Profile

Vokalis Jerman Laura Totenhagen, improvisator yang konfrontatif

Vokalis Jerman, improvisator yang mendorong batas-batas, dan performer Laura Totenhagen kelahiran tahun 1992 mendekati karyanya dengan sikap yang penuh pertanyaan, playful, dan sedikit konfrontatif.

Berasal dari latar belakang akademis yang ketat dalam oboe, piano, dan akhirnya Magister Musik dalam vokal di Hochschule für Musik und Tanz Köln, sang artis berkembang dalam maksimalisme teknis, permainan sebagai riset, dan pertunjukan holistik.

Totenhagen mengembangkan cara tersendiri dalam menggunakan suaranya di ranah improvisasi bebas, karya a capella, atau karya konseptual untuk menyalurkan ide-ide feminis dan pengalaman pribadi – dan tempat di mana keduanya bertemu. Ia mengambil pengaruh dari suara-suara, interaksi manusia, teks dan teori feminis, dan menggunakan gerakan serta visual storytelling bersamaan dengan kompleksitas teknis dan humor.

Daripada membatasi karyanya pada satu area spesifik, Laura Totenhagen membiarkan praktiknya menyebar di tiga aliran berbeda: penampilan solo a capella, karya efek vokal, atau produksi terbarunya RAW, yang menampilkan 5 kolaborator duo dari AS dan Jerman. Ia melihat ini sebagai penguraian penting dari elemen musik yang, di dunia musik yang lebih kaku, dipaksa bersama demi kepentingan itu sendiri, klaustrofobia dalam kedekatannya. Melalui pemisahan ini, ia memberikan perhatian, pemikiran, dan konteks pada setiap elemen praktiknya, dan memungkinkan ruang untuk sepenuhnya mengeksplorasi potensi mereka: menolak kegaduhan demi pembebasan kreatif.

Laura adalah alumni German Academic Scholarship Foundation dan pengembangan artis NICA. Seorang lulusan master dari Hochschule für Musik und Tanz Köln, ia telah bekerja sama dengan sejumlah musisi dan improvisator dari Jerman dan sekitarnya, dan mempertahankan hubungan kerja sama yang erat dan berkelanjutan dengan penyair dan penulis lirik Australia Ursula Martyn-Ellis. Melalui koneksi-koneksi ini dan proses artistik pribadinya, karya Laura adalah ekspresi dari pengalamannya yang berupaya untuk berevolusi, berkembang, dan mempertanyakan.

Link terkait:

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker