadi tahun 1986 dari sang mentor, Ade Hamzah. Setelah itu ia mendirikan Mathari (electric Jazz) tahun 1993, lalu Fortissimo – 1995 (so-called AcidJazz music), dan bergabung dengan band fusion Canizzarro tahun 1997. Aditya bergabung menggantikan Indro Hardjodikoro, dan ikut serta dalam rekaman “Trance/Mission” yang merupakan album ketiga simakDialog. Adiya pernah bermain sebagai additional bass player dikelompok The Groove.

***

Berikut ini profil tiga anggota simakDialog sebelumnya :

Arie Ayunir, memainkan drum dan cymbals, belajar otodidak dengan Gilang Ramadhan lalu meneruskan dengan belajar di Miami Dade College, Florida AS(1985-1987). Saat SMA bersama Dewa Budjana(GIGI) mendirikan grup Squirrel dan sempat menjuarai Light Music Contest(LMC) yang kemudian berubah menjadi Band Explosion tahun 1984. Bersama Melly Goeslaw dan Anto Hoed membentuk POTRET. Sempat rekaman dan bermain dengan Indra Lesmana, Maryono(alm), Katon Bagaskara, Keenan & Oding Nasution, Anggun C. Sasmi dan lain-lain.

Indro Hardjodikoro, bass. Belajar otodidak lalu kemudian menimba ilmu bersama Indra Lesmana, Erwin Gutawa dan saksofonis Maryono(alm). Pertemuannya dengan Tohpati di PMMC(Yamaha) membawanya mendirikan Halmahera tahun 1988. Indro telah bermain dan rekaman untuk Indra Lesmana Trio, Herbie Hancock, Kenny Garret, Michael Colina, James Genus, Maryono, Neo, Edo Kondologit, Twilite Orchestra dan lainnya.

Jalu Pratidina memulai karir sebagai penari sejak berusia 4 tahun sebelum akhirnya memainkan kendang saat berusia 7 tahun. Mengambil pendidikan dari IKJ, dengan spesifikasi di perkusi membuatnya makin matang. Jalu mendapatkan pengakuan dari dunia musik internasional. Diantaranya pada Okayama expo in 1988, 3rd Indonesian – Japanese instrument exhibition di Kobe, 1991. Lantas diundang oleh pemerintah Australia untuk terbang ke negeri kangguru tersebut pada tahun 1995 untuk bermain diberbagai festival dan memberikan workshop. Tahun 1998 juga tampil di Pulau Penang, Malaysia dalam sebuah festival musik internasional. Salah satu penampilan terbaiknya ditahun 1996, dimana kala itu ia memainkan sekitar 57 peralatan perkusi. Jalu mulai memperkuat simakDialog dialbum ketiga dan bersama kelompok ini, berangkat ke Malaysia awal tahun 2002 silam. Ia juga terlibat dalam sejumlah rekaman dalam negeri.

Publikasi pertama pada Dec 21, 2001. Update terakhir 1 Mei 2009.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

2 Comments

  1. Salah satu peneliti musik dari Jerman menamakan aliran mereka dengan ethnojazz progressive. Band ini merupakan salah satu band kebanggan Indonesia yang sangat luar biasa.

    Sukses selalu untuk Mas Ija, Mas Bontot, dan semua personil simakDialog 🙂

  2. spirit…! but i liken’t music so dont made music be bad yeah.
    hei, pleas introduce me with personil band that name Aditya pratama…
    you may chat with my email: Aino_Ts09@yahoo.co.id yeah…! I keep wait to you..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker