Profile

Slim Gaillard, figur serba bisa yang menguasai hampir semua instrumen jazz umum

Slim Gaillard  seorang Raja Renaissance jazz, adalah figur serba bisa yang menguasai hampir semua instrumen jazz umum, dari gitar, piano, organ, drum, vibraphone, hingga berbagai jenis saxophone.

Bakat utamanya bukan hanya dalam musik, tetapi juga dalam komedi, dan dia dikenang dengan penuh kasih karena kehumorannya. Karyanya yang paling terkenal seperti “Flat Foot Floogie,” “Yproc Heresy,” dan “Laughin’ in Rhythm” mencerminkan rasa absurditas dadais.

Slim Gaillard, lahir dengan nama Bulee Gaillard di Detroit Michigan, 1 Januari 1916, mengaku lahir di Kuba selama singgah ayah marinir perdagangnya di pulau itu, menciptakan sejumlah kebingungan tentang asal-usulnya.

Gaillard tumbuh di Detroit dan mulai belajar musik dengan vibraphone sebagai alat musik pertamanya. Dia memulai karir musiknya sebagai penari tap yang juga memainkan gitar, dan kemudian menjadi bagian dari pertunjukan amatir radio populer pada awal 1930-an, termasuk Major Bowes Amateur Hour.

Pada tahun 1937, Gaillard membentuk duo musikal penting dengan bassis Leroy Stewart yang dikenal sebagai Slim and Slam. Mereka mencetak hit pertama mereka, “Flat Foot Floogie,” yang menjadi sangat populer pada masanya.

Selain prestasinya dalam musik, Gaillard juga memiliki bakat untuk bahasa. Dia berbicara delapan bahasa asing dan menciptakan bahasa sendiri yang dikenal sebagai Vout. Kecintaannya pada bahasa tercermin dalam nyanyiannya, di mana ia sering menggunakan Vout untuk memberikan sentuhan unik pada lagu-lagunya.

Gaillard memiliki kehidupan yang panjang dalam industri musik, berkarya hingga era bebop dan kembali meraih popularitas pada tahun 1945 dengan merekam “Slim’s Jam” bersama Charlie Parker dan Dizzy Gillespie.

Namun, dengan munculnya rock ‘n roll pada awal tahun 1960-an, Gaillard pensiun dari dunia pertunjukan dan rekaman. Meskipun begitu, ia diundang kembali ke panggung oleh penyanyi Marion Vee pada pertengahan tahun 1960-an.

Pensiunan yang berbakat ini kemudian beralih ke karir akting dan menghabiskan sisa hidupnya di California dan London.

Gaillard meninggal karena kanker pada 26 Februari 1991, meninggalkan warisan yang tak terlupakan dalam sejarah jazz.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker