Review

Chick Corea – The Ultimate Adventure

Beberapa tahun terakhir ini, Chick Corea rupanya sedang gembira untuk bermain bersama dengan beberapa rekan lamanya. Seperti halnya dalam album di tahun 2003 “Rendezvous In New York” yang mengajak para sahabat lamanya untuk tampil bersama kembali dalam acara ulang tahunnya yang ke-60. Reuni bersama kelompok The Elektric Band juga muncul diabadikan dalam albumnya di tahun 2004 “To The Star”.

Salah satu point kelebihan dari tokoh ini adalah tidak merasa bosan untuk bereksplorasi ke wilayah – wilayah baru. Jadi meskipun di sini muncul nama – nama lama seperti Steve Gadd, Tom Brechtlein, Airto Moreira, Charles Benavent maupun Hubert Law, bukan berarti Corea hanya mengulang – ulang beberapa konsep musiknya yang terdahulu dan hanya sekedar bereuni untuk tampil bersama lagi. Dalam setiap langkahnya, Corea selalu mengembangkan detail – detail yang baru.

Album yang dikeluarkan di awal tahun 2006 ini merupakan album konsep. Pada tahun 1970an dia juga pernah melakukan hal serupa. Terutama dengan beberapa albumnya seperti “The Leprechaun” (1976) maupun “Mad Hatter” (1978). Ide dasarnya adalah dari sebuah novel karya L. Ron Hubbard yang juga menjadi tokoh spiritual bagi Corea pribadi.

Dalam kesempatan ini, Corea secara silih berganti memainkan piano, elektrik piano Fender Rhodes dan synthesizer. Para musisi pendukungnya juga membantu secara rinci dan alamiah dalam mengungkapkan berbagai warna musikal seperti yang ingin ditekankan di setiap judul komposisinya yang menyerupai sebuah epik. Hasilnya menjadi sebuah sajian musik yang ilustratif dan cukup imajinatif.

Tentu, dalam album ini Corea tidak bisa menyembunyikan akan kecintaanya terhadap musik Spanyol. Terlebih lagi hal ini diungkapkannya dalam sebagian besar komposisi dari album ini diisi dengan ornament palmas. Sebuah tepukan tangan yang berkesinambungan mengikuti alur ritmik dalam tradisi musik Spanyol. Contoh yang kelihatan menonjol ada dalam ‘King & Queen’.

Interplay cukup menawan antara Corea, Laws, Moreira dan Benavent membuka album ini dalam ‘Three Gouls Part 1’ kemudian langsung disambut dengan alur melodius pendek – pendek khas Corea dalam nuansa yang sedikit lebih funky dengan menggunakan elektrik piano. Sebuah kesempatan yang barangkali belum pernah dilakukannya sebelum ini adalah menampilkan sebuah komposisi yang beraroma Timur Tengah dengan menonjolkan permainan perkusi Ramzy dalam ‘City Of Brass’ maupun ‘Flight From Karoof 1’.  Dalam komposisi – komposisi tersebut juga menunjukan sebuah penampilan yang cukup eksotis dengan menggabungkan instrument elektrik dan akustik.

“Queen Tedmur’ kembali Corea menunjukan kepiwaiannya dalam membuat dan menampikan komposisi yang kental akan sinkopasi tradisi musik dari Spanyol. Kalau dalam beberapa album lamanya, Corea berada dalam titik sentralnya. Namun dalam kesempatan ini, peran yang cukup menonjol juga diraih oleh Laws dan Garland yang mencoba mengikuti arus dinamika komposisi ini. Konsep permainannya juga sedikit banyak diperbarui dengan mencampurkan perkembangan terakhir musik elektronik, ketukan khas Spanyol dan tentunya improvisasi musik jazz. Seperti yang yang terlihat dalam ‘El Stephan’, ‘Flight From Karoof 2’ maupun ‘Planes of Existence’.

Permainan aneka warna ritmis dapat dijumpai dalam ‘Moseb The Executioner’. Pada bagian pertama lebih mencurahkan nafas musik rocknya kemudian bagian kedua kembali dengan ornament palmas dan di bagian akhirnya dihiasi dengan model ritmik a la Amerika Latin. Di sini juga ditonjolkan peran Moreira dan Garland.

Menurut penulis, dalam album ini ada beberapa catatan setelah mengamati gerak musikal Corea selama ini. Pertama, dia mulai membentangkan ke dalam cakrawala musikal yang sedikit lebih lebar. Bisa berarti Corea juga mulai tertarik terhadap musik khas Timur Tengah dan kawasan Afrika Utara serta perhatiannya terhadap trend musik elektronika pada saat ini. Mengingat kedua hal tersebut sebelum ini belum pernah atau paling tidak, jarang dilakukannya. Kedua, dalam berbagai album solonya di waktu lalu, Chick Corea selalu menjadi satu – satunya tokoh sentral. Beberapa tahun terakhir ini, dia memberi kesempatan yang lebih banyak lagi untuk berkiprah terutama para pemain alat tiupnya dan rhythm section tidak hanya pada waktu solo improvisasi saja. Ketiga, pada tanggal 11 Februari 2007 lalu, panitia Grammy Awards telah mengumumkan bahwa album ini berhak mendapatkan 2 piala Grammy dalam ketegori Best Jazz Instrumental Alum, Individual or Group dan Best Jazz Instrumental Arrangement.

Chick Corea the Ultimate Adventure
Stretch Records, 2006

Komposisi:
1. Three Ghouls Part 1
2. Three Ghouls Part 2
3. Three Ghouls Part 3
4. City of Brass
5. Queen Tedmur
6. El Stephen Part 1
7. El Stephan Part 2
8. King & Queen
9. Moseb The Executioner Part 1
10. Moseb The Executioner Part 2
11. Moseb The Executioner Part 3
12. North Africa
13. Flight from Karoof Part 1
14. Flight from Karoof Part 2
15. Planes of Existence Part 1
16. Arabian Nights Part 1
17. Arabian Nights Part 2
18. Gods & Devils
19. Planes of Existence Part 2.

Musisi :
Chick Corea (piano, fender rhodes, synthesizers, acoustic and electronic percussion, palmas); Steve Gadd, Vinnie Colaiuta, Tom Brechtlein (drums, palmas); Airto Moreira, Hossam Ramzy, Rubem Dantas (percussion & voice); Carles Benavent (bass & palmas); Hubert Laws, Jorge Pardo (flute, saxophone); Tim Garland (bass clarinet & tenor saxophone); Frank Gambale (guitar).

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker