Review

Boi Akih – Lagu-lagu

Khazanah lagu -lagu rakyat Maluku diinterpretasikan dalam gaya folkie jazz yang menawan oleh Boi Akih yang terdiri atas Monica Akihary (vokal), Niels Brouwer (gitar,mandolin), Sean Bergin (penny whistle), Victor de Boo (drums), Eric Calmes (double bass) dan Ernest Reijsger (cello) dan dikemas dalam album bertajuk “Lagu Lagu”.

Lagu lagu rakyat seperti “Ole Sioh”, “Lembe Lembe”, “Panggayo” hingga “Tanase” disajikan dalam atmosfer yang unik. Tanpa harus menghilangkan nuansa Maluku yang konotatif dengan suasana pantai, dan diimbuh nuansa folk dan jazz. Sebuah proses interpretasi yang yang tak harus saling mengintimidasi.

Boi Akih ini merupakan medium ekspresi bermusik yang ditumpahkan pasangan suami isteri Monica Alihary, penyanyi yang berdarah Ambon Maluku serta Neil Brouwer sang suami yang berdarah Belanda. Jadi tak heran jika penggarapan album ini terasa sangat intens.

Dalam liner notenya Monica Akihary menulis, “Pada musim panas tahun 2002 saya dan Niels Brouwer diberikan sebuah kotak penuh dengan kaset, direkam di lapangan, di Maluku pada tahun 1948. Berikutnya suara rekaman kami bersihkan sampai keretak-keretaknya hilang, hingga akhirnya kami sempat mendengrkan musiknya. Kebanyakan lagu masih saya masih ingat dari masa kecil saya. Tapi ada yang berbeda karena teks yang saya dengarkan di kaset adalah teks asli, dimana keindahan kepulauan Maluku dilukiskan, teks tentang kehidupan sehari-hari orang nelayan dan tentunya cinta”.

Niels Brouwer pun mulai menata musiknya. Dia piawai membaurkan dua kultur musik yang berbeda. Ini jelas terdengar ketika anda mulai mendengarkan “Naik Naik Ke Puncak Gunung” sebuah folklore kanak-kanak yang menghadirkan musik minimalis yaitu penny whistle yang ditiup Sean Bergin serta perpaduan gitar dan mandolin yang dimainkan Brouwer. Monica Akih pun bersenandung. Sepintas mengingatkan kita pada karakter vokal Joni Mitchell, singer/songwriter Amerika yang kerap menyatukan folk dan jazz.

Dalam “La Apa Apa” Brouwer secara cerdik menyusupkan warna tribal music yang terwakili lewat ketukan perkusi yang ritmik dan repetitif dan ditabuh Victor de Boo, dibayangi tiupan penny whistle Sean Bergin seolah menyembulkan sebuah ritual yang digelar kepala suku.

Suasana pantai terekam nyata pada lagu “Lembe Lembe”, terdengar dominasi hembusan penny whistle dari Sean Bergin yang berkesan seperti piccollo. Menyimak lagu ini secara tak sadar kita tak bisa lagi membedakan musik musik Maluku dan Trinidad.

Brouwer memang ingin menumpahkan nuansa musik musik kepulauan dengan aura pasir pantai yang membentang. Eksotisme ini pun tertangkap kuping kita saat menyimak lagu “Pangayo” sebuah lagu tentang semangat para nelayan mengarungi samudera yang oleh Brouwer diberi ritme reggae berimbuh elektrik blues lewat petikan gitar elektrik pada beberapa birama serta tiupan saxophone yang impulsif.
Lewat “Tanase”, Brouwer malah meminjam irama Samba yang eksotik, bagai perpaduan pantai Natsepa dan pantai Ipanema. Irama ini membingkai rapat aksentuasi vokal Monica yang jernih dan bulat.

Lalu menyelusup pula pengaruh musik gospel dalam lagu “Buane A”, dimana Monica Akihary, Sean Bergin, Niels Brouwer,Victor de Boo,Eric Calmes dan Ernest Reijsger membentuk sebuah choir gerejani yang khidmat.

Sungguh album yang sepatutnya anda simak. Sebuah perpaduan musik yang chemistry antara Maluku dan Eropa, antara folk dan jazz.

Judul Album : Lagu Lagu
Artis : Boi Akih
Label : Bromo/Warta Jazz
Tahun rilis : 2005

Tracklist
1. Naik-Naik Ke Puncak Gunung
2. Hitam Manis
3. Ole Sioh
4. Potong Kayu
5. Lembe Lembe
6. La Apa Apa
7. Pangayo
8. Pantai Silale
9. Waktu Hujan Sore Sore
10. Buane A

One Comment

  1. LOOKING FOR JAZZ ARTISTS FOR 2010 JAZZ FESTIVALS/FLORIDA USA
    3215 PLAYER DRIVE,NEW PORT RICHEY,
    FLORIDA.346-2121. USA

    ATTN:MR.R.J.(BOB)HARRIGAN
    MUSIC ADVISOR/ARTIST LIAISON

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker