Profile

Abdullah Ibrahim aka Dollar Brand sang peracik Jazz Amerika dengan warna khas Afrika

Nama sebenarnya dari musisi yang lahir Cape Town, South Africa, 9 Oktober 1934 ini adalah Dollar Brand. Ia memutuskan mengganti namanya menjadi Abdullah Ibrahim setelah memeluk agama Islam di tahun 1968. Ia menikahi vokalis jazz Sathima Bea Benjamin yang juga berasal dari Afrika Selatan tahun 1965.

Ia dikenal dengan permainan piano yang unik dan berbeda. Pelajaran piano didapatkan tahun 1941 saat ia berusia 7 tahun, yang kemudian membawanya menjadi musisi profesional di tahun 1949 dan kemudian nge-‘jam’ bersama Tuxedo Slickers dan Willie Max Big Band. Ia bertemu dengan pemain alto saksofon Kippi Moeketsi pada tahun 1959 yang meyakinkannya untuk mendedikasikan hidup pada musik.

Musik Abdullah Ibrahim, yang sangat berakar pada tradisi Afrika Selatan, mencerminkan perjalanan hidupnya melalui pengasingan, kebangkitan spiritual, dan aktivisme.

Ia kemudian memimpin band pertamanya sendiri – The Jazz Epistles – dimana anggotanya terdapat nama legendaris Kipie Moeketsi dan Hugh Masekela. Group Jazz ini menjadi kelompok kulit hitam pertama yang populer di negeri ini dengan memotong komposisi-komposisi original dari LP.

Tahun 1962 ia lalu pindah ke Eropa dan membuat Dollar Brand Trio bersama Johnny Gertze (bass), dan Makaya Ntshoko (drum). Setelah sempat bermain selama kurang lebih 2 tahun di Zurich, suatu saat Duke Ellington melihat penampilannya di Zürich’s Africana Club. Ia terkesan saat itu dan akhirnya kemudian mengatur kesempatan rekaman untuknya di Reprise Records. Ellington pula yang mensponsori Dollar Brand atau Abdulah Ibrahim untuk tampil disejumlah festival jazz seperti The Atibies, Juan-les-Pivis and Paleruno Festivals(1963), Montmarte (1964-65) dan Newport Festival(1965). Selain itu mereka juga tampil untuk acara di televisi dan radio.

Abdullah Ibrahim - A Celebration
Abdullah Ibrahim – A Celebration

Hasil kerja keras dan dedikasinya ini membuahkan sebuah tawaran untuk memimpin Duke Ellington Orchestra di tahun 1966. “I did five dates substituting for him. It was exciting but very scary, I could hardly play”, demikian ungkap Abdullah Ibrahim.

Selama kurang lebih tiga tahun setelah itu, ia memutuskan tinggal di New York, dimana ia lalu berkolaborasi dengan sejumlah musisi yang menjadi virtuoso dalam sejarah jazz seperti John Coltrane, Ornette Coleman, Don Cherry dan Sunny Murray.

Perjalan musiknya benar-benar menjelajah mulai dari dataran Eropa hingga menembus Amerika. Sampai akhirnya ia memutuskan kembali ke – negeri dengan tokoh terkenalnya Nelson Mandella – Afrika Selatan di pertengahan 1970, namun menemukan kenyataan yang kurang menyenangkan lalu kembali lagi ke New York di tahun 1976.

Catatan emas dalam karirnya dibukukan ketika ia menulis sebuah ‘soundtrack’ untuk sebuah film berjudul Chocolat – simak album Mindif yang direkam tanggal 7-8 Maret 1988 – yang meraih penghargaan. Mindif sendiri merupakan gunung yang dianggap keramat didaerah selatan Kamerun. Prestasi itu disusul kemudian dengan ‘soundtrack’ No Fear, No Die dimana ia didukung oleh sejumlah musisi yaitu Frank Lacy, Jimmy Coezier, Horace A. Young, Buster Williams dan Ben Riley. Karyanya ini mendapat pujian dari kritikus Francis Davis, “The best jazz soundtrack since ‘Anatomy of a Murder'”. Sementara THE TIMES berpendapat, “maximum colour from spartan, mantra-like themes”. Karyanya yang lain “Idrissa Quedragogo’s Tilai” dari film Burkino Faso memenangkan Grand Jury Prize pada festival film bergengsi Cannes tahun 1990.

Catatan yang lain adalah penghargaan yang diberikan oleh University of Natal, Afrika Selatan bulan April 1992 dengan menganugerahinya gelar Doktor Honoris Causa di bidang musik selain mendapatkan penghargaan serupa dari Universitas Western Cape dan Universitas Cape Town masing-masing di bulan Juni 1994 dan Desember 1996.

Di tahun 1993, kali pertama dalam sepanjang karir musik jazznya, Abdullah Ibrahim diundang untuk tampil bersama National Symphony Orchestra (NSO), dan ini merupakan pertama kalinya NSO mengeksplorasi wilayah musik jazz.

Majalah Jazz terkemuka Downbeat juga memberikan sebuah catatan. Tahun 1975 even tahunan khas Downbeat yaitu Downbeat Jazz Critics Poll memilih Abdullah Ibrahim sebagai Pianis terbaik di dunia untuk kategori “Talent Deserving Wider Recognition”.

Sepanjang karirnya hingga ini seratusan album telah dihasilkannya. 20 diantaranya direkam dibawah label Enja Records seperti Mantra Mode, Echoes From Africa, Africa – Tears And Laughter, Desert Flowers, African River dan lain-lain. Karya terbarunya adalah “Cape Town Revisited” yang direkam live di Cape Town. Album ini juga dihiasi dengan permainan Marcus McLaurine (bass) and George Gray (drum) dan trumpetis asal Afrika Selatan Feya Faku pada beberapa nomor.

Konsernya di Jakarta pada tahun 2001 persembahan Kedutaan Besar Afrika Selatan di Jakarta,  merupakan rangkaian perjalanannya setelah dari Kuala Lumpur, Malaysia dan New York serta Swiss.

WartaJazz mendapatkan kesempatan menonton penampilannya di Jazzaldia Spanyol 2023 lalu dan hal itu membuktikan di usianya yang tahun 2024 ini 90-tahun, membuktikan ia tetap aktif, dibuktikan dengan jadwal penampilannya yang cukup padat sepanjang tahun.

Demikianlah Abdullah Ibrahim, musisi yang tak hanya jadi pianis tapi juga menjadi komposer dan mampu mengekspresikan musiknya secara fasih lewat alunan suaranya, selain juga bermain flute India-Afrika, Soprano saksofon dan Cello. Ia dianggap sukses meracik musik jazz Amerika dengan warna khas musik Afrika.

Berikut ini adalah rekamannya yang direkomendasikan :

  • African Piano (Japo, 1969) solo piano
  • *African Sketchbook(Enja, 1973) solo piano and flute
  • African Space Program (Enja, 1973) with Cecil Bridgewater, Enrico Rava, Charles Sullivan (t), Kiane Zawadi (tb), Sonny Fortune, Carlos Ward (fl, as), Roland Alexander (ts, hca), john Stubblefield (ts), Hamiet Bluiett (bs), Cecil McBee (b), Roy Brooks (d).
  • Good News From Africa (Enja, 1973) duet with Johnny Mbizo Dyani (Bass)
  • Echoes From Africa (Enja, 1979) Duet with Johnny Mbizo dyani
  • At Mountreux (Enja, 1980) with Carlos Ward (as,fl), Alonzo Gardner (b), Andre Stobert (d) Ekaya(Black-Hawk/Tiptoe,1983)with Dick Griffin (tb), Carlos Ward (as), Ricky Ford (ts), Charles Davis (bs), Cecil McBee (b), Ben Riley (d)
  • Water From An Ancient Well (Black Hawk/Tiptoe, 1985) same above, David William replace Mcbee
  • *African River(Enja, 1989) with Robin Eubanks (tb), John Stubbefield (ts), Horace Alexander Young (ss, as, piccolo), Howard Johnson (tuba), Buster Williams (b), Brian Adams (d)
  • No fear No Die(Enja, 1993) Music Film

Diunggah pertama kali 9 Mei 2001
Diperbaharui 9 Oktober 2024

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker