Review

Toninho Horta – Once I Loved

Album ini akan memukau anda!

Bukan karena album ini menampilkan imajinasi, warna, ataupun tehnik instrumentasi dari gitaris Toninho Horta yang tidak tampak pada album-album sebelumnya.

Keputusan Toninho untuk membuat sebuah straight jazz album dan kebolehannya dalam membuahkan karya yang otentik, menunjukan konsep seorang musisi berkelas tanpa memandang asal-usul musisi tersebut ataupun instrumen yang dimainkannya.

Bermain dalam konteks pure jazz adalah sebuah ide yang didukung oleh Toninho dan para eksekutif pada label Verve; yang sebelumnya pernah merilis 2 album solo Toninho yang masing-masing berjudul Diamond Land dan Moonstone. Dibawah panduan Eliane Elias, rekan satu negara yang namanya sangat identik dengan Brazilian jazz, dan dibantu oleh pemain bas Gary Peacock dan pemain dram Billy Higgins, Toninho telah menuangkan sekumpulan ide menjadi sebuah album jazz yang menawan.

Keberhasilan Toninho pada pembuatan album ini terasa lebih mengesankan lagi setelah kita meneliti bahwa dia tidak mengorbankan sedikitpun gaya permainan Braziliannya meskipun tampil dalam format sebuah trio jazz. Permainan gitar dan kreativitas Toninho selama 25 tahun terakhir yang telah menempatkannya sebagai artis jazz papan atas di Brasil, kembali teruji dalam konteks permainan yang sarat dengan improvisasi. Simak saja lagu Lullaby of Birdland dengan intro potongan chorus dari lagu Summertime; Toninho juga ingin menghindarkan kesan cliché dengan mengaransir lagu My Funny Valentine menjadi 3 bagian. Pada lagu Waltz for Mariana Toninho membuat struktur yang mengalun mengikuti emosi tanpa kehilangan kontinuitas. Lagu-lagu standard Brasil milik Jobim O Amor Em Paz (Once I Loved) maupun Tarde (Afternoon) milik Milton Nascimento dibawakan dengan format bebas dan berorientasi jazz.

Gary Peacock dan Billy Higgins patut mendapat penghargaan atas keberhasilan album ini, dan sepertinya tidak mungkin Toninho bisa mendapatkan kombinasi trio yang lebih sempurna baik pada bas ataupun pada dram. Gary yang biasanya bermain bas untuk kwartet gitaris Vic Juris, adalah salah satu pemain bas berkelas yang sering terlupakan didunia jazz. Dunia jazz sudah digelutinya selama 30 tahun, sejak dia bermain bas untuk pianis legendaris Bill Evans ataupun Albert Ayler. Tapi sayangnya orang kurang mengenal Gary meskipun permainannya yang kreatif sering membuat iri kebanyakan pemain bas lainnya. Permainan bas solonya pada lagu Waltz for Mariana dan Tarde membuktikan kalimat diatas.

Keberadaan Billy Higgins sebagai pemain dram lebih mendapatkan exposure selayaknya seorang musisi yang telah berkarir selama 3 dekade. Sebagai contoh, sewaktu Pat Metheny ingin merekam sebuah album trio jazz, Billy adalah pemain dram pilihannya. Permainan Billy yang penuh dinamika, banyak menghiasi pergantian tempo pada lagu My Funny Valentine. Kebolehan Billy sebagai pemain gitar banyak membantu untuk bermain dram seperti halnya bermain alat musik melodi, yang dapat kita simak pada permainan solonya pada Isn’t It Romantic?

Seperti albumnya yang sudah-sudah, Toninho mencampur permainan gitar dengan vokal pada Stella By Stralight, Tarde, Minas Train, dan Pica Pau. Disamping membuat lebih kompleks, dan menambah mobilitas permainan rhythmnya, vokal Toninho memberikan sentuhan personal yang menjadi trade-mark Toninho selama ini. Dan dengan tetap menjaga keunikan permainannya, Toninho telah mengirimkan pesan jazz yang tidak hanya memukau, tetapi juga membuai kita.

Bob Blumenthal – disadur oleh Danny Hais

Toninho Horta – Once I Loved
Verve – 513 561-2

Komposisi:
1. Pica Pau
2. Lullaby of Birdland
3. Stella by Starlight
4. Waltz for Mariana
5. My Funny Valentine
6. Isn’t It Romantic?
7. O Amor Em Paz (Once I Loved)
8. Footprints
9. Tarde
10. Minas Train

Musisi:
Toninho Horta : Gitar Akustik / Elektrik, Vokal
Gary Peacock : Bas Akustik
Billy Higgins : Dram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker