Profile

Drummer asal Kuba, Dafnis Prieto

Dari Kuba, teknik dan komposisi drum revolusioner Dafnis Prieto memiliki dampak yang kuat pada kancah musik latin dan jazz, secara nasional dan internasional.

Berbagai penghargaan termasuk Penghargaan Beasiswa MacArthur 2011, Grammy Award dan nominasi Latin, Grammy Award sebagai Best Latin Jazz Album untuk Dafnis Prieto Big Band di album, “Back to the Sunset” tahun 2018 dan lainnya.

Musisi jazz terbaik menurut Jazz Journalists Association pada 2006, Prieto juga seorang pendidik yang berbakat, telah mengadakan banyak kelas master, klinik, dan lokakarya di seluruh dunia. Dia adalah anggota fakultas Studi Jazz di NYU dari 2005 hingga 2014, dan pada 2015 menjadi anggota fakultas Frost School of Music di University of Miami.

Sebagai seorang komposer, Prieto telah menciptakan musik untuk tarian, film, ansambel kamar, dan terutama untuk band-band nya sendiri mulai dari duet hingga band besar, termasuk kelompok-kelompok berbeda yang ditampilkan oleh delapan rekaman terkenal sebagai pimpinan dari mulai album “About the Monk” sampai “Transparency”.

Dia telah banyak tampil di banyak festival musik nasional dan internasional sebagai pimpinan band yang menampilkan proyek dan musiknya sendiri, serta sebagai sideman.

Sejak kedatangannya di New York pada tahun 1999, Prieto telah bekerja di band-band yang dipimpin oleh Michael Camilo, Chuco Valdès, Bebo Valdès, Henry Threadgill, Steve Coleman, Eddie Palmieri, Chico dan Arturo O’Farrill, Dave Samuels & The Carribean Jazz Project, Jane Bunnett, DD Jackson, Edward Simon, Roy Hargrove, Don Byron, dan Andrew Hill.

Pada tahun 2016, Prieto menerbitkan buku drum analitik dan instruksional yang inivatif berjudul, “A World of Rhytmic Possibilities”. Pada Maret 2020, ia menerbitkan “Rhythmic Synchronicity” adalah sebuah buku untuk drummer yang terinspirasi oleh kursus dengan nama yang sama yang dikembangkan Prieto di Frost School of Music.

Prieto adalah pendiri perusahaan musik independen Dafnison Music. Dia mendukung drum Yamaha, Sabian Cymbal, Latin Percussion, Evan Drumheads, dan Vic Firth Sticks.

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker