Profile

Sri Hanuraga, salah satu pianis Jazz terbaik Indonesia

Sri Hanuraga adalah pianis dan musisi jazz Indonesia kelahiran 24 Desember 1985 di Jakarta yang awalnya belajar gitar lantaran ayahnya yang seorang pemain gitar klasik. Selain gitar, Aga berguru piano klasik pada usia 11 tahun, juga melalui sang ayah.

Ia baru tertarik pada piano sejak menonton video trio progressive rock Emerson, Lake & Palmer di saat usianya 13 tahun. Keith Emerson yang membuatnya beralih bermain gitar menjadi piano.

Ia semakin menekuni piano jazz setelah menyaksikan video klip Indra Lesmana bertajuk “Reborn” (2000) dan mendengarkan album Riza Arshad bersama grup SimakDialog bertajuk “Trance/Mission” (2002). Itulah yang membuat ia belajar piano kepada Indra Lesmana di saat usia 17 tahun dan juga sempat belajar di Lembaga Pendidikan Musik Farabi, sebuah sekolah musik yang didirikan Dwiki Dharmawan.

Pada tahun 2005, ia berhasil menjadi pemenang utama pada kompetisi Jazz Goes To Campus (JGTC) yang digelar oleh Universitas Indonesia.

Ia menamatkan studi program master piano jazz di The Conservatorium van Amsterdam, Belanda, pada 2011 menyandang predikat summa cum laude (10 with distinction) 

Ia kerap berpentas di festival-festival musik penting dengan banyak seniman internasional dan musisi Indonesia terkemuka. Salah satu album musiknya adalah To the Universe (2015) yang dirilis oleh label Stankoffamusic yang merilis album musisi Polandia.

Aga tergabung ke dalam grup W/H/A/T Quartet bersama Sandy Winarta, Riza Arshad (alm) dan Indrawan Tjhin, yang merilis album “No Words” (Demajors, 2010).

Bersama grup The Brag Pack yang digawangi oleh pemusik jazz di ranah Eropa, Paul Rutschka, Daniel Mester dan Roald Becher, mereka merilis album Just Braggin’ (Stankofamusic, 2012). Pada album ini, Aga mengaransemen ulang lagu wajib nasional, “Bangun Pemudi Pemuda” serta lagu-lagu daerah, yaitu “Ilir-Ilir” dan “Cublak Suweng” dalam konsep jazz modern yang syahdu dan ia pun mengaransemen beberapa track lainnya. Album sensasional ini secara keseluruhan dibalut dalam komposisi jazz dengan rasa yang beragam, menakjubkan dan memanjakan telinga.

Sedangkan bersama Boris Mogilevski Band, sebuah grup ensemble yang anggotanya berasal dari Israel, New Zealand dan Italia. Aga juga mendirikan Sri Hanuraga Trio bersama bassist Theo Balbig dan drummer asal Slovenia yang merupakan salah satu semi finalis dari ajang “Thelonious Monk Jazz Drum Competition” (2012), Kristijan Krajncan.

Di tahun 2014, saat Aga menetap kembali di Indonesia, ia bersama Riza Arshad, Adra Karim dan Elfa Zulham tergabung dalam kuartet grup, TUSLAH. Mereka mengusung konsep yang unik, yaitu menggabungkan piano, synthesizer, hammond organ dan drum.

Hanuraga yang akrab disapa Aga ini telah meraih sejumlah penghargaan internasional maupun nasional seperti soloist prize di East of Eastern Jazz Festival, Nijmegen (2006), The European Keep an Eye Jazz Award 2011 untuk kategori “Best Band” bersama Daniel Master Quartet dan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2016 untuk kategori Artis Jazz Instrumental Terbaik dan Artis Jazz Kontemporer Terbaik pada Anugerah Musik Indonesia 2022.

Sri Hanuraga turut ambil bagian dalam Asean-EU Cultural Festival 2022 yang diselenggarkan di IFI dengan tampil bersama Vincent Peirani Trio dari Perancis.

Pada tahun 2021, Aga meluncurkan album The Unvarying Fragments of Light, sebuah karya kolaborasi bersama mahasiswa pilihan dari Fakultas Ilmu Seni UPH dan beberapa musisi jazz ternama seperti Barry Likumahuwa, Tohpati, Nesia Ardi dan Dira Sugandi. Karya kolaborasi ini mengusung pencampuran dari berbagai genre seperti jazz, progressive rock, musik elektronik serta beberapa elemen musik tradisional Indonesia.

Selain bermusik, ia mengajar di Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk bidang Applied Jazz & Pop Piano Lesson, Skripsi, American Music History.

Aga juga terlibat dalam META (2019) – bersama Gerald Situmorang dan  Bermain Rintik di Musim Hujan – bersama HIVI!, Ify Alyssa & Gerald Situmorang (2022).

Sri Hanuraga merupakan anggota LOVE IS Quartet, bersama Jason Mountario (electric bass), Kelvin Andreas (drum), dan Rainer James (saksofon). Bersama kelompok ini ia telah merilis dua album yaitu “Love is” dan “Made to Believe”. 

Ia merilis album Indonesia Vol 1 pada tahun 2016 bersama penyanyi Dira Sugandi dan Kinga Pruś, Kevin Yosua (Double Bass), Elfa Zulham dan Andris Buiķis (Drums), Paul Rutschka (Electric Bass ), Rega Dauna (Harmonica) dan Magnus Lindgren (Tenor Saxophone).

Albumnya (De​)​Conception dirilis pada tahun 2023 lewat label DIVISI62 berisi enam track yang memiliki kombinasi gaya Electronic, Jazz dan Classical.

 

 

 

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker