Review

Toninho Horta – Diamond Land

Album  : Diamond Land
Label   : Polygram/Verve Records, 1989

01. Mountain Flight (Toninho Horta)
02. Ballad For Zawinul (Iuri Popoff)
03. Raul (Toninho Horta)
04. Girassol (Lô Borges / Márcio Borges)
05. Luisa (Toninho Horta)
06. From the Lonely Afternoons (Milton Nascimento / Fernando Brant)
07. Pilar (Toninho Horta)
08. Waiting For Ângela (Toninho Horta)
09. Diamond Land (Diamantina) (Juarez Moreira)
10. Beijo Partido (Broken Kiss) (Toninho Horta)

 

Diamond Land
Diamond Land

Diamond Land adalah salah satu proyek terbesar seorang legendaris gitar asal Brasilia, Toninho Horta yang melibatkan banyak musisi pendukung. Sebaliknya, Toninho pun seringkali dipercaya untuk menggarap album-album dari musisi (Brasil) kenamaan. Sebut saja Flora Purim, Milton Nascimento, Nana Caymmi, Gal Costa, Chico Buarque, Sergio Mendes, Caetano Veloso, sampai Eliane Elias. Toninho punya acuan tersendiri baik dalam petikan gitar maupun komposisinya, terutama keindahan melodi dan harmoni yang kaya serta permainan gitar versatil. Singularitas Toninho kerap menginspirasi seniman musik lain dari berbagai generasi, salah satunya adalah gitaris Pat Metheny yang menjulukinya dengan “Herbie Hancock-nya gitaris bossa nova”. Tampak jelas pengaruh Toninho atas beberapa komposisi ataupun gaya bergitar Pat.

Instrumen utama Toninho Horta adalah gitar akustik bersenar nilon (di Brasil sebutannya adalah violão), dan melalui alat musik tersebut, ia begitu mahir memainkannya pun meletakkan bersama instrumen lainnya baik dalam aransemen maupun komposisi – sangat khas Brasil. Terlihat bahwa album ini digarap serius, bahkan dapat dikatakan ini adalah landmark Toninho pada ranah musik (jazz) Brasil. Di dalamnya terdengar bermacam preferensi musikal; bossa, samba, smooth jazz, hingga fusion tersaji apik.

Trek pembuka “Mountain Flight” dikemas bossa, lengkap dengan aransemen gesek dan vokal latar berjalan seiring ritmik perkusi juga solo gitar Toninho. Makin nyaman waktu mendengar hembusan flute oleh Lena Horta. Salah satu “kilau berlian” pada album ini berasal dari nomor kedua, “Ballad For Zawinul” yang merupakan dedikasi Toninho untuk Josef “Joe” Zawinul. Rekan Joe dalam grup Weather Report, saksofonis Wayne Shorter, turut ambil bagian lewat tiupan saksofon alto. Buat anda penikmat smooth jazz, cobalah untuk menyimak “Raul”, “Luisa”, dan “Waiting For Angela”, serta bersiaplah untuk terbuai karenanya.

Denyut irama samba tercetus pada komposisi milik Milton Nascimento, “From the Lonely Afternoons”. Kali ini Toninho tampil bertiga dengan Nivaldo Ornellas (saksofon tenor) serta Armando Marçal yang memainkan instrumen khas samba, cuíca juga alat perkusi lainnya. Toninho tak luput menampilkan solo gitar nilon secara intensif dalam “Girassol”. Iapun mengetengahkan detak fusion orkestratik lewat nomor “Diamond Land (Diamantina)”. Penutup album ini adalah lagu bossa berjudul “Beijo Partido (Broken Kiss)”, liriknya ditulis oleh Toninho sendiri, ia menyanyikan syair berbahasa Portugis, sementara lirik dalam bahasa Inggris didendangkan oleh Joyce Silveira Moreno selaku pengalih bahasa. Tembang ini sangat kental  akan nuansa melankolia.

Di sisi lain, Diamond Land dipersembahkan oleh Toninho untuk orang-orang dalam hidupnya yang ia kasihi, sang istri Angela, sepasang buah hati Luisa dan Manuel, serta kedua orang tua yang telah tiada dan sangat ia rindukan – ibunda Maria de Cáritas Horta dan Prudente de Melo, sang ayahanda. Pada booklet album turut pula disertakan kata pengantar oleh Pat Metheny, komentarnya, “… pendek kata, ia adalah musikus luar biasa, gitaris langka yang mengerti esensi harmoni secara mendalam, dan –  diatas segalanya – salah satu orang besar penuh kelembutan, dan saya beruntung dapat mengenal Toninho. Album Diamond Land ini juga merupakan satu dari sekian banyak karya penting Toninho Horta, serta dapat menjadi pintu masuk bagi pendengar yang belum familier dengan musiknya.”

***

Bagi anda yang ingin menyaksikan langsung performa Toninho Horta di atas panggung, pastikan untuk hadir pada 3rd Asean Jazz Festival yang akan diselenggarakan 15 – 16 Oktober 2010 bertempat di Harbour Bay, Batam. Toninho dijadwalkan tampil dua hari berturut-turut.

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker