Proyek Possibilities Herbie Hancock

Resensi DVD Dokumenter
PROYEK POSSIBILITIES HERBIE HANCOCK
Musisi :
Herbie Hancock, Paul Simon, Carlos Santana, Angelique Kidjo, John Pattitucci,
Resep manjur menggaet penampil stellar dari industri musik untuk sebuah album serupa kompilasi diambil pula Herbie Hancock. Dan seperti yang langsung terbayang di benak tiap artis saat dihubungi untuk konfirmasi kesediaan mereka terlibat kolaborasi ini, “Possibilities” mengharapkan warna pribadi “aku” (masing-masing artis tersebut) sebagai musisi. Hancock tidak menginginkan sebuah rekaman jazz, Paul Simon (salah satu yang digaet) menerjemahkannya sebagai: yang dimaksud adalah “bukan rekaman klise-jazz”. Dan pada akhirnya pun, porsi piano tetap berbahasa jazz, sesubtil apapun baurnya. Hancock yang sempat malang-melintang di tangga lagu pop untuk sejumlah karyanya di hampir 6 dekade terakhir, membuktikan keterbukaannya untuk berduet 50:50 sebagaimana dijejak film bertajuk sama dengan album yang rilis 2006 tersebut.
Jangan berharap mendapati lagu plus visualisasi album tersebut layaknya konser atau klip video. Komplementer, mungkin sebuah bonus, adalah fungsi dokumenter ini. Setiap babak diarahkan Doug Biro dan Jon Fine untuk menangkap semua detil kesibukan studio, diskusi konsep dan pengarahan, serta komentar dan kisah di balik usaha kolaboratif ini yang secara umum (diungkapkan Hancock) adalah mencoba memunculkan kemungkinan baru di luar comfort-zone. Potongan lama kontribusi Hancock di era “Miles Davis’s second great quintet” konser di Stockholm, band elektronik Headhunters, klip “Rockit” yang menyuguhkan suara scratch yang menjadi fenomenal saat tren breakdance, nostalgia Headhunters dalam format baru yang menyertakan Marcus Miller, Terri Lyne Carrington, & John Mayer, hingga perkenalan synthesizer pada episode lawas Sesame Street menjadi bagian tutur film ini.
Tidak terlewat pula fokus sekejap seperti saat Christina Aguilera ngaca di cermin bedak atau bahasa tangan John Mayer ketika take vocal untuk memperagakan ia terkunci dari-pinggang-ke-bawah oleh gadis dalam lagu “Stitched Up”. Namun, ada pula babak-babak panjang yang seolah menjadi pernyataan musisi-musisi ini sebagai umat manusia, seperti diskusi filosofis di tengah rekaman “Safiatou” yang menyertakan Carlos Santana, berbicara tentang menyentuh bagian manusia: beauty, elegance, excellence, grace, dignity; dan Angelique Kidjo, berbicara mengenai genocide Rwanda. Adegan kunjungan ke peringatan 60-tahun-pengeboman Hiroshima dan Nagasaki juga termasuk babak non musikal di dalamnya.
Walaupun lagu-lagunya dipotong, kelebihan film ini tak ubahnya mixer rekaman, penyunting dengan jeli dapat mengekspos kanal-kanal masukan tertentu. Jadilah, permintaan Christina untuk tambahan reverb pada monitornya dapat didengar jelas saat “A Song For You” digarap. Bareng close-up ke leher gitar Santana, kanal solo gitarnya juga dinaikkan volumenya. Pindah-pindah adegan dari ruang berperedam ke ruang operator juga menyertakan potongan suara yang berbeda untuk jalan lagu yang sama (kalau ada istilah sudut-pandang mungkin ini boleh disebut sudut-dengar).
Kuli (buruh) dalam konteks kerja keras musisi mewujudkan konsep album adalah roh yang tertangkap sepanjang cerita. Tengok saja latihan, ribut konsep, cabut-pasang aransemen hingga larut di The Barn, tempat Trey Anastasio rekaman (termasuk dengan band Phish-nya dulu). Konsep jam band yang membuahkan “Gelo No Montanha” adalah lain sama sekali dengan awal usaha membuat lagu. Ini ditunjukkan dengan membelah layar menjadi empat dengan masing-masing mendeskripsikan berjalannya ribut-ribut yang satu dibalas dengan yang lainnya. Di lain tempat, Paul Simon antisipatif mengorganisir sekelompok perkusi untuk mendapatkan ambient Timur Tengah sehari sebelum jadwal studio nomer “I Do It For Your Love”. Kerepotan kecil lainnya diperlihatkan saat Hancock maupun John Patitucci beradaptasi dengan ritme Afrika konsep natif gitaris Lionel Loueke untuk mengiringi Sting pada “Sister Moon”. Rekaman real-time jarak jauh New York – LA dengan Raul Midon juga menunjukkan keseriusan mengerjakan “Possibilities. Selebihnya, walau dengan bungkus mewah-romantik film ini banyak menunjukkan detil bagaimana proses musisi bekerja keras dalam rekaman profesional.
Film ini diedarkan dalam bentuk DVD. Lewat menu, loncat saja ke trek bonus fitur Wayne Shorter atau Trey Anastasio DVD ini jika mencari lagu penuh. Di dalam dokumenter ini ada banyak kemungkinan yang kemudian terkuak dengan tak diduga-duga. Menyenangkan pula menikmati musisi-musisi muda seperti Jonny Lang dan Joss Stone (“When Love Comes to Town”); Damien Rice dan Lisa Hannigan (“Don’t Explain”). Mereka terlibat membawa-serta jamannya sekaligus warisan musik yang tak pernah usang. (*/Arif Kusbandono/WartaJazz.com)
Link terkait:
Website Harry Connick Jr.