Review

Tesla Manaf feat. Mahagotra Ganesha – It’s All Yours

Sebagai peringatan di awal, ulasan ini agaknya sulit menghindar dari acara mengingat-ngingat Pat Metheny Group. Intro kanon “Part 1” akan segera ingatkan fans Metheny pada “The Gathering Sky” (Speaking of Now, 2002). Gitaris Tesla Manaf yang akui pengaruh idolanya tersebut pun cerdas menerka cara berpikir sang maestro harmoni saat dihadapkan pada proses kreatif merangkaikannya menjadi musik. Transisi halus bak kain tak berjahit alias pendekatan contrapuntal, misalnya didapati pada balladPart 2” yang mengalir logis, lengkap dengan senandung tanpa lirik. Pembukanya pun kontras yang disengaja, disonansi kuat mundur maju seolah langkah laras yang kompleks.

Kecak jadi tolakan untuk melesat dalam bebop kaya improvisasi bebas “Part 4“, lagi-lagi ciri sang idola, dalam tekstur horizontal dengan banyak cuplikan blues di tengahnya. Babak-babak drama kecak yang menyekat lagu ini sebenarnya adalah tema album “It’s All Yours” yang memboyong rombongan gamelan dan penari dari Mahagotra Ganesha (MGG, unit kegiatan mahasiswa Bali di ITB). Kotekan kompak yang membuat gamelan Bali terdengar lebih kinetik memang belum padu betul dengan musik Tesla. “Part 5” adalah bagian yang kelihatannya berhasil mengambil bentuk kontemporer dari pertemuan dua kutub ini, justru khusyuk minus gamelan. Komposisi ini mengingatkan akan atmosfer jenuh nada-nada gamelan “Nijiko – Origin” (Takagi Masakatsu) yang kemudian tenar di-remix ke dalam kampanye “Intel Museum of Me” ataupun dari musisi kita sendiri, “Ruang Dialisis” (Dewa Budjana).

Secara keseluruhan memang album ini hanyalah dokumentasi parsial atas fitur MGG. Tanpa menonton langsung kita tak dapatkan gambaran para penarinya. Mungkin saja ada bagian adegan khayalan Raksasa merampas gitar Tesla; yang seperti ini tentu saja tidak bisa didapatkan visualisasinya dari sekedar mendengar.

* * *

Saat bertandang ke Jakarta, Benny Lackner memberikan pandangannya kepada penonton @america, bahwa “harus punya suara sendiri” adalah sindrom endemik yang menghinggapi musisi jazz. Bisa-bisa malah jadi berhenti berkarya kalau dihantui pemikiran seperti itu terus-menerus. Pianis yang berguru privat dengan Brad Mehldau tiap pekan selama setahun itu memang punya resiko dicap imitator, mungkin yang sinis akan berkomentar “yet another neo-fusion trio” atas konsep grup akustiknya. Nyatanya, saat ia memainkan set live, ada karakter yang tidak ditemukan pada grup kontemporer segenre yang pernah datang ke sini seperti E.S.T., Joona Toivanen Trio atau Cedric Hanriot Trio.

Tesla berubah banyak dari sejak pertama melihatnya tampil di ultah WartaJazz ke-8 yang lebih dekat ke ide-ide permainan akustik Al Di Meola atau John McLaughlin. Debut, apalagi dari tanah air sendiri, perlu didukung untuk dapatkan bentuknya secara alamiah. Tak ada yang lebih manfaat dari adanya niche untuk berkembangnya musisi. Tidak harus pula ikuti jejak transformasi Krakatau atau simakDialog misalnya (walaupun mungkin mereka sudah syah bilang been there, done that).

It’s All Yours (teaser album) by Tesla Manaf Effendi

Tesla : Guitar
Gega : Acoustic Bass
Yd : Keys, Synth
Dani : Drum, Perc
Mumu : Sopranos, Flute
Zaky : Voc
Adrian : Gamelan, Gangsa, Ceng ceng
Dewa : Gamelan, Gangsa, Ceng ceng
William : Gamelan, Kantil, Ceng ceng
Wisnu : Gamelan, Kantil, Ceng ceng
Gede : Gamelan, Jublag, Gong, Kempluk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker