FestivalNews

Monju West Java World Music Festival akan digelar di Bandung

Sebuah perhelatan musik dunia, akan digelar di kota Bandung, dalam sebuah perayaan bertajuk MONJU WEST JAVA WORLD MUSIC FESTIVAL 2010 dengan tajuk Kemasan Musik Untuk Kekinian Dan Pesta Musik Nusantara. Acara ini digelar pada 19 dan 20 November 2010, di Monumen Juang Rakyat Jawa Barat Jl. Dipatiukur Bandung tanpa dipungut biaya.

Musisi yang akan tampil dalam perhelatan tersebut adalah mereka yang telah berkaliber dunia dan memiliki karya-karya yang berbasis tradisional seperti Patrick Shaw Iversen & Rune Broendbo ( Norwegia), Colin Bass dan Jenny Weisgerber (Germany), Kamal Musallam (Dubai), Ron Reeves/ Warogus (Australia-Indonesia), Sarah & Maika Gomez T’Tukunak (Spanyol), dan sejumlah musisi tanah air seperti Krakatau, Samba Sunda, Balawan & Batuan Etnik, Dwiki Dharmawan & WPO, Vicky Sianipar, Empat Peniti, Namin D’bajidor, Malire, Rengkong Itenas, dan seorang seniman fenomenal, Darso.

Demikian yang terungkap dari jumpa wartawan yang digelar di Galeri Kita, Kantor Dinas Pariwisata Jl. Martadinata Bandung, Senin (1/11) lalu. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat, Herdiwan yang didampingi musisi Dwiki Dharmawan dan Ismet Ruchimat dari kelompok Samba Sunda yang bertindak selaku penata artistik festival.

Ini merupakan kemasan musik kekinian dan pesta musik nusantara, sebuah perhelatan musik tradisional dunia yang ditempa sebagai sebuah karya yang telah mengalami proses eksplorasi dan akulturasi. Perhelatan yang berskala internasional ini menyajikan materi utama pertunjukan musik dunia yang di dukung oleh kegiatan lainnya seperti workshop, diskusi, bazaar dan pertunjukan happening art.

Saat ditanya WartaJazz tentang alasan kenapa acara ini digelar Herdiwan berkomentar, “Banyak musisi dari Jawa Barat yang justru menggelar karya atau membantu festival musik ditempat lain dan berkibar. Ini merupakan kesempatan berkarya dikampung sendiri. Acara ini juga memberikan kesempatan musisi untuk berkreasi”.

Dwiki Dharmawan - Herdiwan - Ismet
Dwiki Dharmawan - Herdiwan - Ismet

Dinas Pariwisata dan Budaya Jabar yang menjadi penyandang dana sebagai wujud dari turut membantu memberikan ruang pada seniman dalam menampilkan karya-karya yang lebih berpijak pada realitas kulturalnya, dengan harapan terjadi dinamisasi kultural dan dapat diterima kembali oleh masyarakat, setelah nampak gejala seni musik tradisional mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Tentu saja musik yang akan ditampilkan adalah musik tradisional yang telah dikemas dengan memperhitungka nilai global

Sementara Dwiki mengungkapkan, “Bandung memerlukan Quality Tourism. Acara Monju West Java World Music bisa menjadi salah satu magnet agar orang-orang yang datang ke Bandung mendapatkan sajian berkualitas”. Hal ini rupanya diamini oleh Pemerintah Daerah sehingga diharapkan memang acara ini bisa menjadi agenda tahunan agar para pelaku pariwisata dan masyarakat umum khususnya seniman dapat memperoleh manfaat.

Melalui MONJU WEST JAVA WORLD MUSIC FESTIVAL 2010, Kemasan Musik Untuk Kekinian Dan Pesta Musik Nusantara, diharapkan mampu membuka ruang dialog dan apresiasi antara musisi dunia, musisi Jawa Barat dan masyarakat pada umumnya, meningkatkan peran aktif komunitas seni tradisional agar terus berkarya dan berinovasi. Lebih jauhnya, dapat mengembangkan relasi kultural dan sosial antara Pemprov jabar, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat dengan komunitas seni budaya tradisonal serta masyarakat pada umumnya.

Ismet yang bertugas mengatur para artis yang akan tampil menyatakan “Penting sekali meletakkan peta Monju West Java World Music Festival dalam agenda World Music Festival dunia. Acara ini juga merupakan santapan pendidikan “. Dan hal itu disadarinya secara penuh dengan mengundang sejumlah musisi internasional yang memang memiliki jaringan didunia World Music khususnya.

Konsep kemasan musik dalam acara ini adalah konsep “pasar”. Sebuah kata yang cocok untuk kegiatan yang berbasis seni-budaya tradisional, tidak selalu resmi, namun meriah, spontan, apa adanya serta jujur. Konsep “pasar” pun sejalan dengan digelarnya bazaar dan workshop. Dalam bazaar transaksi yang terjadi adalah transaksi barang atau benda, sedangkan dalam workshop transaksi yang terjadi adalah transaksi pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kreatifitas.

Kegiatan ini akan memunculkan idiom-idiom lokal yang ada dalam seni-budaya tradisional dalam konteks musik dunia, sehingga kekuatan lokal dan lokalitas mampu menjadi daya magnetis bagi para musisi dunia untuk kemudian menjadi bahan olahan kreatifnya.

Tertarik mengetahui acara lebih lanjut?, silakan menghubungi

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker