Franklin Kiermyer: Perjalanan Spiritual dan Musikal

Franklin Kiermyer selalu tertarik pada bagaimana musik terasa. Ia mencari musik yang paling menggerakannya dan mencoba memahami bagaimana cara kerjanya. Baginya, tidak penting dari mana musik itu berasal atau siapa yang membuatnya. Tujuannya selalu untuk merasa bebas dan terhubung dengan tanah pada saat yang sama. “Anda harus merasakannya terlebih dahulu, lalu menemukan cara Anda sendiri untuk membagikan perasaan itu saat bermain,” katanya. Baginya, mempelajari bahasa musik adalah alat untuk mencapai itu, tetapi bukan tujuan akhir. Butuh waktu lama baginya untuk mencapai apa yang ia anggap sebagai dasar dari musik.
“Musik bisa membuka hati kita. Itu yang saya inginkan dari musik. Kita semua berasal dari tempat yang kuat – kita hanya perlu menemukannya di dalam diri kita. Tujuan saya adalah untuk beristirahat dalam keterbukaan itu dan melepaskannya. Semakin saya berlatih, semakin keyakinan alami saya berkembang. Musik menemukan kekuatannya di sana. Itu yang ingin saya bagikan.” – Franklin Kiermyer
Franklin Kiermyer lahir 21 Juli 1956 di Quebec Montreal Kanada, telah bermain dan belajar dari banyak musisi hebat. Dia menulis kolom tamu untuk Canadian Musician Magazine pada musim semi 2014, berbagi pandangannya tentang esensi bermain drum. Baginya, menemukan suara internal adalah kunci dan pencarian dalam bermusik. Dia menekankan pentingnya tetap rileks, membawa suara keluar dari instrumen, dan merasakan setiap nada secara penuh.
Pada periode 2001 hingga 2013, Kiermyer menghilang dari dunia musik. Ia tidak merilis album selama 12 tahun itu karena fokus pada perkembangan spiritualnya. “Saya menyadari bahwa bukan soal belajar bermain drum atau menulis lagu yang lebih baik, tetapi saya harus tumbuh sebagai manusia. Saya perlu berevolusi dan bertransformasi pada level spiritual,” ungkapnya.
Kiermyer telah berlatih meditasi dan mempelajari ajaran Buddha sejak remaja. Pada tahun 1998, ia bertemu dengan seorang guru besar Buddhis Tibet yang menjadi pembimbingnya. Dari 2001, ia menghabiskan banyak waktu bermeditasi dan berlatih di retret soliter di Himalaya dan bagian lain Asia Tenggara.
Sejak kecil, Kiermyer telah tertarik pada drum. Ia memulai dengan bongo yang dibelikan oleh kakeknya saat berusia 9 tahun. Kit drum pertamanya adalah WFL yang dibelinya dari paman teman sekolahnya saat berusia 12 tahun. Saat ini, ia bermain dengan kit kustom dari C+C Drums, simbal Istanbul Agop, dan stik tanda tangannya dari R-Stick. Kiermyer sangat terlibat dalam evolusi produk-produk dari perusahaan-perusahaan ini, menciptakan drum dan simbal yang sesuai dengan visi dan kebutuhannya sebagai musisi.
Kiermyer sangat bersyukur atas dukungan dari banyak perusahaan drum dan produk terkait selama bertahun-tahun. Beberapa di antaranya termasuk Istanbul Agop Cymbals, C+C Drums, Paiste Cymbals, Erickson Music, Canopus Drums, GMS Drums, Humes + Berg Cases, Pearl Drums, Mapex Stands, R-Stick, dan Regal Tip-Calato. Ia merasa beruntung bisa berkolaborasi dalam inovasi alat musik yang ia gunakan.
Franklin Kiermyer adalah seorang pionir musik dan spiritual yang terus mengeksplorasi kedalaman dan kebebasan dalam bermusik. Melalui perjalanannya, ia mengajarkan bahwa musik adalah sarana untuk membuka hati dan menemukan kekuatan internal kita.
Menggandeng David Whittfield – yang bertindak selaku music director – Franklin membuat kelompok Scatter from the atom that remains, yang pemain pendukungnya selalu berganti-ganti.
Ia mengajak trumpeter senior Randy Brecker dalam beberapa konser salah satunya Unity Festival yang diadakan di Jazz @ Lincoln Centre dan formasi yang sama ia bawa ke Java Jazz Festival 2024.
WartaJazz bertemu dengan Franklin sebelum konsernya di Jakarta dan berikut petikan wawancaranya.