Review

Abadi Soesman Jazz Band – Jazz Masa Kini

abadi-soesman-jazz-masa-kini
Abadi Soesman Jazz Masa Kini

Judul Album : Jazz Masa Kini
Artis: Abadi Soesman Jazz Band
Label: Atlantic Record
Tahun Rilis: 1982

TRACK LIST
1. Hari Hari
2. Semua Bisa Bilang
3. Cinta Merdeka
4. Kelabu
5. Minggu Pag
6. Citra
7. Gemilang
8. Ku Lama Menanti
9. Children Of Fantasy
10. Lelaki
11. Venus
12. Dia

Memasuki era 80-an pemusik serba bisa Abadi Soesman membentuk Abadi Soesman Jazz Band yang didukung didukung Benny Likumahuwa. Mereka berdua selain bertindak sebagai player dan arranger, juga menempati posisi music director. Genre yang dipilih dalam album ini tampaknya memihak pada pola jazz rock dengan imbuhan Brazillian/Latin Jazz yang banyak beraksentuasi pada perangkat perkusi serta riuhnya bunyi bunyian brass section.

Abadi Soesman Jazz Band yang terdiri atas Abadi Soesman (piano,keyboard), Benny Likumahuwa (bass,trombone,flute), Marwan (trumpet), Narso (trombone), Lunggo (saxophone), Didiet Maruto (trumpet), Kanda (drums), Dullah Suweilleh (perkusi), Johnny (gitar) serta Ron Reeves perkusionis Australia yang saat itu bermukim di Indonesia. Untuk  divisi vokal ada Rien Djamain, almarhum Freddie Tamaela, Mira Soesman dan Eternals Trio.

Pola jazz rock terasa pada penampilan Freddie Tamaela yang membawakan lagu “Hari Hari” (karya Oetje F. Tekol) yang pertama kali dipopulerkan Gito Rollies pada tahun 1978. Beatnya pun diubah menjadi shuffle dengan susupan brass section yang saling menyilang pada permukaan lagu. Orientasi pada grup jazz rock Chicago maupun Blood Sweat & Tears terasa pada lagu yang arransemennya digurat Benny Likumahuwa. Pada lagu “Kelabu”, Freddie menyemburatkan aroma soul R&B. Terkadang Freddie mencoba meniru pola vokal Maurice White dari Earth Wind & Fire. Terasa soulful.

Munculnya Rien Djamain tampaknya seolah menetralisir aroma jazz rock yang kental di album ini. Dengan sentuhan poppish Rien Djamain melantunkan “Semua Bisa Bilang”, lagu karya Charles Hutagalung yang pernah dibossanovakan Margie Siegers bersama Jack Lesmana pada tahun 1975.

Pola Brazillian pun menyeruak pada lagu “Citra” karya Samsuddin Hardjajusumah yang dipopulerkan Bimbo pada tahun 1979. Rien Djamain  pun didaulat menginterpretasikan lagu “Ku Lama Menanti” karya Candra Darusman yang dipopulerkan Chaseiro pada tahun 1980.  Kelemahan justeru terletak pada vokal Mira Soesman yang seolah tanpa darah dan tanpa ekspresi. Mira lebih tepat membawakan lagu beraura pop sebetulnya.

Ketika Abadi Soesman Jazz Band menampilkan pola instrumental, muncullah dua karya Indra Lesmana yang saat itu memang masih terpukau dengan pesona Chick Corea dengan Latin Jazz Rock yaitu “Children Of Fantasy” dan “Venus”. Di kedua instrumental ini, Abadi memperlihatkan kepiawaiannya memainkan solo synthesizers lewat perangkat mini Moog synthesizers. Teknik glisando yang dijelujurinya mau tak mau mengingatkan kita pada akurasi solo ala Jan Hammer maupun Chick Corea.

Sebuah karya Jimmie Manoppo “Cinta Merdeka” dan “Gemilang” dari album Chaseiro di tahun 1979 ditampilkan dengan groove jazz rock berlumur aksentuasi brass rock. Seksi tiup ini memang tersimak elok dalam meniti unison yang berimbuh sinkopasi.

Inilah salah satu jejak jazz yang ditinggalkan Abadi Soesman dalam perjalanan musik nya yang panjang dan sarat warna. Sayangnya keberadaan album ini memang sulit ditemukan, kecuali ditangan para kolektor kaset.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker