Profile

Gitaris eklektik Marc van Vugt – padukan pengaruh jazz, musik brasil, free improvisasi dan rock

Gitaris Marc van Vugt membawa Anda ke dalam perpaduan eklektik dari pengaruh musik jazz dan Brasil yang tersebar luas serta musik free improvisasi dan rock.

Dia tampil dengan beberapa musisi jazz internasional paling berpengaruh saat ini pemain terompet Kenny Wheeler(UK/CAN), pemain saksofon Thomas Chapin (AS), trombonis Robin Eubanks (AS) dan konduktor/arranger Vince Mendoza dan John Clayton(Amerika Serikat).

Dia juga bermain dengan Ineke van Doorn, Andy Sheppard, John Abercrombie, Don Thompson, Sylvain Beuf, Benjamin Herman, David Linx, Michael Occhipinti Alain Clark, Cor Bakker, Jan Kuiper , Robin Nolan, Sander van Herk, Anton Goudsmit, Izaline Callister, Denise Jannah, Dre Pallemaerts, Paul van Kemenade, Nico Langenhuizen, Eric Vloeimans, Fernando Lameirinhas, Gijs Hendriks, Peter Niewerf, Michael Vatcher, Wilbert de Joode dan Michiel Braam serta Ensemble Amarcord.

Dengan penyanyi/pianis Ineke van Doorn – yang juga istrinya – dia berkolaborasi dalam banyak proyek sebagai Vandoorn dan kamar jazznya sendiri, Orkestra Marc van Vugt’s Big Bizar Habit.

Gitaris Marc van Vugt membawa Anda ke dalam perpaduan eklektik dari pengaruh musik jazz dan Brasil yang tersebar luas serta musik free improvisasi dan rock.

Mereka telah tampil di banyak festival Jazz internasional, klub, dan ruang konser seperti New York, Montreal, Toronto, Vancouver, Paris (Fr). Tur konser di Kanada, Jepang, Indonesia, Prancis, AS, Makedonia, dan tentu saja Belanda.

Marc juga meraih sejumlah penghargaan diantaranya

  • 2003 Nexus Guitar Composition Award
  • 2002 Double nomination Edison Jazz Award
  • 2002 Hounourable Mention at the Julius Hemphill Jazz Composition Awards
  • 2001 Edison Jazz Award
  • 1986 Winner Start 1986 Centraal Beheer Art Promotion Award
  • 1986 finalist Pall Mall Swing Award

Marc juga menaruh perhatian pada dunia pendidikan dengan mengajar disejumlah institusi seperti  HKU University for the Arts, Conservatory of Groningen, Utrecht School of the Arts dan lain-lain.

Marc baru saja merilis album solo guitar berjudul The Lonely Coyote, Guitar Tales dibawah label Baixim records. Ia memainkan 8 gitar dan 1 sitar dalam album ini.

Dalam percakapan dalam program WartaJazz Talks #55, Marc mengungkapkan beberapa latar belakang yang menjadi inspirasi lahirnya komposisi dalam album ini. The Lonely Coyote, menggambarkan saat mereka tour di Amerika dan suara serigala yang melolong menjadi inspirasi karyanya atau Bali Rain saat hujan turun terus-menerus tanpa henti selama dua minggu.

Baca:
Review Marc van Vugt – The Lonely Coyote, Guitar Tales

Musik gitar akustik yang dikerjakannya mengangkat tradisi Bill Connors, Ralph Towner, Pat Metheny dan Egberto Gismonti.

Dalam kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2019 ia sempat berkolaborasi dengan Purwanto dan Sukoco – keduanya gamelan maestro dari kelompok Kua Etnika & Vertigong.

Purwanto berkomentar, “Kemampuan Marc bermain dengan satu instrumen – yakni gitar – tapi bercerita dengan runtut. Mirip seperti yang dikerjakan oleh seniman tradisi. Jika musik barat dipelajari untuk dimengerti. Musik tradisi difahami untuk dipelajari”.

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker