Profile

Natalia Bernal: Suara dari Chile yang merangkul dua dunia

Ada kalanya kita bertemu dengan seorang seniman yang suaranya mampu membawa kita menyeberangi samudera dan gurun pasir. Begitulah Natalia Bernal, seorang vokalis kelahiran Chile yang tumbuh di kota pesisir cantik bernama Iquique, sebuah tempat yang bersemayam di antara Samudera Pasifik dan Gurun Atacama. Sejak 2007, New York City menjadi rumah barunya, tapi suaranya tetap menyimpan drama dan intensitas pemandangan alam dari tanah kelahirannya.

Bayangkan seorang gadis kecil yang sejak usia dini telah dikelilingi tradisi musik yang kaya. Ayahnya yang berdarah Chile dan ibunya yang berasal dari Uruguay mengajarkannya standar-standar besar musik Amerika Latin. Ia menghirup dalam-dalam “Música Popular” dari Chile, Argentina, Uruguay, Kuba, Peru, dan Brasil. Inilah akar yang kemudian tumbuh menjadi gaya bermusik yang unik dan khas Natalia.

Perjalanan musiknya tak berhenti di situ. Melalui studinya di Escuela Moderna de Música di Chile dan Berklee College of Music di Amerika Serikat, Natalia memperluas kosakata jazznya untuk menciptakan sebuah permadani suara yang megah namun tetap meresapi ritme dan melodi para trovadores (penyanyi folk) Amerika Latin.

Sejak 2009, Natalia menjadi vokalis untuk trio “La Voz de Tres” yang ia pimpin bersama pianis Mike Eckroth dan gitaris Jason Ennis. Ensemble Jazz/Fusion/Chamber ini telah merilis album “La Voz de Tres” dan “Sueños y Delirios”. Mereka telah tampil di berbagai tempat prestisius di Amerika Serikat dan Amerika Latin, termasuk Blue Note New York di New York City, Municipalidad de Iquique di Iquique-Chile, Tempe Center for the Arts dan The Nash di Arizona, Branford Jazz Festival di Connecticut, dan Geneva Music Festival di New York.

Tahun 2025 menjadi tahun yang istimewa bagi Natalia Bernal. Ia meluncurkan album debutnya “En Diablada”. Sebuah album yang memadukan tradisi folklor Andes dan Amerika Selatan lainnya dengan elemen jazz, blues, dan rock. En Diablada adalah jendela yang jelas menuju pikiran Natalia dan mimpi-mimpinya tentang Gurun Atacama, orang-orang yang mendiami tanah tersebut ribuan tahun lalu, dan bagaimana warisan mereka dapat mengajarkan kita untuk menghadapi paradigma baru masyarakat.

Proyek ini menggabungkan berbagai tekstur dan elemen stilistik. Trek #8, Canción y Huayno, paling mencerminkan konsep asli, “Andean Jazz.” Sisa lagu-lagunya mengalir secara organik ke wilayah lain dengan kolaborasi band yang luar biasa: Natalia (vokal dan perkusi), Jason (gitar), Michael Zsoldos (Saxophone), Itaiguara Brandão (bass), Mark Walker (drum), dan terkadang Mike Eckroth (keyboard).

Dalam pertunjukan langsung, grup ini cocok dengan kategori “world jazz”, dengan improvisasi terbuka dan interplay stilistik. Album ini melibatkan musisi dari tiga benua, termasuk perkusionis Argentina Marcelo Woloski (sekarang di Snarky Puppy), drummer Chile Yayo Serka (Lila Down & Angelique Kidju), Miro Sprague (alumni Monk Institute), Italo Pedrotti (salah satu virtuoso Charango terbaik Chile) dan masih banyak lagi.

Band ini telah tampil bersama sejak 2019 dan pertunjukan langsung mereka termasuk di Bronx Heritage Center (Bronx, NY), Hopkins Center di Dartmouth College (Hanover, VT), Fresh Grass Festival (North Adams, MA), dan Terraza 7 (Queens, NY). Mereka terus melakukan tur secara ekstensif dengan pertunjukan mendatang termasuk di Tanglewood, rumah Boston Symphony Orchestra di Lenox, MA.

Ketika mendengarkan Natalia Bernal bernyanyi, kita tidak hanya mendengar seorang vokalis jazz. Kita mendengar gurun Atacama yang berbisik, ombak Samudera Pasifik yang berdeburan, dan jejaknya yang melintasi dua dunia – tradisi musik Amerika Latin yang kaya dan akar jazz Amerika yang mendalam. Inilah yang membuat suaranya begitu khas, seperti perjalanan antar benua yang dirangkum dalam melodi-melodi indah dan improvisasi yang mengalir bebas.

Lebih lanjut:

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker