Review

PAT METHENY & BRAD MEHLDAU – METHENY MEHLDAU


Nonesuch Records, 2006

Komposisi:
1. Unrequited
2. Ahmid-6
3. Summer Day
4. Ring of Life
5. Legend
6. Find Me in Your Dreams
7. Say the Brother’s Name
8. Bachelors III
9. Annie’s Bittersweet Cake
10. Make Peace

Musisi :
Pat Metheny: gitar
Brad Mehldau: piano
Larry Grenadier: bass
Jeff Ballard: drum

Enaknya kalau dalam musik jazz, para musisi dari generasi yang berbeda bisa tampil bersama dalam sebuah proyek musik. Uniknya, hal tersebut dapat menggali sebuah sinergi terpendam dari potensi yang menonjol masing – masing musisi, yang terkadang juga secara tidak terduga mampu menghasilkan sintesis yang bermutu. Hal ini bukannya tidak terjadi di luar musik jazz, namun adanya tradisi jam session lebih melekat dan mulus berjalan bersama musik jazz ketimbang jenis musik populer lainnya.

Di tahun 2006 lalu, ada dua proyek duet menarik yang dimainkan oleh para musisi – musisi yang menonjol dalam industri musik jazz. Pertama, duet antara para vokalis George Benson dan Al Jarreau dalam album “Givin It Up”. Kedua, gitaris jazz terkemuka Pat Metheny dan pianis muda yang saat ini sedang berkilau namanya, Brad Mehldau, dalam album “Metheny Mehldau”. Kebetulan kedua album tersebut merupakan usaha pertama kali mereka bersama dalam pembuatan sebuah album.

Biasanya, rasa ingin tahu seseorang begitu memuncak ketika beberapa artis / musisi pujaannya bisa tampil bersama. Kemudian membayangkan seperti apa hasilnya. Harapan bagi industri musik tentunya seperti itu, sehingga mampu mendongkrak penjualan album. Bagi penulis sendiri itu menjadi hal yang menyenangkan sekaligus mendebarkan. Salah satunya ketika mendengar kabar ada album duet Pat Metheny dan Brad Mehldau keluar.

Album “Metheny Mehldau” ini terdiri dari sepuluh komposisi baru, baik karya Metheny maupun Mehldau sendiri. Delapan di antaranya dalam formasi duet piano-gitar, sementara sisanya dibantu oleh rekan – rekan formasi trio Mehldau. formasi duet piano-gitar cukup digemari oleh para pecinta musik jazz. Sekalipun sering terjadi “tabrakan” kepentingan dalam urusan harmoni dan ritmik di antara kedua instrument tersebut.  Namun ada contoh sukses dan malah album ini bisa dianggap menjadi salah satu masterpiece dalam sejarah musik jazz, yaitu sebuah album pada tahun 1963 milik Bill Evans yang berjudul “Undercurrent”. Dalam album tersebut, Bill Evans (piano) bermain duet bersama Jim Hall (gitar). Kebetulan lagi, kedua musisi ini juga cukup dominant pengaruh dari Bill Evans maupun Jim Hall. Meskipun bagi Metheny dan Mehldau, warna musik yang dimainkan jelas berbeda mengingat kondisi karakter masing – masing musisi tampil lebih modern.

Dibuka dengan ‘Unrequited’ yang melodinya terasa melayang – layang. Nuansa yang serupa juga mengalir dalam ‘Legend’. Sedangkan ‘Ahmid-6’ dan ‘Bachelors III’, sebuah percakapan ringan namun cukup padat isinya. Sepertinya ada penekanan dalam hal rhythm swingnya. Dalam ‘Summer Day’ Metheny tampil memakai gitar akustik dan dipadukan dengan sentuhan dinamis piano dengan interaksi khas dari Chick Corea.

Lebih menarik lagi adalah “Ring Of Life” dengan ditambah pemain bass dan drum, tembang ini sendiri mungkin dipengaruhi dengan trend musik elektronik, meskipun ditampilkan dalam format akustik yang ditunjukan dengan peran pemain drumnya yang menghentak-hentak seperti layaknya gaya musik bass ‘n’ drum. Dalam tembang ini, Pat Metheny juga membunyikan soundnya yang khas, memakai gitar Gibson yang disampling seperti suara trumpet. Masih dalam formasi yang sama, tembang berirama swing yang santai “Say The Brother’s Name” terlihat sedikit lebih memfokuskan akan sensibilitas harmoni dari teknik permainan Mehldau, terutama peran tangan kirinya.

Banyak orang mungkin berharap proyek seperti ini akan diperpanjang lagi. Bahkan beberapa media menulis sebagai kolaborasi terbaik tahun 2006. Di antara mereka berdua ada kesamaan visi yaitu mempertemukan antara gaya tradisional dan modern. Selain itu yang lebih penting lagi adalah mereka mampu tampil cukup memukau dalam mengeksplorasi swing dalam batasan yang luas dan komunikatif.

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker