Clorophyl Formasi Baru Rilis Album Baru Tahun 2009

Jazz On Trijaya Edisi Minggu, 14 Desember 2008 Jam 19.00-21.00

Perkembangan komunitas jazz di Palembang berbanding lurus dengan peningkatan kualiatas musikalitas para musisi jazz lokal di Palembang.Dari beberapa kegiatan jazz yang diadakan oleh Palembang Jazz Community muncul musisi berbakat diantaranya adalah seorang pemain biola yang punya nama “Doly”

Dalam perbincangannya di Jazz On Trijaya , Doly mengaku terinspirasi dengan sosok Wr.Supratman pencipta lagu yang juga seorang pemain biola.Awal mula dirinya suka biola dan menggeluti musik adalah selepas lulus SMP di Palembang pindah dan masuk SMA di Yogya, kemudian melanjutkan masuk sekolah seni musik juga di Yogya.Kenapa suka Biola, Doly menjawab bahwa alatnya sangat misterius dan asal usul biola sendiri belum jelas sejarahnya.Doly sendiri sebetulnya juga bisa main bass, sedangkan main biola dimulai awal tahun 97 ketika ada pementasan Luluk Purwanto di Yogya.Tertarik melihat permainan Luluk akhirnya Doly belajar kilat 10 hari dg Luluk.Dari situlah teknik bermain biolanya semakin berkembang sampai akhirnya bikin komunitas jazz corner. Musisi biola Paganini jadi idolanya, karena permainannya yang aktraktif. Masih menurut Doly basicnya jazz adalah klasik sehingga memang belajar musik jazz lebih sulit dibanding musik lainnya. Doly balik ke Palembang akhir 2007, dan surprise karena iklim jazz di Palembang makin berkembang dan musisi-musisinya skill-nya juga bagus.Dia berharap agar kegiatan bulanan pertemuan komunitas jazz di Palembang bisa berlangsung secara rutin.Ketika ditanya pengalaman paling berkesan adalah ketika dia juga pernah jam session dengan musisi jazz dari Canada Ron Davis di ajang Bali Jazz Festival.

Teza/vocal, Bagus/piano, Reno/bass, David/gitas, Timur/drum, Yesi/syntezesier itulah formasi terkini Clorophil. Konsep musik dengan formasi baru dengan masuknya Teza dan Reno memang sedikit membuat perubahan konsep musik Clorophil, warna vocal Teza memang cenderung membuat musik Clorophil cenderung ke warna hip hop dan R & B, “Walaupun diakui pengaruh warna Zarro masih cukup dominan di aransemen musik-musik kami” pengakuan Timur sang drummer saat diinterview.

Sekarang ini Clorophil sendiri sedang persiapan untuk rilis album barunya yang rencana awal tahun 2009 diharapkan bisa beredar.Rencana 10 komposisi sudah disiapkan dengan lagu-lagu yang bercerita tentang masalah isu global warning,bbm juga kehidupan atau cerita perjalanan musik Clorophil sendiri. Mayoritas diciptapkan secara bersama oleh personil Clorophil dan masih ada 1 lagu yang diciptakan oleh Zarro (mantan vokalis Clorophil). Sedangkan judul album masih ada beberapa option yang masih dipertimbangkan.Rencana ada 1 lagu instrumental selain lagu-lagu lain yang berlirik dan cenderung ke R & B.Selain dengan Timur (drummer), di Jazz On Trijaya juga berhasil ngobrol dengan Teza sang vokalis. Teza sendiri mengaku banyak belajar dari Clorophil dan awal bisa gabung dengan Clorophil bermula dari guru piano di Purwacaraka yang berteman dengan Dj Aiko yang pernah kolaborasi di Jak Jazz 2007 kebetulan temannya Timur drummer Clorophil yang katanya lagi butuh atau cari vokalis, ya dari situlah akhirnya ketemu dan cocok. Teza sendiri banyak terpengaruh gaya bernyanyi dari Marcell juga Bryan Mcnight.Rencana album barunya nanti mereka memang sepakat menjadikan lagu “Bila cinta di hati” jadi single hitnya.

Session terakhir Jazz On Trijaya mencoba berbincang dengan Agus Setiawan Basuni dari Wartajazz.Com yang mengomentari makin semaraknya event jazz terutama di akhir tahun ini. Walaupun sebetulnya bisa disimpulkan ada 3 magnet besar event jazz yaitu di bulan Maret Java Jazz , di bulan Nopember Jak Jazz dan di bulan Agustus event-event jazz temporer.Dan frekwensi di tahun 2008 ini memang luar biasa sehingga dengung jazz semakin bergema dan pasti berdampak positif terhadap perkembangan jazz itu sendiri di Indonesia baik dari sisi industri rekaman musik jazz itu sendiri serta sisi musikalitas dari musisi-musisi jazz Indonesia sendiri dengan banyaknya muncul talenta-talenta baru. (Eko Adji Soebijantoro)

Exit mobile version