Profile

Saksofonis inovatif Roxy Coss sang pencetus dan Presiden Women In Jazz Organization

Roxy Coss, musisi pemenang Grammy, komposer, pendidik, dan aktivis, telah menjadi salah satu saksofonis paling unik dan inovatif di dunia jazz saat ini.

Roxy Coss adalah seorang musisi dan komposer yang telah menjadi salah satu saksofonis paling unik dan inovatif dari generasinya, serta dianggap sebagai suara utama dari gerakan jazz milenial. Ia memenangkan ASCAP Herb Alpert Young Jazz Composer Award pada 2016 dan masuk dalam daftar “Rising Star” untuk saksofon sopran di Downbeat Critics’ Poll selama tiga tahun berturut-turut (2014–2016). Berasal dari Seattle dan kini menetap di New York, Roxy telah tampil secara luas di seluruh dunia.

Pada Januari, Roxy merilis album keduanya sebagai pemimpin band berjudul Restless Idealism melalui Origin Records, menampilkan 10 komposisi orisinal, menyusul album debutnya Roxy Coss (2010). Restless Idealism mendapat pujian kritis dan mencapai peringkat #7 di Jazzweek Chart nasional AS. Downbeat menyebutnya sebagai “bakat muda yang luar biasa”. Quintet-nya telah tampil di berbagai venue ternama di New York seperti The Jazz Standard, Smalls, Zinc Bar, dan SMOKE Jazz Club, serta tampil di Newport Jazz Festival.

Ia merilis Restless Idealism lewat Origin Records (2015), Roxy Qoss Quintet (2019) dan Disparate Parts (2022) keduanya lewat label Outside in Music dan Chasing the Unicorn (2017) lewat Posi-Tone.

Roxy juga tampil di berbagai panggung di seluruh AS, termasuk The Nash di Phoenix, The Royal Room di Seattle, dan The Side Door Cafe di Connecticut. Sebagai musisi pendukung, ia pernah bermain bersama tokoh-tokoh besar seperti Clark Terry, Louis Hayes, dan Claudio Roditi. Ia juga merupakan anggota reguler dari The Diva Jazz Orchestra sejak 2009 dan pernah tergabung dalam grup Jeremy Pelt dan MACKTET.

Sebagai komposer, Roxy telah menciptakan karya kolaboratif dengan ibunya, seniman Mary Coss, untuk pameran Eternal di METHOD Gallery. Ia juga menulis skor musik untuk pertunjukan tari, termasuk Breaking dan Tribe, yang terakhir merupakan komisi dari Holocaust Museum New York. Dalam bidang pendidikan, ia memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun dan pernah mengajar di berbagai institusi termasuk Jazz at Lincoln Center, serta menjadi dosen di sekolah-sekolah dan program musim panas bergengsi.

Roxy lulus Magna Cum Laude dari William Paterson University pada 2008 dengan gelar Bachelor of Music di bidang Jazz Studies/Performance, dan pernah mengikuti program residensi bergengsi seperti Betty Carter’s Jazz Ahead di Kennedy Center serta Steans Institute di Ravinia Festival.

Ia merupakan pendiri dan Presiden dari Women In Jazz Organization (WIJO), Co-Artistic Director untuk Brubeck Jazz Summit, serta Visiting Fellow untuk Think Tank di Bailey College of the Environment, Wesleyan University untuk periode 2024–2025. Mulai September 2025, Roxy akan bergabung dengan Stony Brook University sebagai Direktur Program Studi Jazz.

Lebih lanjut:

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker