ORNETTE COLEMAN – SOUND GRAMMAR
ORNETTE COLEMAN – SOUND GRAMMAR
Sound Grammar, 2006
- 1. Intro
- 2. Jordan
- 3. Sleep Talking
- 4. Turnaround
- 5. Matador
6. Waiting for You - 7. Call to Duty
- 8. Once Only
- 9. Song X
Musisi:
Ornette Coleman (alto saxophone, violin & trumpet); Denardo Coleman (drums); Gregory Cohen (bass); Tony Falanga (bass)
Sering kali seseorang senang membayangkan apa yang sedang dilakukan seorang tokoh besar atau pujaannya pada saat ini. Seperti halnya, barangkali sudah cukup lama penggemar Ornette Coleman menunggu album baru dari salah seorang pioneer free jazz yang saat ini masih aktif. Tentunya akan banyak bayangan yang terlintas dalam pikiran masing – masing penggemar apa yang terjadi.
Terakhir, Coleman mengeluarkan albumnya pada tahun 1996 dengan judul “Sound Museum”, “Four Women” dan “Colors” (Verve). Meskipun album – album tersebut tetap tidak dapat mengalahkan gaungnya ketika Ornette Coleman pertama kali menggebrak dunia musik jazz pada tahun 1959 dengan album “The Shape Of Jazz To Come” (Atlantic) atau dalam formasi double quartet “Free Jazz” pada tahun 1961.
Ketika itu dia mencoba untuk merepresentasikan gagasannya tentang bahasa / konsep permainan harmolodic kepada publik jazz. Hasilnya, banyak yang mengecam gagasan tersebut. Tetapi, tidak sedikit pula yang memuji akan kecermelangan ide Ornette Coleman tersebut. Pada dekade 1970an dan 1980an, dia mengembangkan konsepnya tersebut dalam instrumentasi elektrik sehingga memunculkan istilah free funk di kemudian hari.
Kerinduan para penggemarnya sebenarnya memang beralasan. Mengingat ketika memasuki dekade 1990an, Ornette Coleman seolah hilang ditelan bumi sebelum dia melakukan kontrak barunya dibawah major label Verve dipertengahan 1990an. Meskipun juga kerja sama tersebut tidak berlangsung lama.
Pada bulan September 2006 lalu, para penggemarnya berhasil menghilangkan dahaga yang lama ditunggu – tunggu dengan keluarnya album baru Coleman ini. Album ini sendiri merupakan rekaman konsernya di Jerman pada 14 Oktober 2005.
Tidak sampai di sini saja, penampilan Ornette Coleman kali ini mengajak beberapa rekan musisi barunya seperti Greg Cohen dan Tony Falanga yang sama – sama pemain bass, selain anaknya sendiri yang tetap setia mendampinginya sejak tahun 1960an, Denardo Coleman. Untuk Greg Cohen, barangkali dia sudah terbiasa dengan gaya yang ditampilkan Coleman ini. Mengingat Cohen juga merupakan anggota band Masada pimpinan John Zorn, yang banyak terpengaruh dengan gaya khas Ornette Coleman. Sementara, aktifitas Tony Falanga disibukkan antara bermain musik jazz, bergabung dengan kelompok chamber maupun solo performance. Dalam album ini, mereka berdua seolah berbagi tugas. Cohen lebih banyak memetik senar double bassnya, sementara Falanga lebih banyak menggesek senar tebal instrument besar itu. Ornette Coleman sendiri seperti biasa dia kadang beralih instrument antara alto saxophone, trumpet dan biola.
Selain itu, semangat bermain mereka yang ada dalam kesempatan ini mengingatkan akan karya – karya Coleman di tahun 1960an, terutama ketika Coleman ditangani oleh label Blue Note dengan formasi Ornette Coleman, Dewey Redman (tenor saxophone), Jimmy Garrison / Charlie Haden (bass) dan Denardo Coleman. Atau ketika dengan formasi trio dengan David Izenzon (bass) dan Charles Moffett (drum). Sejak awal penampilan sampai akhir pertunjukan tersebut, mereka tetap mampu mempertahankan kecermelangan dan “panas”nya kualitas permainan, spirit serta konsistensinya.
Setelah perkenalan, Coleman bersama teman – tamannya langsung menghentak dengan sebuah komposisi yang bertegangan tinggi, ‘Jordan’. Kalau diamati, komposisi ini maupun komposisi lainnya secara umum mempunyai tingkat kompleksitas yang cukup tinggi, terutama bagian ritmiknya. Denardo Coleman seolah harus membagi perhatiannya kepada dua orang pemain bass sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Lebih jauh lagi, sebenarnya dengan adanya “pembagian tugas” antara Greg dan Tony mempunyai batasan gerak antara keduanya supaya tidak tumpang tindih. Selain itu, peran Tony justru menambah kaya warna musiknya dan bisa menjadi counterpart permainan Ornette Coleman.
‘Sleep Talking’ muncul dengan aroma blues yang cukup kental dengan tema melodi yang cukup memikat. Meskipun demikian, tetap saja tidak merubah kesan kelam dari kelompok ini. Koleksi klasik ‘Turnaround’ karya Ornette Coleman yang diambil dari sampulnya di tahun 1959 “Tomorrow Is The Question”, muncul dengan interaksi yang ketat antar musisi. Gaya khas riang Ornette Coleman juga muncul dalam ‘Matador’. Keceriaan melodi komposisi ini mengingatkan kita akan koleksi lamanya ‘Una Muy Bonita’ dari sampul “The Change Of Century”. Komposisi ‘Waiting For You’ sangat unik, ada semacam kelenturan tempo yang membuat nuansa surealis namun juga ekspresif. Kurang lebih 21 tahun yang lalu, Ornette Coleman bersama gitaris Pat Metheny kembali menggetarkan dunia musik jazz dengan sampul “Song X”. Komposisi tersebut kembali ditampilkan dengan maksimal sebagai koleksi penutupnya.
“Entirely, this is the real jazz”, kata seorang kritikus jazz terkemuka ketika menanggapi keluarnya album ini. Disamping itu, Ornette Coleman maupun album “Sound Grammar” ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan bergensi. Di awal tahun 2007 lalu, beliau berhasil menyabet penghargaan Pulitzer Prize dalam kategori musik. Posisinya berbeda dengan ketika Wynton Marsalis meraih penghargaan serupa di tahun 1997 lalu dengan albumnya “Blood On The Field”. Penghargaan tersebut dianugerahkan kepada Wynton atas penulisan sebuah topik naskah dan lirik dari komposisi tersebut, bukan kepada karya musiknya itu sendiri.
Selain itu, dari ajang Jazz Journalists Association Awards 2007, Ornette Coleman membawa pulang 4 piala penghargaan yang meliputi Musician Of The Year, Album Of The Year, Small Ensemble Of The Year dan Alto Saxophonis Of The Year. Acara yang baru saja diselenggarakan di akhir bulan Juni 2007 lalu tersebut, merupakan hasil pemilihan lebih dari 400 anggota Jazz Journalists Association, sebuah organisasi professional non-profit. (*/Ceto Mundiarso/WartaJazz.com)
Link terkait:
Website Ornette Coleman