Review

Actis Dato Quartet – Ginosa Jungle

Pemain alat tiup serba bisa yang satu ini merupakan salah seorang aset yang penting di antara musisi jazz dari Itali. Karier musiknya minimal sudah 30 tahun serta banyak terlibat di berbagai proyek musikal di Itali sampai yang berkelas internasional bersama para musisi jazz terkemuka. Sebut saja, Dato pernah berkolaborasi dengan Oliver Lake, Leroy Jenkins, Franz Koglmann, Mark Dresser maupun bersama Gianluigi Trovesi, Georgio Gaslini, Roberto Ottaviano dan masih banyak lagi. Dia juga adalah salah satu anggota dari big band free jazz terkemuka dari Itali, Italian Instabile Orchestra. Sekilas dilihat dari perjalanan kariernya, Dato memilih bermain musik jazz dalam wilayah modern, free jazz atau bahkan kalau sulit seperti apa menyebutnya masukan saja ke post-modern jazz.

Formasi Quartet dalam album yang dikeluarkan pada tahun 1998 ini sudah terbentuk sejak 20 tahun yang lalu dengan mengetengahkan para musisi jazz pilihan yang tangguh dari Itali juga. Group ini membawa energi baru dalam blantika musik jazz di Italia. Sukses dalam mengkombinasikan eksperimentasi suara dan hiburan. Barangkali inspirasi kreativitas mereka berasal dari tradisi kesenian Mediterranean, Timur Tengah, Afrika, musik funk, Amerika Tengah, Asia, Itali dan Eropa Timur yang dikemas dalam gaya improvisasi musik jazz dengan unik. Tidak ketinggalan pula, kesan humoris dalam penampilan mereka cukup menonjol.

Seperti dalam album-album mereka yang lain, posisi yang menarik untuk disimak di sini secara dominan tetap dipegang oleh 2 pemain alat tiupnya, yaitu Piero Ponzo dan Actis Dato sendiri. Di mana mereka saling berinteraksi dalam rajutan suara, melodi dan improvisasi yang padat dan emosional. Sehingga timbul kesan mereka sedang mengadakan pesta kecil-kecilan untuk saxophone dan klarinet. Dua komposisi pertamanya, ‘Finalmente si balla’ dan ‘Salsango’ yang riang sangat dipengaruhi musik tarian dari Eropa Timur dengan improvisasi 2 orang tersebut yang memukau. ‘Cecenia’ mengingatkan kita akan gaya Albert Ayler dengan albumnya “Love Cry”. Komposisi ‘A la Martinique’ membawa kita melancong ke daerah Amerika Tengah. Pengaruh musik klezmer dari Eropa Timur juga mencuat dalam ‘Sahel’. ‘Jagua nana’, ‘Aeroflot’ dan ‘Manouche’ menunjukan kepiwaian mereka dalam membuat komposisi yang unik.

Seperti yang tertulis di atas, meskipun 2 pemain alat tiupnya yang menonjol namun pemain bass dan drumnya bukan berarti lemah. Dalam berbagai kesempatan mereka tetap menunjukan ide permainan yang solid dan eksploratif. Contohnya saja dalam ‘Bossa di Bisceglie’ atau dalam ‘Djoliba’.

Meskipun penulis hampir terjebak dalam menilai bahwa kelompok ini hanya sekedar “pelancong musikal’ semata, namun ternyata tidak sesederhana itu. Mereka dapat menyelami dan tetap berpegang teguh kepada kebebasan berekspresi dan berimprovisasi sehingga dapat menghasilkan karya yang lebih hidup. Semua keanekaragaman materi yang ada dalam album ini telah muncul menjadi sebuah energi kreasi pada tingkat yang bukan sembarangan. Mengingat dinamika permainan mereka, barangkali jika kelompok ini ditonton secara langsung akan sangat menarik

Actis Dato Quartet – Ginosa Jungle
Splasc(H) Records CDH 710.2

Komposisi:
1. Finalmente si balla 2:03
2. Salsango 7:11
3. Cecenia 6:25
4. A la Martinique 4:12
5. Sahel 5:11
6. Black out 1:17
7. Jagua nana 11:01
8. Aeroflot 6:10
9. Bossa di Bisceglie 4:34
10. Manouche 6:44
11. Djoliba 6:14
12. Cuatro Alegres 6:35

Musisi:
Carlo Actis Dato: tenor, bariton saxophone & bass klarinet
Piero Ponzo: alto saxophone & klarinet
Enrico Fazio: bass
Fiorenzo Sordini: drum

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker