Profile

Etienne M’Bappé sang bassis kampiun dari Kamerun

The bass player with gloves”, begitu orang sering mengenalinya. Etienne ‘Mbappé memang selalu mengenakan sarung tangan sutera berwarna hitam saat bermain bass. Tapi bukan itu yang membuatnya terpilih oleh Salif Keita, Joe Zawinul, Ray Charles, Robben Ford, Bill Evans, ataupun John McLaughlin untuk menjaga rhythm di band mereka.

‘Mbappé, selain mahir memainkan bass sebagaimana bassist lainnya, ia juga punya keunikan dengan bunyi rhythm Bikutsi-Makossa-Asiko-Mangambeu-Bolobo-Mbaya yang berasal dari tanah kelahirannya, Kamerun.

Lahir di kota Douala, Kamerun, lalu pindah ke Perancis pada usia 14, Etienne ‘Mbappé, meski sempat belajar memainkan contra bass untuk musik klasik, ia mempelajari permainan electric bass secara otodidak. Tidak hanya bermain bass dengan permainan solo yang ciamik, ‘Mbappé kerap menyelipkan scatting bunyi-bunyian dengan rhythm musik Afrika.

Etienne ‘Mbappé yang akrab disingkat menjadi ATN oleh teman-temannya, telah meluncurkan empat album solo, “Misiya” (2004), “Su La Také” (2008) dan “Pater Noster” (2013) dan Etienne Mbappe / NEC+: Time Will Tell (2021).

Ia juga merilis album bersama John McLaughlin To the One (2010), Now Here This (2012) dan Live in San Francisco (2018).

Ia juga muncul dalam album bersama Bill Evans Wolfgang Haffner & WDR Big Band: The East End (2019)

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker