Review

John Hicks – Hicks Time

John Hicks - Hicks Time
John Hicks - Hicks Time

Hicks Time (Passin’ Thru 41211)

Komposisi :

  1. Naimi’s Love Song;
  2. Penaut Butter;
  3. Hick’s Time;
  4. April Eyes;
  5. Redd’s Blues;
  6. Remind Me;
  7. Jest A little;
  8. Two Heart beats;
  9. Heart to Heart;
  10. Steadfast;
  11. after the morning;

Total Playing : (58:30)

John Hicks : Piano

Bagi seorang pianis, dia harus mempunyai kepekaan musikal yang lebih, karena dia harus dapat bermain dan menyesuaikan dengan instrumen piano, manapun ditempat dia bermain. Dan permainan solo piano biasanya dapat menunjukkan hal tersebut. Inilah yang dilakukan oleh John Hick lewat albumnya Hicks Time, dimana bagi Hick piano tidaklah sekedar instrumen tetapi untuk pencarian inspirasi spiritual, penkayaan intelektual sekaligus sebagai hiburan.

John Hick yang oleh Lester Bowie disebut sebagai “free jazz musician”, bukan karena dia bermain free jazz tetapi dia memainkan apa saja yang ingin dia mainkan, ini dia buktikan dengan bermain bersama bermacam-macam musisi dari berbagai gaya Jazz seperti Betty Carter, Pharoah Sanders, David Murray, Lester Bowie, Oliver lake, Bobby Watson, Johny Griffin sampai Mingus Big Band.

Dibuka dengan Naimi’s Love song yang bergaya balada yang menggambarkan kelembutan permainan dari Hick, disusul lagu Peanut Butter, lagu dengan tempo yang relaks, dari dua lagu ini terlihat bagaimana Hick sangat mengutamakan ritme dan tempo yang sangat terjaga. April eyes adalah lagu kalem yang mengesankan adanya kesedihan dan ditulis Hick untuk Elise Wood. Redd’s blues lagu yang dipersembahkan untuk pianis Freddy redd, merupakn komposisi dengan gaya blues tapi tidak terlihat sebagi bener-benar blues, Hick membuatnya lebih bebas dalam mengadaptasi patorn blues. Jest A little dan remind me dua lagu komposisi dari Oliver lake yang dimainkan dalam versi solo piano oleh Hick, terdengar sederhana tapi sebetulnya sangat komplek. Two heart Beats yang pernah dimainkan dalam format trio, dimainkan secara solo piano, Hick dalam lagu ini banyak mengeksplorasi melodi-melodi dan harmoni yang mungkin dilakukan dalam permainan solo piano, diakhiri dengan lagu After The Morning yang berkesan ballad juga terdengar sangat lembut dan indah.

Secara keseluruhan lagu-lagu dalam album ini menampilkan melodi-melodi dan ritme-ritme yang lembut dengan temo dan harmonisasi yang sangat terjaga dan indah bahkan terkesan romantik dan relaks sehingga kesan permainan solo piano jazz yang “njlimet‘ tidak terasa bahkan sangat nikmat didengarkan mungkin sambil bersantai sampai kita tidak sadar bahwa semua komposisi sudah berakhir.

Ajie Wartono

Memimpin divisi Projects & Event Management. Pernah mengikuti Dutch Jazz Meeting di Amsterdam, Belanda. Selama dua tahun dipercaya menjadi Ketua Festival Kesenian Yogyakarta (2007, 2008) selain sebagai Program Director, Bali Jazz Festival dan Ngayogjazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker