Profile

Lee Ritenour, gitaris ‘sang captain fingers’ dengan karir cemerlang lebih dari 5 dekade

Menyebut nama Lee Ritenour, maka itu  artinya menyingkap karir cemerlang gitaris legendaris asal LA lebih dari lima dekade, yang membawa musiknya ke batas luar, mengelana ke setiap genre dan menduduki setiap posisi dalam dunia rock ‘n’ roll.

Pria kelahiran 11 Januari 1952 ini pernah menjadi “enfant terrible” fusion pada tahun 70-an, bintang crossover tangga lagu pop pada tahun 80-an, pengikut setia jazz Brasil, dan jari di balik supergroup Fourplay pada tahun 90-an.

Prestasi Lee Ritenour termasuk: 45 album, pemenang Grammy, dengan 16 nominasi Grammy, Alumnus of the year di USC, Penerima Penghargaan Jazz Los Angeles (2019), serta ribuan sesi dengan legenda seperti Frank Sinatra, Pink Floyd, B.B. King, Tony Bennett, dan lainnya.

Baca:
Lee Ritenour – Rhythm Sessions

Pada pertengahan tahun 70-an, Ritenour menjadi salah satu musisi sesi papan atas di Los Angeles, menyumbangkan bakatnya untuk album milik Steely Dan, Pink Floyd, Barbra Streisand, Aretha Franklin, Carly Simon, Bobby “Blue” Bland, Natalie Cole, Bee Gees, dan Quincy Jones, serta proyek-proyek jazz dengan Sonny Rollins, Dizzy Gillespie, Alphonso Johnson, sampai Stanley Turrentine.

Ritenour juga memiliki minat yang besar dalam suara Brasil dan Latin; ia tur dengan Sergio Mendes pada tahun 1973, dan rekaman dengan Flora Purim, Gato Barbieri, dan Paulinho Da Costa.

Pada 1976, Ritenour mendapat sorotan dengan album solo pertamanya, First Course, sebuah upaya jazz-pop yang rapi yang dirilis oleh Epic Records. Setelah menghasilkan empat album untuk Epic, gitaris ini pindah ke label Discovery yang didistribusikan oleh Elektra dengan The Captain’s Journey yang dinominasikan untuk Grammy pada tahun 1978, menjadi yang pertama dari tujuh album yang ia hasilkan untuk Elektra dan anak perusahaannya.

Baca:
Lee Ritenour luncurkan Rits House dibawah label Universal Music

Pada tahun 1985, ia merekam Harlequin dengan pianis Dave Grusin. Album ini mencapai peringkat kedua di tangga album Jazz Kontemporer Billboard dan meraih Penghargaan Grammy untuk Aransemen Instrumen Terbaik untuk trek “Early A.M. Attitude”,“…saya pikir saya sebenarnya terjebak di jalan tol. Tapi penghargaan bukanlah alasan kita membuat musik”, ungkapnya

Ritenour dan Grusin kelak menjadi kolaborator yang kerap bekerjasama dan label GRP milik Grusin merilis sebagian besar karya solo Ritenour hingga abad ke-21.

Demikian pula, ketika supergroup jazz Fourplay mencetak hit komersial dengan album debut mereka yang bernama sama pada tahun 1991. Bagi Ritenour, daya tariknya semuanya tentang kecocokan antara anggota band. “Sihir itu langsung terjadi antara saya, Bob James, Harvey Mason, dan Nathan East. Anda tidak bisa merencanakannya di grafik – itu berhasil atau tidak. Kami membuat tiga album, tetapi kemudian bisnis menjadi begitu rumit sehingga saya mundur pada tahun 1997. Tetapi selalu ada persahabatan dan rasa hormat musikal, dan kami sedang berbicara tentang melakukan proyek reuni terakhir bersama.”

Rasa hormat itu terasa juga ketika Ritenour membuat album tahun 2010, Lee Ritenour’s Six String Theory: sebuah album all-star yang melibatkan banyak teman terkenal yang dia temui dalam perjalanannya. “Pada masa awal, Anda tidak bisa menyatukan country, jazz, rock, dan semua gaya ini dalam satu rekaman. Perusahaan rekaman akan berkata, ‘Tidak, Anda harus memiliki satu tema’. Tetapi pada tahun 2010, label-label tidak sekuat dulu, dan mereka mencari proyek menarik. Saya pergi ke teman saya Steve Lukather, dan George Benson, dan B.B. King, dan semuanya mengatakan ya. Kami membuka pintu untuk pemain seperti Joe Bonamassa dan John Scofield – dan semua orang bermain dengan baik.”

https://youtu.be/KUt_pnutRtI

Kolaborasi mungkin menjadi konstan, tetapi dalam karier yang penuh dengan belokan tajam, Dreamcatcher yang dirilis tahun 2020 adalah jalan lain yang mendebarkan bagi seorang Lee Ritenour.

Album solo pertamanya ini, baik karena kebutuhan maupun desain, mewakili musik dalam bentuk paling murni: satu orang, menyalurkan ruang pikirannya dan sejarah yang terungkap di sekitarnya, menggunakan alat musik yang telah menyertainya selama semua ini. “…setelah seumur hidup bermain gitar,” katanya, “proyek ini memperkuat betapa saya mencintai gitar.”

Album ini bertengger di posisi 5 chart Contemporary Jazz Albums

Beberapa album pilihan dari Lee Ritenour:

  • The Captain’s Journey (Discovery Records / Discovery 1978)
  • Rio (GRP 1979)
  • Harlequin  (Verve 1985)
  • Portrait – (GRP / Universal 1987)
  • Festival (GRP / Universal 1988)
  • Stolen Moments (GRP 1990)
  • Wes Bound (GRP 1993)
  • Alive in L.A. (GRP 1997)
  • This Is Love (I.E. Music 1998)
  • 6 String Theory (Concord / Universal 2010)
  • Dreamcatcher (The Players Club 2020)

Informasi lebih lanjut:

  • https://leeritenour.com

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker