Profile

Georgia Anne Muldrow

Dalam artikel di The New York Times pada tahun 2009, rapper Mos Def membandingkan musik Georgia Anne Muldrow dengan Roberta Flack, Nina Simone, dan Ella Fitzgerald. Sedang AllMusic menggambarkannya sebagai salah satu artis paling berani dan penting (walau kurang dihargai) pada masanya.

Georgia Anne Muldrow lahir pada tahun 1983, di Los Angeles, California, AS, tumbuh dalam lingkungan musik dari orang tuanya. Ayahnya adalah gitaris jazz Roland Muldrow dan juga seorang penyanyi, sedang ibunya guru spritual Rickie Byars-Beckwith dan vokalis yang telah pernah tampil dengan musisi-musisi jazz seperti Pharoah Sanders dan Roland Hanna.

Muldrow belajar musik di The New School di New York, di mana dia bertemu dengan orang-orang seperti: Robert Glasper dan Bilal, meskipun ia kembali ke Pantai Barat setelah serangan 11 September 2001, di mana dia naik kereta bawah tanah NYC di bawah World Trade Center.

Ia seorang multi instrumentalis, musik Muldrow menghapus batas antara soul progresif, hip hop organik dan jazz avant-garde.

Pada tahun 2006, dia merilis album EP debutnya, “Worthnothings” di Stone Throw Records. Album pertamanya, “Olesi: Pragments of an Earth”, dirilis dilebel tersebut pada tahun itu juga, dan itu menjadikan dia wanita pertama yang menanda-tangani kontrak dengan perusahaan rekaman tersebut. Pada saat itu, dia adalah pemain integral di kancah bawah tanah Los Angeles yang berkembang pesat dari pembuat beat, instrumentalis, penyanyi, rapper, penulis lagu, dan operator label.

Pada 2012, Mudrow mengeluarkan, “Seeds” sebuah album yang seluruhnya di produksi oleh Madlib, di SomeOthaShip Connect, sebuah perusahaan rekaman yang didirikan dengan sesama artis dan mantan suaminya Dudley Perkins.

Di tahun 2018, ia kembali merilis album dengan judul, “Overload on Brainfeeder”.

Selama kariernya ia sudah merilis 21 album, yang paling mutakhir adalah, “VWETO III” (2021), tiga EP, lima singles, dan penampilan sebagai penyanyi tamu di album sederet penyanyi seperti: Platinum Pied Pipers, Eric Lau, Oh No, Erykah Badu, Mos Def, The Black Opera, Akua Naru, Declaime, J-Zen, Miles Davis dan Robert Glasper, Nosizwe, Tham That Do, Eun Blood Orange, dan lainnya.

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker