Review

Joe Rosenberg Quartet East – Version Two

Saxophonis asal Amerika ini dalam beberapa tahun terakhir ini sering mondar-mandir antara Jakarta dan Hong Kong. Saat-saat seperti inilah pasti dapat dimanfaatkannya untuk bermain dengan banyak musisi setempat. Sepengetahuan penulis, ini adalah hasil pertamanya. Dengan menggandeng musisi dari Indonesia, Jepang dan musisi Amerika yang menetap di Hong Kong.

Kalau mengikuti sepak terjang Joe Rosenberg sendiri, pada tahun 1993 dia membentuk sebuah kelompok yang bernama Affinity. Kelompok yang pernah didukung oleh Richard Sanders, Buddy Collette dan Rob Sudduth ini kebanyakan berorientasi free bop dengan menggarap ulang karya-karya Ornette Coleman, Eric Dolphy atau pun komposisi-komposisi modern musik jazz. Sebagian besar direkam di bawah label Music & Art.

Album ini dengan gaya improvisasi mereka ini dibuka dengan sebuah komposisi yang barangkali menjadi variasi dari komposisi terkenal ‘Teo’ milik Miles Davis. Lirikal, mid-tempo dan basic modal chordnya cukup menonjol. Tiga komposisi berikutnya secara berurutan disambung dengan mengayunkan antara bentuk-bentuk bop dengan improvisasi yang lebih bebas. Penampilan Masako Hamamura dalam dua komposisi pertama sempat mencuri perhatian. Selain Peter, pianis perempuan ini paling bisa untuk menyesuaikan kondisi dan mood permainan. Tiupan sopran saxophone Joe Rosenberg yang cenderung soft ini seolah membangun kerangka komposisi pada saat yang bersamaan.

Tiga rangkaian komposisi berikutnya adalah inti dari album ini dengan judulnya sama. Ketiganya mempunyai kesamaan mood yang yang menonjolkan komunikasi yang intim dan hangat. Eksplorasinya lebih berkutat dalam kepekaan respon dari masing-masing musisi. Diawali dengan duet antara Joe dan Peter dengan gesekan arconya yang membantu kekentalan percakapan tersebut. Sebelum memasuki komposisi bagian tiga, terlebih dahulu dijembatani dengan permainan dentingan piano dan gemercing perkusi yang membangun nuansa yang meditatif. Selanjutnya, fokusnya ada pada Joe dengan menoreh lapisan-lapisan warna pastel dalam komposisinya yang akhirnya cenderung menjadi kelam. Komposisi terakhir, kembali ke dalam suasana yang sedikit lebih segar dengan mengetengahkan irama neo-bop.

Beberapa musisi barangkali sudah tepat saat dan posisinya. Sayangnya, justru Aksan yang dari Indonesia kurang maksimal dalam membuat eksplorasi suara dalam suasana seperti ini. Selain itu, ada sesuatu yang kurang menggigit dari penampilan mereka secara keseluruhan. Katakanlah apa yang mereka usahakan sudah baik, namun secara emosional terkesan datar saja. Beberapa kali penulis melihat penampilan mereka di panggung, yang justru mampu tampil lebih panas lagi.

Joe Rosenberg Quartet East – Version Two
1 hr music 003

Komposisi:
1. Protean Static
2. Unagi
3. 357 Part 1
4. 357 Part 2
5. Version Two Part 1
6. Version Two Part 2
7. Version Two Part 3
8. The Other Side Of Next To Nothing

Musisi:
Joe Rosenberg: soprano sax
Masako Hamamura: piano
Peter Scherr: bass
Aksan Sjuman: drum

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker