Review

Jazz dan Magnet Bali: Rio Sidik di Ryoshi Seminyak

Pentolan kelompok eksotis Saharadja, Rio Sidik, merilis album live dalam formasi kuartet. Warna tonal serak terompet mendominasi “Live at Ryoshi House of Jazz” diselingi nomer-nomer lirikal dalam khidmatnya tiupan-tiupan panjang muted trumpet seperti pada “Night and Day” (yang sekaligus menampilkan dirinya bernyanyi). Tradisi sentak impulsif dari meniup lebih kuat ujung-ujung kalimat solonya, slur kilat bebop di atas pondasi modal, dan intensitas trans dikumpulkannya pada “Milestones” (standard melegenda yang dibukukan Miles Davis pada 1958).

Legenda horn lain, Freddie Hubbard, dinapaktilasi pada nomer perdana “Little Sunflower” (“Backlash“, 1967) masih dalam ragam gaya modal. Kepiawaian Rio memilih dengan tepat kapan nada dilekukkan (hingga mungkin meleset seperempat laras) sangat terasa saat lagu-lagu bertempo pelan seperti itu meluncur. Pun pada frase blues yang dieksekusinya dua kali ketika mengawali “All Blues” dan “Georgia on My Mind“.

Rio Sidik saat tampil di Asean Jazz Festival

Magnet Bali tak pernah luntur menarik aneka ragam orang untuk singgah atau bahkan tinggal, tak terkecuali musisi jazz. Atmosfer kondusif berkesenian pun menular pada geliat jazz ditandai adanya klub eksklusif. Ryoshi di Seminyak awalnya tidak dalam posisi itu, mulanya orang datang untuk cicipi sushi, tetapi setelah langganan mementaskan jazz justru tempat ini disesaki orang untuk piring hidangan yang memanjakan kuping; jadilah “House of Jazztagline-nya. Tak dilengahkan kesibukan sesi live semata, para penggiatnya tetap prolifik, ada album gitaris Koko Harsoe atau Yuri Mahatma misalnya. Jazz on Bromo lalu (23/09/’11) adalah kesempatan mengabsen mereka bersamaan: Joe Rosenberg kelihatannya kerasan, wajah baru Helga Sedli, lalu Vigneswaren Raja Endran yang sudah lumayan bisa bercakap-cakap dalam Bahasa Indonesia, dan yang lebih banyak terlihat adalah rombongan bedol desa para seniman musik tanah air yang pernah mengecap Yogyakarta. Album kuartet Rio ini turut merekam versi urban Bali itu, suasana hangat temaram lounge, dan kehidupan setelah matahari terbenam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker